BAIT Ministry

HUT BAIT ke 1 di Megamendung Bogor

Kunjungan ke Jemaat Sentul dan Panti Asuhan di Bogor dalam rangka HUT BAIT Ministry ke 1.

BAIT Ministry di Toraja

Kunjungan BAIT Ministry ke SLA Mebali dan berbagai tempat wisata dalam rangka HUT BAIT ke 3.

Kunjungan BAIT Ministry ke Palu

Kunjungan BAIT Ministry ke Palu Dalam Rangka HUT BAIT Ministry ke 4.

KKR Bait Ministry di Kotamobagu

KKR BAIT Ministry di Kotamobagu Dalam Rangka HUT BAIT Ministry ke 5.

Baptisan BAIT Ministry di Kotamobagu

Baptisan Setelah KKR Dalam Rangka HUT BAIT Ministry ke 5 di Kotamobagu.

Sabtu, 28 Agustus 2021

Berkat ALLAH

 


Berkat ALLAH

Oleh : Pdt.  Dr. Allan Pasuhuk


Barangkali saudara pernah bertanya: Dapatkah Allah memberkati saya saat saya berada dalam situasi sulit? Akankah Allah memberkati saya orang berdosa ini? Dapatkah Allah memberkati saya saat saya menghadapi perlawanan hebat? Jawaban dari semua pertanyaan tadi adalah YA!

               Kisah dan pengalaman Isak membuktikan hal ini.  Isak adalah anak dari seorang yang terkenal, yaitu Abraham dan menjadi ayah dari seorang anak yang juga terkenal yaitu Yakub. Ada kurang lebih 13 pasal dalam buku Kejadian membahas kisah yang berhubungan dengan Abraham dan ada sekitar 10 pasal yang membahas kisah yang berhubungan dengan Yakub.  Kisah tentang Isak hanya dicatat dalam dua pasal yaitu Kejadian pasal 24 dan 26.  Tetapi ini bukan pertanda hidup Isak tidak berarti. Isak adalah anak perjanjian kepada Abraham yang sudah lama dinantikan. Isak adalah anak ajaib, karena dilahirkan pada saat ibunya Sarah sudah mati haid.  Mari kita lihat kehidupan Isak dalam Kejadian 26 untuk lebih memahami berkat-berkat Allah didalam kehidupan manusia.

Kejadian 26 diawali dengan kalimat, “Maka timbullah kelaparan di negeri itu.”  Isak sebagai seorang kepala keluarga yang bertanggungjawab tidak ingin istrinya yang cantik, dua anak kembarnya, hamba-hambanya beserta  kambing dombanya mati kelaparan. Dia ingin membawa mereka ke Mesir, ditempat yang banyak makanan. Tetapi dalam ayat 2, Allah melarang mereka untuk ke Mesir.  Tinggalah di negeri ini sebagai orang asing.

               Tinggal di negeri yang sedang dilanda wabah kelaparan sebagai orang asing???

               Saya yakin ada pelajaran penting yang Allah ingin sampaikan kepada Isak dan kepada kita yang hidup saat ini. Pelajarannya adalah Allah ingin menunjukkan kepada Isak dan kepada kita bahwa Allah dapat memberkati kita di dalam segalah situasi apapun yang kita hadapi.  Allah dapat memberkati kita dalam kehidupan ekonomi Negara yang sulit, Allah dapat memberkati kita walaupun keluarga kita sedang bermasalah, Allah dapat memberkati kita dalam pelayanan sulit yang sedang kita hadapi. Dalam situasi apapun, Allah tetap dapat memberkati kita. 

               Perhatikan janji Allah dalam Kejadian 26:3 Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau.

Janji Allah dan situasi di depan mata kelihatannya bertentangan. Di lingkungan sekitar sedang kelaparan. Tetapi Allah berjanji “Aku akan menyertai dan memberkati Engkau.”

Pelajaran pertama yang kita dapatkan saat ini adalah Allah dapat memberkati kita dalam situasi apapun yang kita hadapi.

Baca kisah selanjutnya dalam ayat 7-13.  Isak berdusta, dengan mengatakan kepada orang Filistin bahwa Ribka adalah saudaranya bukan istrinya.  Aspek menarik dari kisah ini adalah segera setelah dosa Isak diketahui dan Allah menggunakan Abimelek untuk menasehatinya, ayat 12 mengatakah Allah memberkatinya. Isak menabur dan hasil yang didapatnya adalah 100 kali lipat. Seratus kali lipat adalah hasil maksimum di Palestina, biasanya yang dipanen adalah tigapuluh ataupun limapuluh kali lipat.  Yang membingungkan disini adalah Isak berbuat dosa, berdusta, setelah dosanya diketahui dan saya yakin dia minta maaf, dia diberkati Tuhan dengan hasil panen seratus kali lipat. Isak juga adalah manusia berdosa yang banyak kelemahan.  Orang sering percaya bahwa Allah memberkati mereka yang layak mendapat berkat dan mereka yang berbuat dosa tidak layak menerima berkat Allah. Kisah Isak membuktikan bahwa adalah keliru bilamana kita berkeyakinan bahwa Allah hanya memberkati orang yang layak diberkati dan orang yang berdosa tidak perlu mendapat berkat. Allah tidak memberkati kita karena kita layak untuk diberkati, tetapi karena kasih, kebaikan dan karunianya yang sangat besar bagi kita sehingga kita diberkati.  Allah didalam kasih karunianya memberkati umatnya dalam situasi apapun yang mereka hadapi, sekalipun mereka manusia berdosa.  Allah membenci dosa tetapi mengasihi orang berdosa.

 

Kisah selanjutnya dalam ayat 14-23 kita melihat berkat Allah bagi Isak walaupun menghadapi berbagai tantangan.

Tantangan-tantangan apa saja yang dihadapi Isak?

1.      Karena diberkati, orang Filistin menjadi cemburu kepadanya (ayat 14) – Dicemburui adalah hal yang tidak menyenangkan.

2.      Karena berkat Allah, Isak dan keluarganya diusir dari tengah-tengah orang Filistin (ayat 16) – Diusir adalah pengalaman memalukan dan tidak menyenangkan.

3.      Dua sumur yang digali dirampas oleh orang Filistin (ayat 19-21) – Hak kita dirampas adalah hal yang menyakitkan.  Isak mengalah dan menggali sumur ketiga yang tidak menimbulkan permasalahan (ayat 22).

               Ada banyak yang mencoba menghalangi umat Allah untuk menerima berkat Allah.  Bisa saja orang tua, keluarga, tetangga,pimpinan, pemerintah dan lain-lain.  Tetapi walaupun banyak yang menghalangi, Alkitab membuktikan bahwa Allah tetap dan masih terus memberkati umatnya.

Mari kita simpulkan kisah Isak dengan menarik tiga pelajaran sederhana sehubungan dengan berkat Allah:

 

1.      Allah memberkati kita dalam situasi apapun yang kita hadapi.

2.      Allah memberkati kita walaupun kita manusia berdosa.

3.      Allah memberkati kita walaupun begitu banyak tantangan berada dihadapan kita.

Diulang tahun BAIT yang pertama ini, marilah kita sedikit melihat kebelakang dan menghitung berkat-berkat Allah yang begitu besar yang kita rasakan selama ini. Dalam situasi berat yang kita hadapi, ALLAH MEMBERKATI KITA, sebagai manusia berdosa yang lemah, ALLAH TETAP MEMBERKATI KITA, banyak tantangan yang dihadapi, ALLAH TERUS MEMBEKATI KITA dengan kata lain BERKAT TUHAN SELALU NYATA DALAM KEHIDUPAN KITA. SELAMAT ULANG TAHUN BAIT, lihatlah betapa besar BERKAT DAN KASIH SAYANG TUHAN bagi kita. 

PERLUASAN PELAYANAN DAN PERTAMBAHAN KEANGGOTAAN JEMAAT

 

PERLUASAN PELAYANAN DAN PERTAMBAHAN KEANGGOTAAN JEMAAT

Disadur kembali oleh: Pdt. D. Politon

Sumber: Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia – Perintisan dan Pengembangannya

Penyusun: Pdt. Emil H. Tambunan, PhD

 Tahukah saudara bahwa perkembangan perluasan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia merupakan usaha dan jerih payah dari saudara-saudara kita baik dari luar negeri dan juga beberapa suku di Indonesia? Berikut catatan mengenai perkembangan tersebut. Siapapun asal suku kita, bersyukurlah Tuhan menggunakan siapa saja dalam memperluas pekabaran Injil ke seluruh Indonesia.

 

Perkembangan pekerjaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di wilayah Hindia Belanda dari tahun 1913 hingga 1929 cukup pesat. Selama kurun waktu itu telah terorganisir 7 daerah pelayanan Injil yaitu, Jawa Timur (1913), Jawa Barat (1913), Sumatra Utara (1917), Sulawesi (1923), tanah Batak (1929), Ambon (1929), dan Sematera Selatan (1929) dan satu distrik yaitu Padang.

 

Pekerja-pekerja Injil dari Eropa pun semakin banyak yang tertarik dan datang ke Indonesia. A.H. Zimmermann dari negeri Belanda tiba bulan September 1921 di Batavia. Sebulan kemudian, tiba pula Peter Drinhaus dan Fredrick Dittmar bersama keluarga mereka. Menyusul kemudian P.J. Reubenheimer dan istri datang dari Afrika Selatan. Kedatangan pekerja-pekerja Injil berbangsa Jerman yang datang dari Eropa membuka lembaran baru di dalam pelbagai usaha pekabaran Injil, sejalan semakin longgarnya peraturan pemerintah Hindia Belanda terhadap kegiatan keagamaan di Indonesia. Demikian pula kepengurusan organisasi semakin dimantapkan melalui pengangkatan pimpinan di wilayah pelayanan Injil.

 

Dalam rapat Uni Malaysia pada tanggal 26 Januari 1927 telah ditetapkan pimpinan-pimpinan Daerah antara lain D.S. Kime, Ketua merangkap Bendaharan Sumatra Utara yang berpusat di Medan; B. Judge, Ketua merangkap Bendaharan Sumatera Selatan; dan H. Eelsing, Ketua Jawa Barat, dan H.M. Siburian sebagai bendahara.

 

Dalam rapat dua tahunan itu telah dilaporkan kemajuan-kemajuan termasuk penarikan jiwa, antara lain dibukanya pekerjaan di Aek Nauli oleh Kristomus Panjaitan pada bulan Juli tahun 1926. Kemudian sebanyak 21 orang telah dibaptis selama tahun 1926 di Sumatera Selatan, 6 orang dibaptis di Muara Aman, suatu pusat pertambangan emas di daerah Keresidenan Bengkulu atas Kebangunan Rohani yang diadakan oleh Luther Panjaitan. Seorang pekerja Injil bernama Lauw Yoe-djin telah membuka pekerjaan di Bintuhan, dan Muara Enim dan dari sana ia pergi ke Padang dan  Pelembang. Demikian juga penarikan jiwa di Jawa Barat menunjukkan kemajuan. Selama tahun 1926, sebanyak 161 orang telah dibaptiskan.

 

Pada waktu itu telah pula diadakan pembagian wilayah pelayanan, antara lain menetapkan Tanah Batak menjadi satu daerah, Pontianak, yang tadinya termasuk daerah pelayanan Singapura menjadi wilayah pengawasan Jawa Barat; Daerah Sulawesi meliputi pulai Sulawesi (Celebes), Banjarmasin (Kalimantan), Ambonia, Irian Jaya jajahan Belanda (Dutch New Guinea), pulau-pulau Maluku dan pulau-pulau Caribia dan Marshall di Pacific; dan Jawa Timur meliputi pulau-pulau di timur termasuk Timor.

 

Yang dimaksud Tanah batak adalah wilayah yang mencakup daerah Tapanuli yang pada saat itu lebih luas cakupannya sampai Sumatera Bagian tengah; dan yang disebut daerah Sumatera Utara meliputi Aceh dan Pantai Timur Sumatera; sedang Sumatra Selatan meliputi pantai Barat Sumatera, kemudian Bengkulu, Jambi, Palembang, pulau Bangka dan Belitung, sedang Riau lautan menjadi wilayah pelayanan Singapura.

 

Dua tahun kemudian A. H. Zimmermann, Ketua Jawa Timur menyampaikan laporan tentang kemajuan-kemajuan di daerahnya, antara lain pembagian daerah pelayanan: G. A. Wood yang mengambil alih tugas Zimmermann sebagai ketua selama Zimmermann cuti panjang. K. Mandias bekerja di Semarang yang kemudian digantikan oleh G. W. Wood.

 

Pekerja Injil di Semarang termasuk Lumentut dan Choo Yun-Fatt (kok seperti nama bintang film Laga Mandarin? J ). F. Dittmar yang kembali dari cuti bekerja di Surabaya bersama S. Ritonga dan Doso; J. P. Simorangkir dan Roesno bekerja di Yogyakarta; Kailola di Malang; E. W. Silitonga di Solo. Doso telah menghasilkan 6 baptisan di Sumber Wekas tahun 1927; P. Perterz bekerja di Salatiga dan telah menghasilkan 39 jiwa. Selama tahun 1928 sebanyak 128 jiwa telah dibawa ke dalam gereja MAHK di Jawa Timur. Pada tahun itu terdapat 3 sekolah dan 400 murid diwilayah itu.

 

Tentang J.P. Simorangkir, ia adalah seorang guru Injil yang tegas. Ia melayani di Sukabumi pada tahun 1921 dan dari sana ke Surabaya (1923-1925), kemudian ke Yogyakarta (1927-1929), dank e Padang (1930-1932). Sewaktu berada di Padang, semangat penginjilannya semakin berkobar dan ia sangat rindu memasuki tanah batak. Tetapi karena larangan pemerintah Belanda kepada sekte manapun untuk memasuki Tanah Batak masih tetap berlaku membuatnya semakin berkobar semangat untuk meminta izin kepada pemerintah Belanda di Batavia agar mengizinkannya memasuki Tanah Batak. Hasilnya? Iapun mendapat izin, tetapi pimpinan Uni menegurnya karena melakukan tugas mencari izin tsb, mengapa? karena itu adalah tugas Organisasi. Izin yang diperolehnya itupun diminta oleh pimpinan Uni tetapi ia tidak mau menyerahkan surat izin itu. Akibatnya timbullah perselisihan di atara Simorangkir dan Organisasi. Simorangkirpun diberhentikan dari pekerjaannya. Tetapi justru pemberhentian itu mendorong dia untuk lebih semangat kembali ke Tapanuli. Ia meninggalkan Padang menuju Tapanuli pada akhir tahun 1932 dan pergi menginjil ke Barus dan dari sana ke Pakkat. Cara penginjilannya adalah melalui sekolah bahasa Inggris. Ia melanjutkan penginjilan ke Tigabinanga, Tigalingga dan daerah-daerah Aceh Selatan. Banyak jiwa telah dibawa ke dalam gereja melalui penginjilan yang dilakukan oleh Simorangkir. Pada masa penjajahan Jepang (1944) ia kembali ke kampunya (Tarutung) dan meninggal di sana pada tahun 1945. Salah seorang anaknya kelak menjadi pimpinan di lingkungan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang bernama Dr. Amos Simorangkir,yang pernah menjadi Rektor Universitas Advent Indonesia, Ketua Uni Indonesia Kawasan Barat, Direktur Pendidikan Divisi Timur Jauh yang berkedudukan di Singapura waktu itu dan terakhir menjadi Gembala Jemaat GMAHK Indonesia di Loma Linda, California, Amerika Serikat.

 

Pada tahun 1927 oleh H. Aritonang telah membuka pekerjaan gereja di Kotaraja, Aceh (Kotaraja menjadi Banda Aceh, Ibukota Daerah Istimewa Aceh) melalui penjualan buku-buku. Cara yang sama telah dimulai di Pematang Siantar dan Karo tahun 1927. Seorang siswa seminari dari Singapura bernama Ginting Jawak telah menjual banyak buku Daniel di Kabanjahe dan Brastagi. Tiga orang pemuda dari tanah Karo telah memasuki seminari sebagai hasil perintisan dari Ginting tersebut.

 

Sebanyak 38 jiwa telah pula dibaptis di Sumatera Selatan pada tahun 1927 atas kerja keras Galman Matzen, seorang pekerja Injil berbangsa Belanda yang bekerja di Palembang tahun 1927 dan Law Yoe-djin, seorang guru Injil berbangsa Tionghoa berhasil membawa 20 jiwa ke dalam Gereja MAHK. Pada tahun itu sudah diperoleh kebebasan dari pemerintah Belanda mengajarkan Injil di Bandung, Cirebon, Weltervreden, Meester Cornelis, Buitenzorg dan di seluruh Jawa barat terdaftar 698 anggota sekolah Sabat di dalam 22 kumpulan, 7 Sekolah Gereja dan 650 murid. (Catatan: Welterveden adalah Jl. Sawo sekarang ; Meester Cornelis adalah Jatinegara sekarang dan Baitenzorg adalah Bogor sekarang). *


Tanya Jawab : Mengapa Rasul Paulus melarang para wanita untuk mengajar?

 


1 Timotius 2:11,12 : “Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerimah ajaran dengan patuh. Aku tidak mengisinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengisinkanya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.”

 

Pertanyaannya: Mengapa Rasul Paulus melarang para wanita untuk mengajar?

 

 

Ayat ini terdapat didalam surat rasul Paulus yang disampaikan melalui surat kepada Timotius menyangkut arahan-arahan kepada anggota jemaat di Efesus tentang cara beribadah.  Didalam 1 timotius 2:8-15, rasul Paulus memberikan arahan-arahan menyangkut cara berdoa bagi seorang pria, cara berdandan bagi seorang wanita, dan juga larangan kepada kaum wanita untuk mengajar.  Sesuai dengan konteks penulisan ayat ini, ayat-ayat ini merupakan  nasehat kepada anggota jemaat di Efesus menyangkut pertemuan ibadah umum.

Ada beberapa pengertian dan interpretasi yang muncul dari ayat-ayat ini.  Menurut George W. Knight, ayat-ayat ini adalah nasehat rasul Paulus kepada kaum wanita untuk tidak menguasai dan mengganggap remeh kepemimpinan kaum pria di jemaat.  Sementara itu menurut Hendrickson, maksud Paulus menulis ayat-ayat  ini adalah untuk mengamarkan kaum wanita agar mereka dapat menyerahkan diri mereka dan tergantung sepenuhnya kepada kaum pria.  Lea and Griffin memiliki pengertian dan interpretasi yang juga berbeda.  Menurut mereka berdua, ayat-ayat ini adalah amaran rasul Paulus kepada para wanita di jemaat Efesus agar menghormati dan tidak memberontak terhadap kepemimpinan tua-tua jemaat yang pada waktu itu kemungkinan besar adalah kaum pria.  Salah satu cara untuk memperoleh kemungkinan jawaban tentang hal ini adalah meninjau latar belakang  budaya dan situasi dimana anggota jemaat Efesus itu hidup.

 

Status wanita pada  zaman Perjanjian baru

Ada beberapa wanita yang terlibat didalam sejarah alkitab dan tercatat didalam Perjanjian baru. Ada juga beberapa wanita yang tercatat terlibat didalam cerita-ceritera Jesus dan gereja mula-mula. Status wanita  pada zaman Perjanjian baru, memang sedikit rendah dibanding dengan pria.  Pengaruh ini datang dari para ahli filsafat dan guru-guru yunani.  Menurut ahli filsafat Yunani,  Philo dan Joshepus, status wanita sedikit rendah dibanding kaum pria disebabkan karena didalam pengambilan keputusan sehari-hari wanita lebih banyak menggunakan perasaan dari pada pikiran sementara kaum pria lebih banyak menggunakan akal pikiran yang adalah lebih baik dan lebih tepat digunakan didalam pengambilan keputusan dari pada perasaan. Kedua ahli filsafat yunani ini mengajarkan status wanita lebih rendah dari pada kaum pria.  Menurut ahli teologia yang bernama Jame B. Hurley, Talmud tidak banyak menjelaskan tentang wanita pada saat itu karena pada saat itu wanita tidak banyak terlibat atau mengambil bagian pada acara-acara umum  secara kusus pada acara ibadah umum.  Kaum wanita tetap  berada di rumah dan melaksanakan tugas dan tanggungjawab mereka sebagai ibu rumah tangga, menjaga dan membimbing serta mendidik anak mereka dibawah pengawasan sang suami yang adalah kaum pria tentunya. Beliau juga menerangkan bahwa para wanita pada saat itu tidak diperkenankan berpartisipasi dalam hal ini mengambil bagian untuk memimpin ibadah pada acara-acara resmi di umum  walaupun mereka berkwalitas. Menurut Constance . Parvey,  percampuran budaya antara Roma dan Yahudi sangat mempengaruhi pola hidup para wanita yahudi pada zaman perjanjian baru. Para wanita Roma dapat atau dizinkan untuk terlibat pada kegiatan-kegiatan umum sementara para wanita  yahudi tidak dilibatkan pada acara-acara umum  bahkan tidak memiliki kuasa atau hak untuk memilih didalam pemilihan-pemilahan umum.  Para wanita tidak dilibatkan pada acara-acara pemerintahan dan masyarakat umum bahkan pada acara-acara ibadah umum, pekerjaan itu adalah tanggungjawab  kaum pria. Didalam situasi seperti itu orang Yahudi tetap mengikuti aturan pemerintahan Roma tetapi mereka juga dengan tegas dan sangat berhati-hati memelihara budaya mereka teristimewa budaya rohani dirumah didalam keluarga mereka masing-masing.

 

Status wanita pada abad-1

Menurut Jeffers, status para wanita pada abad pertama juga memang sedikit rendah dari kaum pria.  Sesuai dengan aturan dan budaya Roma pada abad pertengahan suami adalah kepala keluarga dan  berkuasa  sampai mati.  Kehidupan dan status seorang wanita pada abad-1 didalam falsafah dan budaya hidup orang Yunani adalah wanita sebagai alat produksi untuk menambah jumlah anggota keluarga dan penduduk .

Budaya dan anggapan umum orang-orang yang hidup pada abad-1 adalah wanita secara kusus yang sudah menikah dapat meninggalkan rumah hanya untuk menghadiri acara-acara yang paling penting sekali karena sesuai dengan anggapan umum pada saat itu, seorang wanita yang didapati ditempat umum tanpa alasan penting adalah pekerja sex atau budak.

 

Situasi di Jemaat Efesus

Kota Efesus adalah kota perdagangan dan terletak pada tempat strategis  sehingga kota ini menjadi kota pelabuhan yang sangat strategis.  Kota Efesus telah menjadi pusat kota perdagangan di Asia kecil pada saat itu.  Kota ini juga sangat terkenal dengan keberadaan dewa Artemis. Dewa yang disembah sebagai dewa kesuburan dan ibu dari para dewa.  Dewa Artemis digambarkan sebagai seorang wanita yang memiliki banyak buah dada dibadanya.  Dewa artemis dikenal di Roma dengan nama dewa Diana. Dewa ini juga dipercayai sebagai dewa yang membantu  para wanita pada proses melahirkan bayi mereka. Mereka membangun sebuah kuil besar dikota Efesus untuk menyembah dewa Artemis.  Didalam proses penyembahan dewa Artemis selalu diadakan sek masal yang suci menurut pandangan mereka seperti yang hal yang sama diadakan pada saat penyembahan kepada dewa Marduk di Babylon dan Aphroditus di Korintus pada abad-1.  Budaya dan situasi secara kusus penyembahan kepada dewa Artemis sangat mempengaruhi kehidupan para wanita yang hidup pada abad-1, bahkan pengaruh ini sempat dibawah masuk kedalam gereja oleh orang-orang yang baru bertobat dan bergabung dengan Jemaat Tuhan di Efesus.

 

Kesimpulan

Pengaruh budaya sebagaimana telah bahas diatas bahwa situasi saat dimana rasul Paulus menulis surat kepada anggota Jemaat yang ada di Efesus jelas mengatakan bahwa status wanita diaggap saat itu sedikit rendah dari para kaum pria. Ditambah lagi dengan situasi  dan budaya dimana kalau seorang wanita didapati diluar rumah tanpa ada pertemuan atau acara yang paling penting sekali mereka akan diaanggap sebagai budak dan pekerja sex.  Dan juga situasi kota Efesus dengan adanya dewa Artemis lebih mendukung rasul Paulus untuk melarang para wanita yang memiliki konotasi negatif berada pada pertemuan-pertemuan umun untuk tidak tampil atau mengambil bagian dan mengajar  pada acara ibadah umum 

DOA DAN SOTERIOLOGY (Lanjutan)

 


DOA DAN SOTERIOLOGY

URAIAN SINGKAT ALKITABIAH

(lanjutan)

Oleh: S. Tandidio, MA-R, M.Th

IV. Theologi, Perilaku, dan Sikap Saat Berdoa

Di bagian 1, arti doa dalam PL telah diberikan secara singkat.  Bagian dua telah membahas dengan ringkas arti doa berdasarkan PB.  Sebagai lanjutan dari dua bagian tersebut, kali ini kita akan melihat—dengan ringkas—tentang theologi, perilaku, dan sikap saat berdoa.

 

4.1.     Theologi

 

Theologi doa tidak terlepas dari pengertian kata-kata PL qārā’, ša’āl, pālal, zā‘aq, śîach, tәchinnāh, atau tәpillāh; dan kata-kata PB proseuchomai, erôtaô, deomai, aiteô, entugchanô, atau epikaleô—seperti dalam bagian 1 dan 2.  Berdasarkan arti kata-kata PL dan PB di atas, dapat diformulasikan bahwa doa berkaitan dengan kehidupan kekal dan kehidupan fana manusia. 

 

Melalui doa manusia mengakui bahwa Tuhan sebagai sang Khalik. Doa adalah sarana yang manusia gunakan untuk memohon penebusan, pengampunan dosa, dan anugrah Allah.  Ini berhubungan dengan keselamatan manusia—hidup yang kekal.  Doa juga berhubungan erat dengan keperluan badaniah manusia fana di atas dunia.  Di saat doa dipanjatkan kepada Allah, manusia mengakui bahwa dia adalah ciptaan dan Allah adalah Pencipta.  Doa yang dicontohkan oleh Tuhan Yesus dalam Mat 6:9-13

 

 

merupakan contoh konkrit bahwa doa berkatian dengan soteriology dan kehidupan manusia di dunia fana.  Tidaklah heran jika Paulus mengatakan,  “tetaplah berdoa” (Kol 4:2; 1 Tes 5:17). 

Doa adalah sarana permohonan pengampunan dosa dan rahmat Allah.  Secara mistikal, doa adalah satu alat di mana manusia berbicara dan melepas rindunya kepada TUHAN dalam satu hubungan yang erat dan teguh.  Dalam doa manusia memanggil nama-Nya, berseru kepada-Nya, mengundang Dia untuk hadir dalam permasalahan, memohon kehadiran-Nya, meminta berkat dari-Nya, memohon keadilan-Nya, mengharapkan petunjuk-Nya, menyampaikan keluh-kesah jiwa, bertanya pada-Nya, menuntut janji-Nya, dan memohon pengantaraan.  Kasih karunia Allah adalah harapan utama yang terkandung dalam doa seseorang. Makna harafiah dan mistikal doa ini menunjukkan bahwa secara theologis, manusia adalah ciptaan Allah yang telah jatuh ke dalam dosa dan putus hubungan dengan sang Pencipta. Doa adalah sarana di mana manusia dapat bertemu dengan penciptanya secara spirituil dalam satu hubungan yang erat dan teguh. 

           Doa adalah bagian dari šachah (Ibrani) atau proskuneô (Yunani) “kebaktian” yang dalamnya manusia datang membungkukkan hati menyembah Allah dan mengakui dia sebagai sang Khalik.  Secara rohaniah, doa adalah nafas hidup orang Kristen.  Pengampunan dosa adalah unsur yang penting dalam permintaan doa.  Nyata bahwa doa pasti dijawab asalkan doa itu dipanjatkan dalam nama Yesus Kristus (contoh 1 Yoh 5:15-15; dll.; bandingkan dengan Mat 26:42; Mrk 14:36; Luk 22:42).  Doa dipanjatkan bukan untuk merubah kehendak Allah, tetapi untuk menyatakan bahwa kehendak Allah adalah yang terbaik.  Allah telah menyiapkan jawaban dari setiap doa, bahkan sebelum doa itu dipanjatkan.  Dengan itu, iman menjadi unsur penting dalam menanti jawaban doa.  

 

Yesus-lah yang mediatori manusia dengan Allah (1 Tim 2:5) dengan entugchanein “melakukan doa pengantaraan” bagi umat-umat-Nya (Ibr 7:25).  Kalau demikian, doa sangatlah penting bagi para pengikut Yesus. Walaupun doa tidak menyelamatkan, tapi doa berhubungan erat dengan keselamatan.  Melalui doa, seorang meminta ampun dosa dan memperbaharui hubungannya dengan Kristus.  Lewat doa, seorang dapat meminta pengampunan yang disediakan melalui darah Yesus.  Dalam proses penyucian, Roh Kudus akan menyucikan seorang yang telah meminta ampun dosa dan membantu orang itu untuk melakukan kehendak Allah.  Ketika berdoa, manusia sadar bahwa dia tidak dapat mengantarai dirinya sendiri.  Seorang mediator diperlukan.  Meditor itu adalah Yesus Kristus, imam besar kita (1 Tim 2:5; Ibr 8:6; 9:15; 12:24). 

 

Jika ada orang, setinggi apapun pendidikannya, yang mengatakan bahwa doa itu tidak perlu, maka orang tersebut tidak mengakui Allah sebagai sang Khalik, tidak memerlukan penebusan, dan tidak mengakui Tuhan sebagai pemberi kebutuhan badaniah yang dia perlukan.  Ellen G. White berkata bahwa doa ibarat makanan sehari-hari (MYP, hal. 115).  Jika seorang tidak makan, orang itu akan sakit—dan jika dia terus-menerus tidak makan, dia akan mati.  Jika seorang tidak berdoa, dia akan sakit, dan jika dia terus-menerus tidak berdoa, dia akan mati rohani.  Pemberian rahmat hanya dapat diterima jika seorang berdoa dan memintanya kepada Allah (bandingkan AA, hal. 49).  Ini berarti bahwa orang yang tidak berdoa tidak akan menerima rahmat Allah.  Oleh sebab itu, setiap hari yang kita masuki harus dimulai dengan doa (4 T, hal.,  588)—kemudian berdoa setiap saat dalam hati atau tempat tertentu—dan hari itu ditutup dengan doa (Ibid., hal.,  615-16).  Dalam kaitannya dengan doa, beginilah hari-hari orang Kristen harus dimulai dan diakhiri—hubungan kita dengan pencipta tidaklah boleh berakhir!

 

4.2.     Perilaku Saat Berdoa

 

Perilaku yang benar dan tidak benar saat seorang berdoa dinyatakan oleh Tuhan Yesus, dalam perumpamaan-Nya yang terdapat dalam Luk 18:10-14.  Yesus berkata:

 

10 “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 11Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 12aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 13Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 14Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan” (LAI).

 

 

 

Dalam perumpamaan di atas, orang Farisi menghakimi orang lain dan menganggap dirinya suci.  Ketika seorang berdoa, motif yaitu yang mencakup perilaku hati dan pikiran adalah  yang terpenting untuk dipersiapkan.  Ketika berdoa, seorang harus menyadari bahwa dia adalah ciptaan yang akan memohon pada sang Pencipta.  Dia harus mengerti bahwa dia adalah orang berdosa yang tidak memiliki kebenaran pribadi.  Oleh karena itu, dia datang kepada Allah dalam doa untuk meminta pengampunan dosa.  Dalam hal ini, perilaku seseorang sangatlah penting.  Perilaku itu haruslah dituntun oleh Roh Allah.  Kerendahan hati dan merasa diri orang berdosa adalah perilaku yang Allah inginkan saat seorang berdoa.  Penting bagi seorang pendoa untuk menyadari bahwa doanya tidak akan mengubah apa yang Tuhan telah persiapkan banginya, yaitu yang terbaik bagi si pendoa (bandingkan dengan Mat 6:8).  Tanpa merasa bahwa dirinya ptôchoí tô pneúmati “miskin rohani” (Mat 5:3; bandingkan Wah 3:17) maka perilaku seorang pendoa bukanlah perilaku yang benar saat berdoa.

 

Menurut Ellen G. White, perilaku seorang yang menghadap Allah untuk meyampaikan petisi-petisinya melalui doa sangatlah penting.  Perilaku itu haruslah perilaku yang yang sesuai dengan keinginan Allah, yang mencakup: (1) Penghormatan kepada dan rasa gentar yang suci di hadapan Allah (MS 84, 1897, lihat juga 2 SM, hal., 312); (2) Merasa bergantung sepenuhnya kepada Allah (Ibid.); dan (3) kerendahan hati yang murni karena bukan sikap tubuh  yang dituntut saat seorang menghadap Allah dalam doa (MS 29, 1892).  Ellen G. White berkata, “kita harus selalu berdoa dengan hati yang lembut dan penuh kerendahan hati…” (Letter 342, 3 SM, hal., 266). 

 

 

4.3.     Sikap Saat Berdoa

 

4.3.1.        Dasar Alkitab dan Ellen G. White

 

Sikap tubuh yang penuh hormat saat menghadap oknum Ilahi berbeda berdasarkan kebudayaan masing-masing.  Walaupun demikian, ada satu persamaan nyata, yaitu setiap sikap tubuh tersebut mengekspresikan penghormatan pada sang Khalik. Orang Yahudi Kristen (Messianic Jews), seperti yang pernah saya lihat, berdiri saat berdoa, dan mereka merasa bahwa itu adalah penghormatan yang tinggi pada Yeshua “Yesus.”  Orang Slavic contohnya menghormati Allah dengan cara berdiri saat doa pastoral dilayangkan.  Dan banyak lagi perbedaan-perbedaan sikap badan berdasarkan budaya masing-masing saat seorang berdoa kepada Allah.   

 

Bagaimana sikap berdoa yang disarankan oleh Ellen G. White?  Di satu Sabat pagi di Battle Creek, Ellen G. White duduk di jajaran bangku para tamu, dan melihat seorang pelayan yang sedang memimpin umat untuk berdoa, dan si pelayan akan menginstuksikan hadirin untuk berdiri.  Lalu Ellen G. White dengan tegas berbisik memanggil namanya dan mengakatan “berlutut!” Ketika menceritakan kembali peristiwa ini dalam 2 SM, hal., 311, ia berkata “inilah selalu sikap tubuh yang tepat…”  Apakah bertelut adalah “selalu” satu-satunya sikap badan yang tepat untuk berdoa menurut Ellen G. White?  Untuk menjawab pertanyaan ini, maka komentar-komentar Ellen G. White harus dilihat secara hermeneutic dan tidak terfokus kepada satu kutipan saja! 

 

[TAMBAHAN: Sebelum seseorang mempelajari tulisan Ellen G. White, maka perlu untuk mengerti bahwa tulisan-tulisan Ellen G. White harus diuji dengan Alkitab dan bukan Alkitab yang diuji dengan tulisan Ellen G. White—jangan sampai kita sebagai orang Advent memutar prinsip ini, yang akan menyebabkan tulisannya menjadi lebih tinggi dari Alkitab dan Ellen G. White menjadi tuhan gantinya Yesus sang Anak Allah Terkadang orang-orang Advent meninggikan tulisan Ellen G. White lebih dari pada Alkitab.  Ini menyebabkan pola hidup beliau dijadikan contoh yang tak mungkin salah dan berotoritas mutlak bagi kehidupan orang-orang Advent.  Kecenderungan seperti ini telah, dengan sengaja atau tidak, mengarah kepada penyembahan spiritual padanya.  Seharusnya, hal ini hanya kita berikan kepada Yesus Kristus, Tuhan yang mengutus Ellen G. White.  Itu berarti bahwa hanya pola hidup Yesus Kristus-lah yang tak mungkin salah dan berotoritas sebagai contoh ideal bagi semua aspek kehidupan umat Tuhan.  Tulisan Ellen G. White telah diuji dengan Alkitab dan terbukti tidak bertentangan dengan firman Allah.  Maka sangatlah disarankan agar tulisannya dijadikan komentari saat kita meneliti Alkitab.  Marilah kita lihat sikap tubuh yang berkenan saat berdoa dalam tulisan Ellen G. White.]. 


Yesus Berkata : ”Diam & Tenanglah”

 


Yesus Berkata :

”Diam & Tenanglah”

Pdt. Drs. Reinhold Kesaulya, MPH

Pendeta Pensiunan

 


Tenggelamnya kapal mewah Titanic pada tanggal 15 April l912 merupakan malapetaka kelautan terburuk dalam sejarah di abad 20 yang lalu. Reruntuhan Titanic ditemukan oleh Robert Ballard tahun 1985. (National Geopgraphic, Dec. 1986; Houston Post, Oct. 3, 1994, p. A-5).

 

Berat kapal 46 juta kg. Panjangnya 264,60 m. Lebar 27,6 m dan tinggi 31,2 m dari lunas. Kapal Titanic dibuat dengan menghabiskan 20.000 ton baja. Kekuatan mesinnya 50.000 TK. Dindingnya dibuat berkonstruksi baja setebal 5 cm dengan 16 ruang kedap air. Berat jangkarnya 1.500 kg dan memerlukan 20 ekor kuda untuk menarik kereta bermuat jangkar tersebut. Kapal Titanic dibuat di galangan kapal di Belfast Irlandia oleh 16 insinyur terkenal dengan perancang kapal Thomas Andrews.

 

Thomas Andrews berkata: “Kapal ini paling sempurna buatannya yang dapat dipikirkan otak manusia”. Kemudian ia tambahkan bahwa: “Kapal ini tahan hantaman ombak dan gelombang bahkan Tuhan Allah sendiri tak dapat menenggelamkannya”. Tanggal 10 April 1912 Titanic siap diberangkatkan dari London menuju New York dengan membawa 2.300 penumpang. Begitu yakinnya mereka akan kehebatan kapal ini sehingga disediakan hanya 20 sekoci untuk 1.250 orang.

 

Kapten Edward J. Smith yang sudah mengantongi pengalaman berlayar selama 43 tahun dipercayakan menakhodai pelayaran perdana Titanic. Ini adalah pelayaran terakhir menjelang pension. Kecepatan ditambah menjadi 22 knot per jam untuk memecahkan rekor pelayaran London-New York. Jalur yang akan dilayari kapal Titanic saat itu dipenuhi dengan gunung es terapung.

 

Dalam bukunya “The World’s Greatest Mistakes, halaman 63-70 Nigel Blundel mengatakan bahwa berbagai amaran radio disiarkan oleh kapal-kapal yang turut melayari lautan tersebut. Sejak tanggal 14 April 1912 amaran-amaran radio di teruskan ke kapal Titanic dari: (1) Kapal Baltic pada jam 7:15 malam. (2) Kapal Messaba pada jam 9:40 malam. (3) Kapal Californian yang berhenti 8 mil dari sebuah gunung salju besar. Namun semua amaran tersebut diabaikan saja oleh operator radio Titanic dengan keyakinan bahwa kapal ini termasuk yang terhebat, terbesar dan tak dapat ditenggelamkan oleh apapun.

 

Operator radio begitu yakin sehingga amaran-amaran tidak diperhatikan dan tidak dijawab baik melalui kode morse ataupun lampu sorot. Semua amaran yang ditelegramkan sebanyak 6 kali mengatakan: “Awas, hati-hati. Ada banyak gunung salju di jalur pelayaran anda.” Amaran ke 7 dijawab oleh operator radio yang sementara menikmati musik di radionya dengan mengatakan: “Tutup mulut, saya lagi sibuk.”

 

Perwira jaga di malam naas itu bernama Fredrick Fleet melihat sebuah bayangan gelap yang besar tepat di jalur kapal. Dengan segera ia perintahkan perwira Murdock di ruang kemudi untuk hentikan mesin dan segera mundur. Tetapi kecepatan kapal tak dapat ditahan. Kapal Titanic menghantam sebuah gunung salju dengan ketinggian 27 meter pada jam 11:40 malam, 30 menit setelah amaran ke 7. Dinding kapal sepanjang 60 meter terrobek dan Titanic terpatah dua.

 

Para penumpang di kapal hanya merasakan sedikit goncangan tetapi tidak menyadari bahwa haluan kapal bagian kanan telah terrobek sepanjang 60 meter dan air mulai menyerbu ke dalam palka kapal. Ketika para perwira dan operator radio menyadari keadaan barulah kesibukan mengirim berita SOS mulai dikirim. Kapal Californian yang berada paling dekat ke kapal Titanic hanya sekitar 12 mil. Tetapi karena amaran-amaran yang dikirim tidak dijawab oleh operator radio Titanic, mereka kemudian mematikan radio mereka dan mulai beristirahat.

 

Ketika lampu-lampu mulai padam dan menyala berulang kali, para perwira Californian berpikir bahwa Titanic sementara merayakan pelayaran perdananya. Itulah sebabnya ketika balon lampu ditembakkan ke udara mereka juga berpikir bahwa itulah puncak perayaan Titanic. Tetapi mereka tidak tau bahwa sebenarnya Titanic dalam keadaan bahaya. Sampai pada saat seluruh lampu tidak lagi kelihatan baru mereka di Californian sadar bahwa Titanic sudah tenggelam. Dalam pengadilan kelautan, kapten kapak Californian dipersalahkan mengapa tidak kirim bantuan, dijawab oleh kapten seperti yang diceritakan di atas.

 

Dalam Markus 4:35-40 menceritakan pengalaman Tuhan Yesus bersama murid-muridNya di laut Galilea. Markus 4:35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."4:36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"4:39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.4:40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"

 

Berbeda dengan kapal Titanic. Ini hanya sebuah perahu kayu kecil bermuatan 13 orang, tanpa sekoci, alat-alat navigasi, mesin, atau listrik dihantam gelombang besar disertai angin kencang pada malam itu. Dari peristiwa ini kita mendapatkan sejumlah pelajaran penting yang kami peroleh dari seri buku ”Alfa dan Omega” jilid V halaman 358-368:

 

1.”Kekuatan sendiri dan ketangkasan kita tidak berarti apa-apa dalam menghadapi kekuatan alam”. Para murid ini telah biasa hidup di danau itu serta mahir mengemudikan perahu mereka dengan selamat melalui angin ribut, namun saat itu mereka tidak berdaya.

 

Yesaya 55:8 Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.

55:9 Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

2 Korintus 10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,

2. ”Murid-murid lupa Tuhan Yesus”. Pepatah Cina: ”Bila sudah minum air, jangan pernah lupa akan sumbernya.”

 

Yesaya 51:12 Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut.....51:13 sehingga engkau melupakan TUHAN yang menjadikan engkau, yang membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi,... Yesaya 43:2 Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Yesaya 49:15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.

 

3. ”Belum pernah ada satu jiwa yang berseru kepadaNya dilalaikan.”

Injil Matius  membahas dalam Matius 8:25 “Tuhan, tolonglah, kita binasa.” Markus 4:38 “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” Lukas 8:34 ”Guru, guru, kita binasa.”.

”Ketika kilat memancar mereka melihat Yesus sementara tidur nyenyak, tidak terpengaruh oleh angin ribut.”

 Mazmur 107:19 Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka,

Yoel 1:14 Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke rumah TUHAN, Allahmu, dan berteriaklah kepada TUHAN.

4. ”Yesus berharap pada kuasa Bapa.”

Yohanes 5:30 Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.

5. ”Mereka kurang percaya.”

Epesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,

2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

6. ”Dosa membinasakan kedamaian.” Apabila diri tidak ditaklukkan, kita tidak akan memperoleh kesentosaan.

Yesaya 59:1 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;

59:2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

 

7. ”Kemurahan Kristuslah yang telah memperdamaikan jiwa kepada Allah.”

Mazmur 107:29 dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang. 107:30 Mereka bersukacita, sebab semuanya reda, dan dituntun-Nya mereka ke pelabuhan kesukaan mereka.

Yesus Kristus adalah sumber keselamatan kita. Hari ini Ia mengajak anda dan saya untuk datang kepadaNya dalam doa dan permohonan. Ia berkuasa mendiamkan angin ribut, yaitu menyelesaikan gejolak hidup kita. Ia berkuasa menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati dan memberi makan mereka yang lapar. Ia berkuasa mengampuni dosa seberapa besarnya dosa kita. Yesus sumber keselamatan. Sebagaimana Ia telah menyelamatkan murid-muridNya di malam yang gelap penuh topan dan gelombang, maka Ia dapat menyelamatkan kita dari dunia ini menuju hidup kekal nanti di Surga.


PENGARUH KEGIATAN AKTIFITAS PEMUDA DIGEREJA

 


PENGARUH KEGIATAN AKTIFITAS PEMUDA DIGEREJA

Memotivasi Kelas-kelas kemajuan dan mempersiapkan Pemimpin-pemimpin Gereja masa depan.

Disadur kembali oleh: Pdt. D. Politon

Sumber: Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia – Perintisan dan Pengembangannya

Penyusun: Pdt. Emil H. Tambunan, PhD

 

Dengan bertambahnya anggota-anggota di Lowu, Ratahan, kemajuan-kemajuan barupun muncul di tengah-tengah umat, antara lain dengan menonjolnya mereka dalam kebersihan, kerjajinan bekerja dan rumah tangga yang ‘harmonis’ dibandingkan dengan penduduk setempat. Umat Advent pada waktu itu  masih kurang dalam pendidikan tapi tampak lancar menghafalkan ayat-ayat Alkitab dan mengajarkannya kepada orang lain.

 

Akhirnya kumpulan umat Advent tersebut mulai berkembang terlebih orang-orang mudanya. Pada waktu itulah seluruh anggota jemaat mulai aktif  dan mengambil bagian dalam menyelesaikan tuntutan kelas-kelas kemajuan yang kita kenal sekarang dengan Pathfinder/Master Guide.

 

Ada banyak kegiatan penting dalam kelas-kelas tersebut seperti tuntutan untuk menghafal 10 Perintah Allah dalam Keluaran 20:8-11, Hari Penghakiman dan Pekabaran Tiga Malaikat ke seluruh dunia dalam Wahyu 14:6-12, Doa Tuhan Yesus dalam matius 6, Kasih dalam I Korintus 13, janji Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:1-3 dan lain-lain. Kemudian menyusul lagi pelajaran-pelajaran yang lain tentang alam, perbintangan, ketrampilan tangan, tali-temali, mencari jejak dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan seperti ini sangat menonjol dikalangan Pemuda Advent pada waktu itu dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan pemuda dari gereja-gereja Kristen lain di sekitar Ratahan. Latihan paduan suarapun diaktifkan sehingga tidak heran kita sering mendengar suara-suara koor yang harmonis dan menyentuh hati dari anggota paduan suara dari wilayah Ratahan dan sekitarnya. Orang muda dan orangtua sangat bersemangat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut di atas demikian juga dengan penginjilan dan bersaksi bagi orang-orang disekeliling desa tersebut.

 

Dengan banyaknya kegiatan yang beragam dari kelas-kelas kemajuan ini, maka mulailah pandangan orangtua mulai terbuka dengan dunia luar untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke luar wilayah desa bahkan sampai ke luar negeri. Ada yang mengirimkan anak-anak mereka ke Singapura dimana Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah membuka Seminari untuk mendidik pemuda-pemuda menjadi guru-guru dan penginjil penginjil di kemudian hari, diantaranya adalah: Marinus Onsoe, Matius Malingkas, A. Londa, Lukas Ngongolay, Robert Rolangon, Servius R. Rantung pada tahun 1922 dan A. Pasuhuk pada tahun 1923 lalu menyusul Adolf Sakul pada tahun 1927.

 

Setelah pemuda-pemuda ini menyelesaikan pendidikan mereka 2 atau 3 tahun berikutnya, merekapun kembali ke kampung halaman mereka dan mengajarkan kebenaran kepada sanak saudara mereka.

 

Bpk. A. Londa kemudian dikenal sebagai seorang yang telah membuka pekerjaan di daerah Tetey, Tonsea pada tahun 1925 (Pernah dimuat di Edisi Bait beberapa waktu lalu – red), Marinus Onsoe kemudian bekerja di pulau Jawa sementara yang lain dibeberapa tempat sesuai dengan tugasnya masing-masing. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi pimpinan-pimpinan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh seperti Marinus Onsoe menjadi Bendahara, A. Londa menjadi Ketua Daerah, dan juga A. Pasuhuk. Sedangkan tamatan-tamatan dari Singapura waktu itu seperti Alex Rantung menjadi ketua uni Indonesia Kawasan Timur dan kemudian menjadi Sekretaris Divisi Asia Pasific Selatan pada tahun 1996 yang lalu. Kemudian Servius Rantung, Welly Pasuhuk yang pernah menjadi Editor di Percetakan Advent Indonesia di Bandung, kemudian dokter Edwin Pasuhuk adalah putera Pdt. A. Pasuhuk, sedangkan Paul Sakul pernah menjadi Pimpinan Teknis di Percetakan Advent Indonesia, kemudian yang menjadi Wakil Percetakan Advent Indonesia untuk urusan buku-buku terbitan percetakan itu ke seluruh wilayah Indonesia Kawasan timur yang berpusat di Manado adalah Adolf Sakul. Sekilas tentang Adolf setelah tamat dari Singapura pada tahun 1930 ia kembali ke Lowu. Langkah pertama yang dibuatnya adalah menobatkan ayahnya yang memiliki rumah berhala di belakang rumahnya. Adolf yang baru tamat dan memiliki semangat serta iman yang masih segar dan menyala-nyala kemudian mengangkat rumah berhala ayahnya dan melemparkannya ke tengah jalan. Melihat sikap Adolf yang aneh itu, pemerintah Belanda menuduh Adolf melanggar adat dan agama leluhurnya, tetapi berkat pimpinan Tuhan, Adofl telah meyakinkan pihak pemerintah dan juga ayahnya sendiri bahwa “Satu-satunya ilah yang benar adalah Allah sang Pencipta langit dan bumi serta segala isinya. Di atas kuasa-Nyalah segala yang ada. Ia adalah Allah yang Pengasih dan Penyayang. Kepada-Nyalah patut diberi hormat dan puji.” Kata Adolf meyakinkan mereka.

 

TAHUKAH ANDA?

Bahwa kegiatan-kegiatan seperti mengikuti kelas-kelas kemajuan di beberapa gereja telah mulai berkurang saat ini? Meskipun tidak terlalu signifikan tapi sangat berpengaruh terhadap orang-orang muda kita yang sudah mulai lebih tertarik dengan kegiatan-kegiatan di luar aktifitas gerejani. Itulah sebabnya sangat dianjurkan agar jemaat-jemaat sekarang mulai mengaktifkan kembali kegiatan kelas-kelas kemajuan karena ini akan membekali generasi muda kita untuk kepemimpinan masa depan seperti yang kita telah ketahui melalui sejarah diatas….  Mari aktifkan kegiatan kelas-kelas kemajuan di gereja kita masing-masing untuk mempersiapkan orang muda bagi pelayanan pekerjaan Tuhan.


RENCANA ALLAH BAGI RUMAH TANGGA KRISTIANI

 

RENCANA ALLAH BAGI

RUMAH TANGGA KRISTIANI

Oleh : Pdt. Stefanus Noti, S.Th.


Rencana Allah Semula bagi rumah tangga Kristen adalah persatuan seumur hidup antara pria dan wanita dalam persekutuan kasih sayang. Bagi orang Kristen, janji pernikahan itu merupakan komitmen  yang berlaku begi pasangan itu sendiri untuk sehidup semati, dan seharusnya dilakukan pasangan yang seiman supaya perbedaan-perbedaan dalam kehidupan keluarga akan lebih gampang diatasi. Cinta kasih makin erat apabila kedua insan saling  menghormati, menghargai, dan bertanggung jawab satu dengan yang lain sehingga rumah tangga  akan memantulkan kasih, yang menguduskan, mengakrapkan yang merefleksikan hubungan yang permanen antara Kristus dan jemaatNya. Rumah Tangga adalah tempat yang mula-mula diadakan untuk memulihkan kembali citra Allah pada pria dan wanita. Perlu diingat bahwa.Keluarga dapat menjadi tempat kebahagiaan yang besar tetapi juga dapat menjadi tempat yang amat menyakitkan.

 

Pada tahun 1885 Ellen White mengatakan:  ”Pada zaman akhir dunia ini ketika babak terakhir sejarah dunia akan ditutup dan kita hampir memasuki masa kepicikan yang tak pernah terjadi sebelumnya, semakin sedikit pernikahan, akan lebih baik bagi semuanya, bagi pria maupun wanita.” 5T 365.  Jelas nampak, ia percaya bahwa akhir dunia ini sudah sangat dekat.  Tetapi kedatangan Kristus telah ditunda.  Tahun 1901 Ellen White menulis: ”Kita masih akan tetap tinggal didunia ini untuk waktu yang lama sebab ketidaktaatan kita”.  Ia terus memberikan nasihat pernikahan selama hidupnya.

 

Ada dua persyaratan Allah yang ditetapkan dalam pernikahan:

1.     Pernikahan dengan satu orang (monogami)

2.     Pernikahan untuk seumur hidup (tidak bisa dipisahkan)

 

Kedua hal ini bukan pilihan sendiri ataupun tergantung keadaan, tetapi adalah keharusan dan perintah yang dalam situasi apapun tidak bisa ditawar lagi.  Inilah yang menjadi kerinduan Allah  bagi pasangan suami istri dalam satu rumah tangga yang tidak dapat dipengaruhi oleh tempat atau keadaan.  Dengan demikian dalam hubungan suami istri tidak dibenarkan mengadakan hubungan suami istri dengan orang  lain, selain dengan pasangan yang sudah diikat oleh pernikahan dan tidak ditentukan oleh jangka waktunya.

 

Melalui pena inspirasi Hamba Tuhan Ellen G. White mengatakan bahwa Allah yang mengadakan upacara pernikahan yang pertama. 

 

Dengan demikian jelas bahwa lembaga pernikahan berasal dari

pencipta alam semesta.  ”pernikahan itu terhormat”.  Itu adalah satu diantara hadiah pertama dari Allah untuk manusia dan satu diantara dua lembaga yang dibawa Adam ketikda ia diusir keluar dari Taman Firdaus.

 

Bilamana prinsip Ilahi diakui dan dituruti, pernikahan adalah satu berkat.  Itu menjaga kesucian dan kebahagiaan manusia,  melengkapi kebutuhan pergaulan, meningkatkan kesehatan tubuh, pikiran, dan moral manusia. PP 46.

 

Suratan Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus untuk keutuhan suami istri.  I Korintus 7:16, sebab bagaimanakah engkau mengetahui hai istri, apakah engkau tidak akan menyelamatkan suamimu?  Atau bagaimanakah engkau mengetahui hai suami, apakah engkau tidak akan menyelamatkan istrimu? Firman Tuhan sangat jelas bagi kita bahwa apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia. Matius 19:6.  Tidak ada seorang umat Tuhan yang setia beriman kepada Tuhan yang berencana pernikahannya itu hanyalah sementara waktu, tetapi ia mempunyai kerinduan agar rumah tangganya tetap bahagia, langgeng sampai di surga.

 

Nasihat dari Ellen White, Ministry of Healing P. 363, “Biarlah mereka ingat bahwa untuk rumah tangga dibumi ini adalah lambang dari dan merupakan persiapan untuk rumah tangga di surga.”

 

Perlu kita ingat semakin serasi, harmonis dan bahagia suami dan istri dalam sebuah rumah tangga akan semakin sulit untuk berpisah, dan kalaupun harus dengan terpaksa berpisah untuk sementara waktu karena tugas, maka hati dari suami maupun pasangannya akan selalu mencari pasangannya.  Inilah komitmen dalam pernikahan kudus.

 

I. Tesalonika 2:17,  Tetapi kami saudara-saudara yang seketika terpisah dari kamu, jauh di mata tetapi tidak jauh di hati, sungguh-sungguh dengan rindu yang besar, telah berusaha untuk datang menjenguk kamu.  Sekiranya semua pasangan suami dan istri mempunyai konsep ayat ini, maka kebahagiaan dan sukacita yang dirindukan dalam rumah tangga akan selalu dimiliki. Seringkali ada pasangan suami istri melupakan ayat ini, justru sebaliknya,jauh di mata jauh juga di hati sehingga dapat menyebabkan keretakan di rumah tangga.

 

Adam menyesal bahwa ia membiarkan Hawa pergi dari sisinya.Adam menyadari bahwa Hawa adalah sebagian daripada dirinya dan ia tidak dapat membayangkan bagaimana ia dapat berpisah daripadanya.Jikalau Hawa harus mati, ia akan mati bersama-sama dengan dia.

 

Dr. Frank Granc berkata tentang Rumah Tangga sebagai berikut:

Keindahan sebuah Rumah Tangga adalah keharmonisan,

Keamanan sebuah Rumah Tangga adalah kejujuran

Kesukaan sebuah Rumah Tangga adalah kasih

Kelimpahan sebuah Rumah Tangga adalah anak-anak

Peraturan dari sebuah Rumah Tangga adalah pelayanan

Penghiburan dalam sebuah Rumah Tangga adalah Allah sendiri

 

Semuanya ini dapat berhasil diterapkan dalam rumah tangga kalau ada Tuhan di dalamnya.  Sebaliknya apabila Tuhan diabaikan dalah Rumah Tangga, maka setan akan mengambil alih mengendalikan Rumah Tangga itu dan suasana akan menjadi tidak nyaman dan berantakan.

 

Pemazmur berkata:  Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah sia-sialah usaha orang yang membangunnya;  jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga, sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah sebab ia memberikannya kepada yang dicintainya pada waktu tidur.  Mazmur 127:1,2.

 

Hendaklah Kristus yang terutama dan yang terakhir serta terindah dalam segala sesuatu. Inilah benteng yang terbaik dalam rumah tangga.  Tak ada bangsa, masyarakat atau gereja sekalipun menjadi lebih kuat jikalau ada satu rumah tangga yang lemah dan melemahkan. Rumah tangga yang kuat akan dapat menjadikan bangsa maupun masyarakat yang kuat pula.  Jatuh  bangunnya satu bangsa membawa akibt yang jelas kepada perhatian yang sungguh-sungguh atau sebaliknya tidak peduli sama sekali terhadap rumah tangganya.  Alkitab berkata. ”Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan.” Amsal 24:3

 

Kita hidup disatu dunia yang sekarang ini dipenuhi dengan berbagai tantangan, pencobaan yang datang silih berganti dan tidak sedikit rumah tangga Kristen yang saat ini sedang mengalami goncangan, ancaman baik dari dalam maupun dari luar.  Sehingga akan menimbulkan kekecewaan bahkan akan diakhiri dengan perceraian.  Oleh karena itu para orang tua Kritiani, anak muda, dan anak-anak perlu dibentengi dengan pengajaran Firman Tuhan tentang asal usul kesucian dan keseimbangan rumah tangga kristiani.


Banyak pernikahan moderen hancur karena berbagai alasan, contoh, di Amerika Serikat sendiri 4000 perceraian per hari.  Tetapi ideal Allah ialah pernikahan diingatkan untuk tidak berubah (Kejadian 2:23,24)  Aku benci cerai. 
Dua menjadi satu  untuk selamanya.

 

”Kita tidak boleh melupakan pentingnya tanggung jawab di rumah tangga.  Ingat, adalah setan si ular tua, dan kemuliaannya di Taman Eden Taman Allah.  Setan mengobarkan perang  melawan rumah tangga karena ia mengetahui adanya kuasa, pengaruh yang positif dari perintah yang baik rumah tangga, ia juga mengetahui pengaruh yang menghancurkan dari kebiasaan buruk rumah tangga juga mengetahui bahwa rumah tangga yang penuh dengan kecurangan adalah jalan yang efektif untuk meruntuhkan keluarga selamanya, metodenya sebanyak  orang yang akan digodanya, ia menganjurkan pernikahan dini, belum matang dan belum siap.  Ia mensponsori pernikahan dengan yang tidak seiman, ia memberikan inspirasi untuk bertengkar dan berkelahi.  Ia membawa tekanan dari luar, ia mempromosikan roh mementingkan diri, memberi contoh pernikahan setan.  Didalam rumah tangga setan sedang bekerja, panjinya berkibar bahkan dirumah tangga Kristen.”  (E.G. White, The Great Controversy, p. 585)

 

Apa Yang perlu dilakukan untuk tetap mempertahankan Rumah tangga bahagia?

 

1.       Undanglah Yesus selalu dalam rumah tanggamu

2.       Suami dan Istri harus selalu menyerahkan diri kepada Tuhan setiap saat (takut akan Tuhan)

3.       Suami dan Istri selalu berdoa bersama-sama (saling mendoakan)

4.       Membaca Alkitab Bersama-sama

5.       Mengadakan Ibadah Pagi dan Petang Bersama keluarga

 

 

Kita percaya bahwa Allah mempunyai satu rencana untuk pernikahan dan keluarga, rencanaNya untuk pernikahan menjadi ikatan kasih dimana tidak ada sesuatu yang dapat mengurai kecuali kematian. Markus 10:9.

 

Biarlah kerinduan Allah bagi setiap rumah tangga yang bahagia itu tetap dipertahankan di dunia ini, sementara menunggu kedatangan Yesus yang kedua kali dan akan didapati setia dan akan dibawa masuk ke surga yang kekal.  ”Home sweet Home” (bahagialah rumah tangga).