Makna Natal
Dalam Tiga Dimensi:
Masa Lalu, Masa Sekarang dan Natal Masa Depan
Oleh : Pdt.
Kalvein Mongkau
A. Makna
Nubuatan Alkitab Terkait Kelahiran
Mesias. Nabi Yesaya dan Mikha telah
menubuatkan tentang sang perawan perempuan dan Anak laki-laki yang akan
dilahirkan yang merujuk kepada keMesiasan Yesus Kristus. Yesaya bernubuat, “Sebab itu Tuhan sendirilah
yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda:
Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan
seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel (Yesaya
Eksitensi Masa Lalu
Yesus Kristus. Alkitab sendiri sudah
mencatat eksistensi atau keberadaan masa lalu dari Yesus Kristus. Dalam
Tema Ajaib Penjelmaan. Menurut
rasul Paulus, tema penjelmaan Kristus ini adalah suatu rahasia ibadah.
1
Timotius
Ini menunjukkan bahwa pada saat orang-orang
Kristen memperingati kelahiran Kristus maka sesungguhnya adalah penting bagi
mereka untuk memperingati kelahiran-Nya yang berfokus pada Yesus Kristus bukan
hanya pada format, liturgi perayaan dan upacara-ucarara ritual keagamaan
berbentuk ibadah-ibadah natal.
Satu-satu-Nya upacara yang diperintahkan Yesus Kristus untuk dilakukan
adalah memperingati atau merayakan peristiwa kematian-Nya pada upacara
Perjamuan Kudus. Yesus berkata,
“"Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya,
menjadi peringatan akan Aku!" “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan
minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1 Korintus
Sesungguhnya tidak ada perintah secara
literal dalam Kitab Suci yang mencatat terkait penetapan tanggal dan perayaan
hari Kelahiran Yesus Kristus. Itu
berarti bahwa perayaan Natal Yesus Kristus adalah hari raya buatan atau ciptaan
manusia. Salah satu gagasan-gagasan
agama yang mendominasi abad kedua dan ketiga adalah kepercayaan di dalam
keilahian Matahari … Keilahian ini
adalah menjadi minat khusus bagi para peneliti Kristen, karena hari raya
tahunan (bangsa Roma kafir) ini jatuh pada tanggal 25 Desember dan hubungannya
dengan atal Kristen sudah menjadi diskusi yang berlarut-larut. Secara jelas
musim dingin sebagai titik balik Matahari, ketika kekuatan intensitas cahaya
Matahari berkurang, yang cocok untuk
perayaan hari raya dewa Matahari . Hari
tersebut di dalam sebuah pengertian
menandai kelahiran sebuah Matahari baru. Tetapi alasan untuk memilihnya sebagai hari
perayaan Kelahiran Kristus tidak terbukti…Identitas tanggal itu lebih dari
sekedar sebuah kejadian yang kebetulan. Dipastikan bahwa Gereja tidak sekedar
mengambil hari raya dewa Matahari yang
populer tersebut Hal itu melalui parallelisme antara Kristus dan Matahari bahwa tanggal 25 Desember datang menjadi
tanggal kelahiran Kristus…..Malahan Epiphanius, pada abad keempat di kota
metropolitan Cyprus, walaupun memberikan tanggal 6 Januari sebagai tanggal
kelahiran, menghubungkan peristiwa tersebut dengan titik balik Matahari. Betapapun, perbedaan makna dari hari libur
kafir yang populer secara menyeluruh adalah sesuai dengan kebijaksanaan Gereja. Terhadap perayaan nyata dari hari raya
Kelahiran Kristus, itu sudah ditambahkan, tidak ada bukti memuaskan lebih awal
dari abad keempat. Pemeliharaan pertama
kalinya di Roma pada tanggl 25 Desember yang berlangsung di tahun 353 atau
tahun 354 (Usener) atau di tahun 336 (Duchesne). Di Konstantinopel nampaknya itu sudah
diperkenalkan di tahun 377 atau 378.
B.
Makna Natal Dimensi Masa
Sekarang Yesus Kristus
Bukankah sudah jelas
bahwa makna kelahiran Yesus Kristus itu telah disampaikan oleh Allah melalui
malaikat-malaikat-Nya, yakni "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang
mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan
kepada-Nya." (Lukas 2:14). Itu
berarti bahwa kalau ada di antara kita yang belum merasakan kemuliaan dan damai
sejarahtera Yesus Kristus itu maka kita belum melihat secara jelas pribadi
Yesus Kristus di dalam aura keindahan tabiat-Nya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kita belum
melihat kemuliaan Allah itu sehingga kita belum memiliki damai sejahtera yang
menyangupkan dan menjadikan kita berkenan kepada-Nya. Ibrani
Memelihara Kedamaian
dan Kekekudusan. Kadang-kadang ada
orang nanti kelihatan hidup dalam kekudusan pada saat beribadah merayakan
Saudaraku yang
dikasihi Tuhan, pada satu sisi memang
patut diakui bahwa kekudusan memang tidak dapat diukur oleh kehadiran sesorang
secara rutin di setiap acara kebaktian namun, untuk mengukur tingkat kerohanian
seseorang maka dapat ditentukan oleh kerajinannya untuk hadir di setiap jam
kebaktian. Karena di setiap jam ibadah
termasuk ibadah
Dan pada sisi lain,
satu fakta yang tak dapat dipungkiri adalah bahwa sebagai seorang yang tekun
beribadah secara pribadi dan berjemaat maka ia akan dimotivasi untuk
menjalankan tipe ibadah yang satu yakni mengunjungi yatim piatu dan janda-janda
dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan
oleh dunia dan mengekang lidahnya (Yakobus
“
Musim Kado-Kado
Satu Hari Kesukaan dan Sukacita.
Saat tanggal 25 Desember dipelihara untuk merayakan kelahiran
Kristus, anak-anak sudah harus diarahkan oleh aturan dan teladan bahwa ini
inilah hari yang benar-benar hari kesukaan dan sukacita, engkau akan
menemukannya sebuah cara yang sulit untuk melewati masa ini tanpa memberikannya
perhatian. Itu dapat dibuat untuk
melayani satu maksud yang amat baik.
Orang-orang muda harus diperlakukan dengan sangat berhati-hati. Mereka tidak harus meninggalkan
C. Dimensi Masa
Datang
Di dalam surat I Petrus 1:3 terbaca bahwa
“Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya
yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari
antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan,…..” Ini menunjukkan bahwa rasul Petrus tidak
terfokus kepada perayaan kelahiran Yesus Kristus pada saat ia menekankan rahmat
Yesus Kristus yang telah melahirkan kembali kita (dirinya dan orang-orang
Kristen di zamannya) di mana dilahirkan kembali bukan pada konteks kelahiran
tetapi kepada konteks kebangkitan Yesus Kristus. Jadi sepatutnya kita sebagai orang-orang
Kristen dilahirkan kembali secara rohani pada konteks kebangkitan Yesus Kristus
karena itu akan berorientasi secara sempurna kepada peristiwa eskatologis dari
kedatangan Kristus kedua kali dimana bagi mereka yang telah mematikan segala
dosanya di dalam Kristus maka secara rohani akan dibangkitkan kepada kelahiran
baru pada masa kini. Inilah yang Petrus
maksudkan sebagai kelahiran baru oleh kebangkitan Kristus kepada suatu hidup
yang penuh harapan. Sehingga pada saat
ia berkata bahwa “Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai
teman penatua (dimensi masa sekarang)
dan saksi penderitaan Kristus (dimensi
masa lalu), yang juga akan
mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak” (dimensi masa yang akan datang),
sebagaimana yang ia tuliskan dalam 1 Petrus 5:1, maka ia sedang membawa setiap
orang Kristen terfokus atau berorientasi kepada dimensi masa yang akan datang
dari Yesus Kristus. Dimensi masa depan
Natal Yesus Kristus adalah jaminan kelahiran
baru segala eksistensi bukan dalam pengertian reinkarnasi tetapi
memberikan jaminan keselamatan yang kekal secara eskatologis bahwa orang-orang
percaya akan diobahkan dari tubuh yang fana mengenakan tubuh yang baka (1
Korintus
D. Fokuskan
Selaku umat percaya maka sudah
selayaknya kita berorientasi kepada tiga dimensi waktu eksistensi Yesus yakni
masa lalu kepada peristiwa kelahiran Kristus kurang lebih 2000 tahun lalu,
dimensi masa sekarang kepada kesetiaan menghadiri setiap pertemuan ibadah
sebagai orang Kristen agar kita saling menasihati dan semakin giat melakukannya
sehingga kita memiliki konsistensi untuk tetap memfokuskan perhatian dan
padangan iman kita kepada dimensi masa depan Yesus Kristus yakni kepada
pengharapan akan janji kedatangan-Nya kedua kali. Karena “Yesus Kristus tetap sama, baik
kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibrani 13:8). Mereka yang hanya terfokus perayaan kelahiran
Yesus Kristus berarti perhatian mereka hanya terpaku kepada dimensi masa lalu
Kristus. Karena bagi mereka sekali
selamat sudah selamat sehingga mereka tidak akan pernah menganggap penting
untuk mengadakan pertobatan yang sungguh-sungguh demi mengantisipasi peristiwa
kedatangan-Nya yang kedua kali di dalam dan melalui pertobatan dan pembenahan
serta pertumbuhan iman kehidupan masa kini.
Mereka yang hanya terfokus kepada minat-minat masa kini pasti mudah
terjerumus kepada perkara-perkara sekuler yang bersifat sementara dimana tidak
ada minat sama sekali untuk mendalami Kitab Suci yang memaparkan misi dan
rencana keselamatan yang diwujudkan di dalam penjelmaan melalui kelahiran,
kehidupan, kematian dan kebangkitan Kristus maka mereka tidak pernah terkenang
kepada kehidupan, kematian dan kebangkitan Kristus bahkan mereka tidak merasa
takut menghadapi penghakiman Allah.
Dengan demikian mereka tidak percaya juga terhadap janji pemenuhan
pahala dan kehidupan kekal kepada mereka yang benar-benar telah menang dari
segala ujian dan pencobaan masa kini.
Sedangkan
bagi mereka yang benar-benar memfokuskan perhatian mereka kepada ketiga dimensi
waktu Yesus yang eksis di masa lalu, masa sekarang dan masa depan maka mereka
tidak akan kehilangan arah dan pandangan hidup selaku orang Kristen karena ia
akan tetap mengisi pikiran-pikirannya dengan berbagai pengetahuan Alkitab terkait penjelmaan Yesus melalui
kelahiran-Nya, kehidupan dan pelayanan Kristus yang mengangkat manusia dari
keberdosaan, teladan penurutan yang yang sempurna terhadap hukum-hukum Allah,
kematian-Nya di atas kayu salib, kebangkitan, dan pelayanan pengantaraan-Nya di sorga sebagai Imam Besar
Pernanjian Baru (Ibrani 7:25; 9:15) dan kedatagan-Nya yang kedua kali. Sebagai orang percaya yang memiliki akses ke
sorga maka pada masa sekarang ini sementara kita menanti kedatangan-Nya sebagai
raja maka Yesus tidak hanya duduk atau tidur di sorga tetapi Ia adalah oknum
yang hidup-hidup dan aktif untuk bekerja dalam mengantarai manusia dengan Allah
pada saat mereka melayangkan doa-doa syafaat di hadapan hadirat Allah Bapa
bahkan memanjatkan permohonan pengampunan atas dosa-dosa yang sengaja dan tidak
sengaja (1 Yoh. 2:1; 1 Yoh.
Yesus yang kita
sembah dan percayai bukanlah Oknum manusia Yesus yang memiliki fisik manusia
yang tetap mengenakan tubuh bayi-Nya hingga kini. Tetapi tanpa disadari oleh kebanyakan orang
bahwa Yesus yang kita sembah sedang siap-siap untuk datang kedua kali untuk
segera mengakhiri sejarah dunia ini dan menjemput orang-orang percaya dan
mengkleim mereka sebagai umat kepunyaan-Nya sendiri. Dan Yesus yang sedang bersiap-siap untuk
datang ke bumi ini demi menjemput kita semua selaku orang-orang percaya adalah Oknum
Pribadi kemanusiaan Yesus Kristus yang memiliki pemikiran dan rencana-rencana
yang Advanced bukan lagi Yesus yang masih berada pada pemikiran yang Basic,
atau Intermediate di dalam konteks rencana keselamatan. Kalau Yesus yang kita sembah hanya
memfokuskan perhatian umat-umat-Nya kepada perkara-perkara masa lalu ke masa
kelahiran-Nya sekitar 2000 tahun lalu maka untuk apa saudara sudah beriman
kepada-Nya. Seperti kata Paulus bahwa
kalau Yesus tidak dibangkitan maka sia-sialah pemeritaan Paulus dan sia-sialah
juga kepercayaan kita sebagai orang Kristen (1 Korintus
Dan
kalau pelayanan Yesus yang kita sembah di dalam rencana keselamatan hanya
terhenti sampai di sorga sebagai Imam Besar dan tidak akan pernah datang
sebagai Raja di atas segala raja pada dimensi waktu masa depan maka penyesatan
Setan pasti akan sempurna. Sehingga ia
akan mengkleim bahwa dunia ini menjadi miliknya sepenuhnya, maka tidak akan ada
kebangkitan orang percaya dan tidak akan ada orang yang diobahkan dari tubuh
yang fana ke tubuh yang baka di akhirat nanti.
Tetapi oleh karena Setan tahu bahwa kedatangan Kristus pasti akan
terjadi pada akhir zaman dan akhir dari sejarah dunia ini sudah sangat semakin
mendekat (Wahyu 12:9, 12), maka ia akan mengerahkan segala energi, strategi dan
berbagai bentuk penipuannya untuk mengalihkan perhatian orang-orang Kristen
bersedia bagi kedatangan Kristus kedua kali.
Untuk itu ia menjadi pelajar nubuatan yang aktif dan terus-menerus
mempersiapkan dirinya dan agen-agen aktif untuk peperangan besar terakhir. Ia sedang mengantisipasi dimensi waktu
eskatologis umat-umat Allah merencanakan untuk menggagalkan segala pekerjaan
Allah untuk mempersiapkan umat-umat-Nya dan dunia ini menghadapi masa Advent
kedua. Dan salah satu strateginya adalah
membuat orang-orang Kristen hanya terfokus kepada perayaan-perayaan,
pesta-pesta pora, mabuk-mabukkan dan segala kepelesiran dunia ini. Tetapi rasul
Petrus menasihatkan kita pada sore ini bahwa 3:3 Yang terutama harus kamu
ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek
dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.
3:4 Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal,
segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan. ***
0 komentar:
Posting Komentar