Ketika pohon natal terbesar di Indonesia
dinyalakan beberapa waktu lalu oleh gubernur Sulawesi Utara, SH Sarundajang
bersama isteri, Deetje Tambuwun, ribuan kembang api menghiasi angkasa di
pinggir laut Manado
dan ratusan penyanyi gabungan koor-koor terkemuka di Sulut, juara berbagai
kompetisi internasional menyanyi bersama lagu-lagu Natal nan merdu. Mereka juga menyanyikan Halleluyah Chorus. Alangkah agung dan megah suasana yang
tercipta di senja hari itu, membuat bulu kuduk berdiri. Sebagian besar undangan
dan masyarakat yang memadati lokasi pohon di bilangan Boulevard Manado,bahkan
berteriak dan bersorak histeris. Adalagi yang tunduk hening, berdoa.
Sebagai wilayah dengan mayoritas penduduk umat
Kristiani, tak terhitung perayaan Natal
yang berlangsung di Sulut dengan acara indah dan berkelas yang menyusul sesudah
peresmian The Star of Hope tadi.
Biaya yang dikeluarkanpun tak tanggung-tanggung. Perayaan natal salah satu bank
terkemuka di Sulut diperkirakan menelan lebih dari dua ratus juta rupiah,
didanai dengan cara mengumpulkan sumbangan ‘sukarela’ dari seluruh karyawan.
Mundur sejenak dua ribu tahun yang lalu, di
sebuah kandang ternak di pinggiran Betlehem,
Israel. Seorang
bayi mungil, sehat dan lugu, pusat seluruh alam semesta dan merupakan sebab
musabab, ihwal Natal itu sendiri, berbaring tenang di atas
tempat makan ternak yang tersusun atas rumput-rumput kering sebagai kasurnya.
Tak ada sofa yang empuk, tak ada pohon Natal
dan lampu berwarna-warni apalagi kembang api. Di saat ternak mengorok dan bau
amoniak merambah ke mana-mana, bayi Yesus tertidur nyenyak dan sorga bernyanyi: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang
mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan
kepada-Nya."
Meski peradaban dunia waktu itu belum
se-modern saat ini, kandang tetap bukanlah tempat yang layak untuk dipandang.
Tempat itu penuh kehinaan dan keprihatinan. Tetapi, tempat yang sangat
sederhana itu harus menjadi tempat pertama bagi Yesus meletakan kepala di dunia
ini. Cacah jiwa yang diperintahkan Kaisar Agustus menyebabkan banyak orang asal
Betlehem harus pulang ke daerahnya untuk mendaftarkan data kependudukan. Hal
ini menyebabkan Betlehem penuh sesak dengan orang yang pulang kampung sehingga
hotel, penginapan dan rumah kos dijubeli pengunjung, mungkin harga menginap
naik tinggi. Tak ada orang yang rela menyediakan rumahnya, menyisihkan waktu,
perhatian bahkan materi bagi Maria yang waktu itu sangat membutuhkan tempat
melahirkan. Ketika Yesus tumbuh dewasa, Ia
kemudian berkata, “sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk
salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukanNya
untuk Aku.”
Kristus telah hadir di dunia ini untuk
menjangkau manusia yang semuanya berdosa. Ia tak pandang si kaya atau si papa.
Ia telah hadir dalam kesederhanaan, kepasrahan dan kerendahan hati. Di tengah sukacita perayaan Natal di mana pernak-pernik Natal sangat mempengaruhi suasana seperti
sekarang ini, adakah teladan Yesus hadir di hati? Ataukah kita hanya terpesona
pada pestanya, perayaannnya dan eforia Natal yang semakin hari semakin dimodifikasi.
Adakah kerendahan hati Yesus hadir di tengah kemegahan dan kemeriahan pesta Natal? Ataukah tuntutan
hidup untuk melengkapi kebutuhan akan pernak-pernik Natal telah meraih perhatian kita dari makna Natal sebenarnya yakni
Yesus sendiri?.
Momentum Natal bukanlah sebagaimana hari Sabat yang
diperintahkan Allah untuk diingat dan disucikan. Hari dan tanggalnyapun tidak
ada yang tahu persis. Peristiwa Natal telah berlalu. Kedatangan Yesus yang
pertama telah terjadi. Kini, saatnya para pengikutNya mempersiapkan diri untuk
menyambut kedatanganNya yang berikut, kedatanganNya yang kedua kali. Sang Natal, yakni Yesus
sendiri, kini telah bertahta dalam kemuliaan sorga dan akan datang kembali
sebagai Raja untuk menjemput umatNya yang setia kepadaNya.
Yesus sudah lahir dan Ia sudah bangkit.
Tetapi, dia akan datang segera. Kutipan
lagu karya Wayne Hooper berikut dapat menjadi renungan Natal kali ini: “The Lord is coming, are you ready; Would your heart be right, if He
came today?” Yesus akan datang, segera. Jika Ia
datang saat ini, adakah dirimu didapatiNya memiliki kebenaranNya? (*)
0 komentar:
Posting Komentar