Satu waktu saya mendarat di Bandara Juanda dengan penuh was-was. Penerbangan dari Jakarta harusnya memakan
waktu hanya 1 jam, tetapi karena cuaca jelek, sementara hujan deras dan
berawan, sehingga pesawat Garuda harus putar-putar di udara selama lebih dari
setengah jam baru bisa mendarat dengan selamat.
Saat pengumuman
dari pilot menyatakan jarak pandang terbatas di bandara Juanda, saya sudah
mulai berpikir, jangan-jangan ini dialihkan ke Bali. Sementara pesawat
berputar-putar dalam awan yang tebal, pesawat bergoncang, coba turun, naik lagi
akhirnya rasa takut saya jadi muncul.
Apa jadinya kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dari pesawat
ini. Mulutpun mulai kumat kamit melayang
doa kepada Sang Khalik, dan saya melirik ke kiri dan ke kanan, semua orang
tenang sambil merasa cemas mungkin juga seperti saya berdoa.
Ternyata semua umat
manusia, selalu dilanda rasa takut bila menghadapi rasa genting, apalagi mereka
yang sedang berada di udara. Semua
kepasrahan sudah diserahkan kepada Yang Kuasa, sambil memikirkan bagaimana
nanti keluarga yang ditinggal jika terjadi kecelakaan. Tidak memandang orang yang saleh sekalipun,
saya mempunyai keyakinan, mereka juga ada rasa was-was dalam keadaan seperti
ini.
Kita beruntung, karena ada seorang hamba Tuhan, Raja
Daud yang sudah mengalami bermacam-macam peristiwa yang bisa merenggut
nyawanya, baik itu di hadapan Raja Saul, baik itu menghadapi bintang buas,
melawan orang Filistin, semua hanya selangkah dari maut. Raja Daud menuliskan
dalam Mazmur 55:23 Serahkanlah kuatirmu kepada
TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya
orang benar itu goyah. Ayat ini ditulis sudah tentu karena
pengalaman. Selama hidupnya Raja Daud
yang penuh ancaman dan situasi yang mengkawatirkan bisa diredahkan dengan
menyerahkan diri kepada Tuhan.
Apakah kita bisa seperti Raja
Daud?. Kenapa tidak!. Sepanjang kita memang berserah kepada Tuhan
dengan sepenuh hati, dan tulus mengikuti perintahnya, penulis percaya bahwa
rasa takut bisa berlalu digantikan dengan pengharapan yang membawa percaya diri
dan bebas dari ketakutan.
Karena itu, apapun profesi kita, keadaan buruk apapun yang kita hadapi,
marilah menghadap Tuhan untuk menyerahkan sepenuh jiwa raga kita kepada-Nya dan
mengimani kekuasaan Tuhan yang serba mampu.
Pengalaman saya, sudah tak terhitung pengasihan dan perlindungan Tuhan
atas jalan hidup saya. Terkadang saya
ragu, apakah saya bisa menjalani hidup ini dengan kondisi seperti ini?. Tetapi nyatanya Tuhan memberikan lebih dari
yang saya harapkan. Rasul Paulus
menasihatkan kita dalam II Tesalonika
2:15 Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran
yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.
Menghilangkan rasa takut, dengan berdiri teguh pada ajaran Tuhan dengan
berpengharapan Tuhan akan melindungi setiap orang yang berserah kepadanya, maka
rasa takut kita akan sirna oleh kasih Tuhan.