BAIT Ministry

HUT BAIT ke 1 di Megamendung Bogor

Kunjungan ke Jemaat Sentul dan Panti Asuhan di Bogor dalam rangka HUT BAIT Ministry ke 1.

BAIT Ministry di Toraja

Kunjungan BAIT Ministry ke SLA Mebali dan berbagai tempat wisata dalam rangka HUT BAIT ke 3.

Kunjungan BAIT Ministry ke Palu

Kunjungan BAIT Ministry ke Palu Dalam Rangka HUT BAIT Ministry ke 4.

KKR Bait Ministry di Kotamobagu

KKR BAIT Ministry di Kotamobagu Dalam Rangka HUT BAIT Ministry ke 5.

Baptisan BAIT Ministry di Kotamobagu

Baptisan Setelah KKR Dalam Rangka HUT BAIT Ministry ke 5 di Kotamobagu.

Selasa, 14 Februari 2023

Valentine Day

 

 


Perayaan Valentine Day, menjadi hari yang dinanti-nanti banyak orang. Valentine day yang saat ini identik dengan coklat sebagai pernyataan sayang kepada orang lain bukan hanya jadi moment yang dinanti bagi mereka yang berpacaran tapi juga sampai anak Taman Kanak-Kanak mulai diajarkan guru sekolahnya untuk berbagi coklat di hari Valentine. Oma-oma yang giginya mulai ompong pun tak mau kalah, pengen dibelikan coklat di hari Valentine, meskipun hari ini menjadi hari neraka bagi yang jomblo karena tak ada yang memberikannya coklat ataupun kembang, meskipun hanya kembang kol, apalagi bunga popaya.

Meskipun Valentine Day banyak ditunggu-tunggu tetapi tidak sedikit juga yang bertanya-tanya, bisakah kita merayakan Valentine Day ? Apalagi dari kalangan tertentu melarang umatnya merayakan Valentine Day.. Untuk menjawab itu ada baiknya kita mengetahui sejarah perayaan ini dan makna apa di baliknya.

Perayaan Valentine Day sangat popular di berbagai negara namun banyak yang tidak mengetahui sejarah perayaan Valentine Day ini. Dalam catatan kami, yang kami ambil dari beberapa sumber, ada beberapa versi sehingga tanggal 14 Februari dirayakan menjadi Valentine Day.

Versi pertama mengenai perayaan ini adalah, mulanya perayaan ini diadakan pada 15 Februari untuk memuja dewi Lupercus. Ia merupakan ratu dari segala dewa dan dewi kepercayaan bangsa Roma. Orang Romawi pun mengakui kalau dewi ini merupakan dewi bagi kaum perempuan dan perkawinan, dewi kesuburan.  Dalam pesta tersebut, mereka memohon kesehatan dan kesuburan tanaman dan ternak-ternak mereka. Namun, pada malam sebelum Lupercalia, nama-nama anak perempuan Romawi yang sudah ditulis di atas kertas dimasukkan ke dalam botol/kendi. Lalu para lelaki menarik undian nama-nama perempuan yang akan menjadi pasangan mereka, serta menempelkan nama perempuan tersebut di lengan baju mereka. Pasangan-pasangan tersebut akan saling bertukar hadiah. Kaum perempuan akan menerima sarung tangan harum atau kado tertentu. Kadang-kadang, kebersamaan tersebut bertahan hingga lama. Akhirnya, pasangan tersebut saling jatuh cinta dan menikah di kemudian hari.

Lebih jauh lagi mengenai Lupercalia, dalam bahasa Yunani, Nimrod lebih dikenal sebagai Pan, sedangkan anjing ajak dalam bahasa Latin "Lupus" oleh sebab itulah bangsa Rumawi menamakan Nimrod sebagai "Lupercus" atau si pemburu anjing ajak. Untuk memuliakan Lupercus inilah mereka mengadakan hari perayaan yang disebut "Lupercalia" yg dirayakan setiap tanggal 15 Februari. Rupanya banyak orang Rumawi ingin puteranya gagah perkasa seperti Nimrod oleh sebab itulah mereka seringkali memberikan nama "Valentine" kepada putera-nya.

Di hari Valentine rasanya tidak komplit apabila tidak ada "Cupid" sang dewa asmara, dalam bentuk malaikat kecil tak berbaju yang selalu membawa panah untuk memanah sepasang hati manusia untuk saling jatuh cinta. Hanya sayangnya Cupid ini merupakan lambang dari pasangan Haram! Kenapa demikian? Cupid itu sebenarnya adalah gambaran atau lambang ketika Nimrod masih kecil. Nimrod adalah seorang pemburu maka dari itu juga Cupid ini selalu membawa panah. Pada masa mudanya Nimrod adalah seorang pemuda yg gagah sekali, sehingga di puja-puja oleh banyak kaum wanita (Daniel 11:37) yg membuat nafsu birahi mereka menjadi bangkit terbang melayang. Hal ini bukan hanya berlaku bagi perempuan di sekitarnya saja bahkan berlaku bagi Ibu Kandungnya sendiri "Semiramis" yg turut jadi tergila-gila oleh anaknya sendiri, sehingga akhirnya ia mengawini anak kandungnya sendiri. Oleh sebab itulah juga diberi sebutan nama "Cupid" yg berasal dari bahasa Latin "cupere" yang dalam bahasa Inggrisnya diterjemahkan sebagai "Desire" atau membangkitkan nafsu birahi. Jadi Cupid itu memanah bukannya untuk membuat orang menjadi saling jatuh cinta, melainkan untuk membuat nafsu birahi orang jadi bangkit. Pada tanggal. 15 Februari, Nimrod dan Ibunya mengakui kesalahan mereka, sebagai ibu dan anak, oleh sebab itulah juga bln Februari itu berasal dari kata Februa yang berarti "penyucian", dimana mereka akhirnya sadar bahwa azas kasih yang mereka lakukan itu tidak benar.

Pada pertengahan bulan Pebruari di Eropa dikenal juga dengan musim kawinnya jenis burung tertentu sehingga hal ini juga dihubungkan dengan musim mencari pasangan, waktu bercinta yang kemudian dialihkan menjadi waktu untuk memulaikan percintaan bagi anak muda. Ditentukan kemudian tanggal 14 Pebruari untuk mengadakan pesta khusus anak muda untuk mencari pasangan atau untuk mengadakan pendekatan kepada yang di taksirnya.

Versi lain mengenai perayaan ini berasal dari kata Galentine yang dalam bahasa Perancis Normandia berarti gallant atau cinta dan kata ini sangat popular pada abad pertengahan. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari.

Salah satu versi yang sangat popular mengenai perayaan Valentine Day ini merupakan kisah cinta romantis pada abad ke 14 di Ingris dan Perancis.  Kisah ini berawal dari seorang pastor  bernama Valentine bersama rekannya Marius secara diam-diam menentang pemerintahan Kaisar Claudius II kala itu. Pasalnya, kaisar tersebut menganggap bahwa seorang pemuda yang belum berkeluarga akan lebih baik performanya ketika berperang. Ia melarang para pemuda untuk menikah demi menciptakan prajurit perang yang hebat. Valentine tidak setuju dengan peraturan tersebut. Ia secara diam-diam tetap menikahkan setiap pasangan muda yang berniat untuk mengikat janji dalam sebuah perkawinan. Hal ini dilakukannya secara rahasia. Lambat laun, aksi yang dilakukan oleh Valentine pun tercium oleh Claudius II. Valentine harus menanggung perbuatannya. Ia dijatuhi hukuman mati pada tahun 270M setelah sebelumnya dipenjara.

Dalam legenda ini, Valentine didapati jatuh hati kepada anak gadis seorang sipir, penjaga penjara. Gadis yang dikasihinya senantiasa setia untuk menjenguk Valentine di penjara kala itu. Sebelum ajal tiba bagi Valentine, ia meninggalkan pesan dalam sebuah surat untuknya. Ada tiga buah kata yang tertulis sebagai tanda tangannya di akhir surat dan menjadi populer hingga saat ini yaitu —- ”From Your Valentine.” Ekspresi dari perwujudan cinta Valentine terhadap gadis yag dicintainya itu masih terus digunakan oleh orang-orang masa kini. Akhirnya, sekitar 200 tahun sesudah itu, Paus Gelasius meresmikan tanggal 14 Febuari tahun 496 sesudah Masehi sebagai hari untuk memperingati Santo Valentine.

Beberapa versi perayaan valentine di atas bisa saja saling berhubungan. Bisa saja suatu kebetulan kata Galentine yang berarti cinta kedengaran hampir sama dengan kata Valentine, nama seorang pastor yang jatuh hati kepada seorang anak sipir penjara di mana dia memperjuangkan pernikahan para serdadu. Secara kebetulan pertengahan bulan Pebruari adalah musim kawin jenis burung tertentu di Eropa dan kemudian dihubungkan dengan perayaan kekafiran untuk menghormati dewi Lupercus kemudian para rohaniawan Katolik menetapkan tanggal 14 Pebruari sebagai perayaan untuk memperingati Valentine yang mati sebagai martir dan kemudian ditetapkan sebagai seorang Santo. Coba perhatikan karya sang sastrawan Inggris ternama, Geoffrey Chaucer pada abad ke-14. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (“Percakapan Burung-Burung”) bahwa For this was sent on Seynt Valentyne's day (“Bahwa ini dikirim pada hari Santo Valentinus”) Whan every foul cometh ther to choose his mate (“Saat semua burung datang ke sana untuk memilih pasangannya”)

Sebagaimana perayaan Natal yang awalnya berasal dari kekafiran, perayaan Valentine Day yang sejarahnya simpang siur bisa jadi benar berawal dari perayaan kekafiran kepada dewa Romawi kuno. Sebagai umat Kristen tentu kita tidak memperingati perayaan kekafiran itu. Adalah mungkin memanfaatkan even tertentu untuk memberikan nuansa positif kepada yang kita cintai. Memanfaatkan even tertentu untuk menyatakan kasih sayang kita, tidak ditentukan dengan tanggal tertentu walaupun kitapun bisa saja memanfaatkan even yang sudah dikenal luas.. Pernyataan kasih sayang kita bukan terbatas hanya kepada pacar kita atau istri/suami tetapi pernyataan kasih dapat kita ungkapkan juga kepada keluarga dekat kita, anak-anak, orang tua atau sahabat kita. Perlu juga diingat ungkapan cinta yang tulus dan "tidak salah alamat" kepada sesama tidak harus hanya pada tanggal 14 Pebruari. semakin sering kita menyatakan cinta kita kepada sesama dengan cara yang pantas adalah lebih baik dan bila kebetulan di tanggal 14 Pebruari kita menyatakan cinta kepada yang kita cintai itu bukanlah suatu masalah bila motifnya bukanlah untuk perayaan kekafiran. tapi bila dengan merayakan Valentine Day bisa menjadi batu sandungan bagi diri sendiri atau bagi orang lain maka sebaiknya berpikir dua kali untuk melakukannya. Apapun yang kita lakukan hendaknya itu adalah untuk kemuliaan Allah. Filipi 4 : 4. BAIT