BAIT Ministry

HUT BAIT ke 1 di Megamendung Bogor

Kunjungan ke Jemaat Sentul dan Panti Asuhan di Bogor dalam rangka HUT BAIT Ministry ke 1.

BAIT Ministry di Toraja

Kunjungan BAIT Ministry ke SLA Mebali dan berbagai tempat wisata dalam rangka HUT BAIT ke 3.

Kunjungan BAIT Ministry ke Palu

Kunjungan BAIT Ministry ke Palu Dalam Rangka HUT BAIT Ministry ke 4.

KKR Bait Ministry di Kotamobagu

KKR BAIT Ministry di Kotamobagu Dalam Rangka HUT BAIT Ministry ke 5.

Baptisan BAIT Ministry di Kotamobagu

Baptisan Setelah KKR Dalam Rangka HUT BAIT Ministry ke 5 di Kotamobagu.

Sabtu, 19 April 2025

Panitia Pemilih

 

PANITIA PEMILIH

Oleh: Pdt. Dr. Moldy R. Mambu


 

Ada banyak informasi yang beredar di jemaat.  Info berupa berita dari luar ataupun kabar dari dalam. Ada yang penting namun banyak pula  yang  numpang lewat. Ada yang perlu di kritisi tapi  banyak pula yang tak perlu ditanggapi dan akan  lenyap bagai angin lalu.  Tergantung pada setiap anggota jemaat untuk memilah-milah. Banyak persoalan muncul di jemaat karena kita tak bersikap bijak terhadap informasi. Hal-hal berupa rahasia kita sampaikan. Rahasia komite di bocorkan. 

Banyak komite pemilihan telah selesai baik di tingkat jemaat mau Uni namun masih ada KLB – Konferensi Luar Biasa untuk beberapa Konferens di UIKB.  Apakah ada yang tersisa setelah komite pemilih  menyelesaikan pekerjaannya?.  Idealnya setelah semua jajaran  dipilih, lalu  dikemukakan kepada Jemaat, floor atau peserta konperensi. Setelah disetujui maka seluruh proses pemilihan berakhir.  Sukacita  pemilihan majelis jemaat atau pengurus organisasi telah usai yang akan disambung dengan serah terima jabatan.  Kemudian pegawai yang baru menyiapkan rencana kerja mengisi masa bakti yang dipercayakan kepada mereka.  Komite pertama pimpinan yang baru adalah membahas program tahun berikutnya. 

Hal tidak menyenangkan kalau ada tersisa cerita dibalik pemilihan yang di sampai-sampaikan oleh anggota pemilih.  Bila cerita positif yang muncul, menjalarnya perlahan.  Menyesal sekali umumnya yang beredar adalah cerita miring yang rambatannya cepat.  Alih-alih hanya sebagai madu penyedap cerita kenapa seseorang terpilih,  malah berakibat sebaliknya, menjadi racun. Karena “perbincangan” dalam komite melebar secara bisik-bisik dengan embel-embel  “dari sumber yang sangat dipercaya”.  Keadaan seperti ini haruslah diperbaiki.  Para pegawai jemaat dan tua-tua jemaat serta mereka yang duduk di komite istimewa maupun komite pemilih perlu mengetahui pentingnya menjaga rahasia komite.  Mereka yang bocor mulut mesti mendapat teguran agar jiwanya ditolong untuk  bertumbuh menjadi dewasa bukannya tetap kerdil. Dan kemudian nanti menjadi pantas bertugas diwaktu mendatang. 

Mendapat banyak informasi mengenai jemaat / konferens / mission maupun sesama anggota adalah baik.  Namun dibanyak peristiwa bila itu adalah info negatif mengenai seseorang, tidak jarang dijadikan senjata bahkan bom waktu.  Lalu secara legal terencana bahkan terarah, bom itu diledakkan dengan muka dibuat  sedih oleh menyampaikanhal itu kepada anggota komite yang lain untuk mempengaruhi. 

“Adalah pelanggaran etika kekristenan dan roh peraturan emas jika seorang anggota panita pemilih mengulangi tiap laporan komite, diskusi atau percakapan diluar komite mengenai anggota manapun yang namanya mungkin dipertimbangkan untuk tugas tertentu jemaat.  Melanggar hal ini merupakan alas an cukup untuk mengeluarkan anggota itu dari partisipasinya dalam tugas panitia pemilih.  Semua pertanyaan dan diskusi mengenai kelayakan anggota untuk memegang tutgas jemaat haruslah bersifat rahasia.” Peraturan Jemaat hal. 130. 

Sebagai umat Tuhan kita rindu menjadi berkat bagi orang lain.  Menyikapi berita yang kita ketahui dan ingin kita sampaikan kepada orang lain, sebelumnya tanyakan dahulu beberapa pertanyaan ini.  Adakah berita yang kita akan sampaikan itu benar, di back-up oleh data yang sudah di cek kebenarannya?  Kalaupun berita itu benar, apakah baik disampaikan?   Kalaupun berita itu benar, baik disampaikan apakah penyampaiannya kepada orang /forum yang tepat?  Kalaupun berita itu benar, baik, orangnya tepat, apakah waktunya pas?  Kalaupun berita itu benar, baik, orang yang tepat, waktunya pas, apakah kita adalah orang yang pantas dan bijaksana menyampaikannya?  Kalaupun berita itu benar, baik, orang / forum yang tepat, waktunya pas, disampaikan oleh orang yang pantas, bijaksana,  pertanyaan berikutnya adalah:  Apakah berita tersebut akan membawa mamfaat kepada semua pihak terkait dan membawa kemuliaan kepada Tuhan? 

Manusia bagai teko, tempat menyimpan air.  Begitu dituang  terlihat isinya.  Ketika bicara langsung nyata sejati diri kita.  Agar jiwa kita bersih serta mengeluarkan air segar melalui kata kata, perlulah kita mendepositnya dengan hal-hal surgawi.  “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya.  Pilipi 4:8”


Ajaran Persepuluhan - History of Tithe

 

AJARAN PERSEPULUHAN

Oleh : Arthur L. White

BADAN PERWALIAN TULISAN-TULISAN ELLEN G. WHITE, BIBLICAL RESEARCH INSTITUTE

(History of Tithe)

 



Kedermawanan yang sistematis, pertama kali diusulkan dan diadopsi oleh orang-orang Advent pemelihara Sabat, di tahun 1859, terdiri atas rencana memberi secara sistematis bukan hanya berbasis pada persentasi, tetapi juga pada persembahan-persembahan sukarela.   

Beberapa Dokumentasi Atas kedermawanan Sistematis dan Persepuluhan di tahun1859.  Rencana berikut ini  direkomendasikan pada rapat bulan Januari 1859 di Battle Creek:  

1.  Biarlah masing-masing saudara dari umur 18 hingga 60 tahun menyisihkan di dalam perbekalan pada hari pertama dari tiap-tiap minggu dari 5 hingga 25 sen.

 “2. Masing-masing saudara dari umur 18 hingga 60 tahun menyisihkan di perbekalan pada hari pertama tiap-tiap minggu.dari 2 hingga 10 sen.

 “3. Juga, biarlah masing-masing saudara dan saudari menyisihkan pada hari pertama tiap-tiap minggu dari 1 hingga 5 sen pada masing-masing dan setiap-100 properti yang mereka miliki  . . .“Jumlah yang terendah dinyatakan adalah yang sangat kecil bahwa mereka di dalam lingkungan yang termiskin (dengan beberapa harapan yang sangat dari beberapa janda, lemah, dan sudah tua umurnya) dapat bertindak terhadap rencana ini, sementar merekea di dalam lingkungan yang lebih pahit ditinggalkan untuk bertindak di dalam takut akan Allah di dalam penampilan dari penatalayanan mereka, untuk membatalkan semua jalan terhadap jumlah tertinggi yang dinyatakan, atau lebih-lebih lagi, saat mereka mencari tugas mereka untuk dilakukan.” —RH February 3, 1859, p.84  Dengan satu-satunya modifikasi yang sedikit rencana ini diadopsi di rapat  General Conference, 4 Juni 1859.  Dilaporkan di RH 9 Juni June 1859, hlm. 20.

 Apa Yang Akan Dilakukan Dengan Uang Itu. 

Saat gereja-gereja mulai menjawab rencana yang diadopsi di Battle Creek, sebuah pertanyaan timbul bagaimana menggunakan uang yang diperoleh tersebut.   James White, di dalam the Review 3 Maret 1859, menjawab pertanyaan:  “Saudara  I. C. Vaughn menulis dari Hillsdale, Michigan, bahwa gereja di tempat itu ‘sedang bertindak pada rencana Kedermawanan Sistematis, dan seperti itu banyaknya,’ dan menuntut, ‘Apakah yang harus dilakukan dengan uang pada akhir bulan?’  Kami menyarankan bahwa masing-masing gereja menyimpan paling kurang 5 dollar di dalam perbendaharaan untuk menolong para pengkhotbah itu yang secara rutin melawat mereka, dan bekerja di antara mereka. Ini nampaknya keharusan.  Demikianlah kelangkaan uang yang saudara-saudara yang baik kita sangat jarang tersedia untuk menolong seorang jurukabar keliling.  Biarlah akan ada sedikit dollar di setiap bendahara jemaat.  Di seberang ini, hutang pada usaha tenda, dst., menuntut kesinambungan pendapatan dari Kedermawanan Sistematis di Negara bagian ini [Michigan].”  Pada tanggal 29 Januari 1861,  White dapat melaporkan di jemaat Battle Creek:  “Sebagai hasil dari mengadakan secara teliti rencana Sorga, sekarang ada di bendahara kita (B.C.) 150 dollar menantikan beberapa objek yang layak yang mana sungguh akan memajukan maksud kebenaran.”—RH 29 January, 1861.       

Diperkenalkan sebagai “Persepuluhan” di tahun 1861. 

Pada bulan yang sama ia merujuk kepada Kedermawanan Sistematis sebagai persepuluhan, dari pendapatan mereka,  memperkirakan pendapatan mereka 10 persen dari apa yang mereka miliki —Good Samaritan, No. 5, Januari, 1861. 

Tidak lama sesudah itu ia menjelaskan rencana lebih lanjut:  “Kami maksudkan apa yang jemaat-jemaat sedang serap   Michigan (sedang merujuk kepada pernyataan ini diterbitkan pada surat kabar Good Samaritan, No. 5), yaitu, mereka cakupkan penggunaan properti mereka yang berharga sama dengan uang 10 persen.  Uang 10 persen ini mereka cakupkan sebagai pertambahan properti mereka.  Sebuah persepuluhan ini akan menjadi 1 persen, dan akan mendekati 2 sen per minggu pada tiap-tiap 100 dollar, yang mana saudara-saudara kita, demi kenyamanan, adalah dengan suara bulat meletakkannya. . .    Berikutnya datang sumbangan-sumbangan pribadi.  Biarlah orang-orang muda yang tidak memiliki properti wajib pajak datang dengan budi tinggi di sini, juga wanita-wanita muda.”—James White, RH 9 April 1861, hlm. 164. 

Alasan-Alasan Memilih Istilah  “Kedermawanan Sistematis.” 

Sementara istilah  “persepuluhan” tidak sering muncul di dalam presentasi-presentasi terhadap rencana-rencana kedermawanan sistematis, dokumentasi akan mengindikasikan bahwa fase utama dan terkuat dari rencana ini didasarkan secara pasti atas prinsip persepuluhan, dan bahwa langkah-langkah yang mencakup 2 dasawarsa kemudian adalah sekedar penyaringan-penyaringan dan perlusan-perluasan dari apa yang diadopsi di tahun 1859.  Mereka bukanlah dua rencana yang terpisah dan berbeda.  

Mengapa istilah “persepuluhan”  tidak muncul secara lebih utama pada permulaan?  Kapan para perintis berpindah ke dalam pertimbangan organisasi di tahun 1850an, saat itu adalah penentuan “aturan injil.” Mereka melihat kepada pola Perjanjian Baru.  Mereka menemukan ini secara luas di dalam penentuan 7 diakon dan bukan di dalam penentuan oleh Musa dari 70 tua-tua.  Nyonya White di tahun 1854 membuka artikel pertamanya yang lengkap pada pokok persoalan ini dengan perkataan-perkataan: “Tuhan sudah menujukkan kepada bahwa aturan injil sudah sangat ditakuti dan dilalaikan” (EW 97). 

James White, di tahun 1853 pada ajakan pertamanya kepada orang-orang Advent pemelihara Sabat untuk sokongan keuangan bagi pelayanan, memaparkan itu di bawah Aturan Persepuluhan Injil.  Ia menggambarkan sokongan Perjanjian Baru.  Pernyataan-pernyataannya kemudian, yang mengargumentasikan bagi keberlangsungan kewajiban persepuluhan di seberang Salib, mengisyaratkan bahwa pada pertama kalinya itu secara umum dianggap bahwa tanggungjawab persepuluhan dihentikan dengan kematian Kristus, dan olehkarena itu Maleakhi 3 tidak menempatkan tuntutan-tuntutan yang mengikat ke atas orang-orang percaya zaman kita ini. (Lihat  J. N. Andrews in RH 18 Mei 1869.) 

Di tahun 1875, di dalam menekankan cara persepuluhan dari sepersepuluh tambahan, (lihat 3T 395), Ellen White mengakui bahwa  “Beberapa akan mengucapkan satu hukum-hukum yang teliti ini mengikat atas orangorang Ibrani.”—3T 396.  Dan ia menyatakan: Sistem yang khusus dari persepuluhan ini dijumpai pada sebuah prinsip mana adalah sebagai sebuah prinsip yang sama abadinya dengan hukum-hukum Allah.  Sistem persepuluhan ini adalah berkat bagi orang-orang Yahudi, juga yang Allah sudah tidak berikan kepada mereka.  Jadi akankah itu menjadi berkat bagi mereka yang membawakannya keluar hingga akhir zaman.  Bapa kita yang di surga tidak memulaikan rencana kedermawanan sistematis untuk memperkaya Diri-Nya Sendiri, tetapi itu menjadi berkat besar bagi manusia.  Ia melihat bahwa sistem kedermawanan ini adalah  hanya diperlukan untuk manusia.”—3T 404, 405. 

Akibatnya, kekuatan argumen untuk sokongan terhadap pekerjaan Allah pertama kali berasal dari Perjanjian Baru, tetapi di dalam menghitung kewajiban-kewajiban orang percaya, prinsip persepuluhan diembankan.  Itu seharusnya dicatat bahwa sementara kedermawanan sistematis diadopsi para pendahulu kita lebih luas dari pada persepuluhan, itu mewujudkan persepuluhan.  

Ellen G. White pada awalnya menghubungkan persepuluhan dengan “Kedermawanan Sistematis.”  Pertama ia meyakinkan jemaat di bulan Juni tahun 1859: “Rencana kedermawanan Sistematis adalah menyenangkan Allah” (1T 190). Lalu kemudian di bulan Januari 1861, di dalam artikel berjudul “Kedermawanan Sistematis,” ia menulis:  “janganlah merampok Allah oleh menahan dari Dia persembahan-persembahan dan persepuluhan-persepuluhan.”  Artikel ini ditutup dengan Maleakhi 3:8-11 yang dikutip lengkap (1T 221, 222).  Terbitan dari the Review and Herald  sepanjang tahun 1860an membawakan sejumlah artikel yang merujuk kepada kedermawanan sistematis, melaporkan kesuksesan atas rencana memberikan nasihat berkenaan dengan pelaksanaannya.  

Rencana Dinyatakan Kembali Tahun 1864.

James Whie menyatakan kembali rencana itu di bulan Nopember tahun 1864, dan di dalam mengikatkan diri dengan cara yang sangat erat dengan persepuluhan:  “Anakah-anak Israel dituntut untuk memberikan sebuah persepuluhan, atau yang ke-sepuluh dari pendapatan mereka….Dan itu tidak dapat dianggap bahwa Tuhan menuntut sedikit dari umat-Nya saat waktunya benar-benar singkat adanya, dan sebuah pekerjaan besar harus diselesaikan di dalam penggunaan kekayaan mereka dalam memberikan pekabaran rahmat yang terakhir kepada dunia.  Kata nabi itu:  [Maleakhi 3:8-10, dikutip].  “Bolehkah manusia menipu Allah?  Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!  Kamu telah kena kuntuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa!   Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.”  Jikalau nabi Malaeakhi tidak mnengajarkan di sini membawa system persepuluhan Israel, ia secara pasti sedang mendesakkan satu tugas yang sama kodratnya, dan perkataan-perkataannya boleh datang ke rumah kita dengan penuh kuasa, dan prinsip itu boleh diemban oleh penurutan kepada bahasa —‘Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing--sesuai dengan apa yang kamu peroleh--menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang.’ Kata Tuhan kita, ‘tetapi celakalah kamu, hai orang-orang Farisi, sebab kamu membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan (Lukas 11:42).  “Berapa banyak yang kita kurangi mempraktekkan saran-saran terbaik ini?  Kita merekomendasikan rencana berikut, yang mana semua, dengan sangat sedikit harapan, dapat mengadopsi:  Jikalau saudara-saudara memberikan persepuluhan, atau yang kesepuluh, dari pendapatan mereka, memperkirakan pendapatan mereka pada 10 persen atas apa yang mereka miliki, itu akan berjumlah kira-kira 2 sen dari tiap-tiap 100 dola propertinya.  Di samping ini, biarlah semua yang sanggup melakukan hal tersebut, memberikan sumbangan untuk setiap minggu, lebih atau kurang, menurut kesanggupan mereka.  Inilah keperluan yang mencakupkan mereka yang memiliki sedikit atau tidak memiliki properti, namun memiliki kesanggupan memperoleh pendapatan,dan harus memberikan sebagian dari pendapatan-pendapatan mereka.  

Sementara beberapa janda, atau yang sudah lanjut usia dan lemah, harus diijinkan dari saran terhadap pribadi-pribadi ini, tetapi orang-orang muda dan yang masih aktif yang memiliki sedikit atau tak punya properti, haruslah meletakkan sumbangan pribadi yang sukarela mingguan. . . .  “Mereka yang pendapatannya lebih dari 10 persen atas properti mereka dapat membayar lebih tinggi di dalam proporsi untuk jumlah pendapatan mereka.  Sebuah persepuluhan, atau yang kesepuluh dari pendapatan mereka itu benar-benar harus sepersepuluh dari pendapatan properti mereka.  Saudara dan saudari yang memiliki pendapatan atau propertinya selama tahun 1864 [oleh] jumlah 1.000 dollar memiliki persepuluhan sebesar 100 dollar.”— RH 29 Nopember 1864.


Satu Rencana Dengan Beberapa Ketidaksempurnaan 

          Sementara sistem persepuluhan, sebagai mana beberapa jalur lain dari kebenaran mana menjadi doktrin mendasar Advent, para perintis MAHK ini tidak melihat itu di dalam segala keindahan dan kelengkapan pada permulaannya.  Mereka mengupayakan untuk menemukan sebuah sistem keuangan yang mana selaras dengan Aturan Injil.  Tuhan memimpin mereka hanya secepat yang mereka dapat lihat, terima, dan mengikuti penyingkapan Alkitab-yang berdasarkan kebenaran.  Ada sebuah perkembangan yang berangsur-angsur baik di dalam dasar untuk memastikan atau menegaskan kewajiban-kewajiban terhadap orang percaya dan penggunaan yang jelas ke mana penghasilan injil ini harus diletakkan.  Kebutuhan besarnya adalah sokongan terhadap pelayanan, dan dana-dana yang diserahkan oleh kedermawanan sistematis, yang mencakup baik persepuluhan maupun persembahan-persembahan khusus, disalurkan hampir secara ekslusif terhadap sokongan pelayanan kependetaan.  Kecuali para pegawai rumah percetakan, maka sesudah tahun 1866, para pekerja sanatorium, yang disokong dari pendapatan-pendapatan institusi-institusi, semua ini berada di jalur kependetaan.  Ada banyak rujukkan kepada kedermawanan sistematis  dan persepuluhan sepanjang akhir tahun 1860an dan 1870an.   Ellen White, di dalam Testimony No. 24, dituliskan tahun 1874 dan diterbitkan bulan Januari tahun 1875, menyerahkan tulisan sebanyak 28 halaman berjudul “Tithes and Offerings,” diikuti oleh 5 halaman di bawah judul “Systematic Benevolence” (Kedermawanan Sistematis) (3T 381-413.).

         Di tahun 1876 keyakinan datang menuntun saudara-saudara bahwa ada sejumlah pendapatan di dalam rencana, khususnya di dalam basis mana persepuluhan diperhitungkan.  Berikut ini berasal dari rapat khusus General Conference yang diadakan di awal tahun:  “Sambutan-sambutan kemudian dibuat oleh Brother Canright pada pokok bahasan kedermawanan sistematis ini.  Mengambil beberapa fakta yang ditegaskan dengan baik sebagai sebuah dasar, ia menekankan bahwa jikalau semua akan datang kepada rencana Alkitab dari Kedermawanan Sistematis, jumlah di dalam tingkatan-tingkatan kita akan mencapai jumlah 150.000 dollar pertahun, gantinya sekarang hanya kira-kira 40.000 dollar.  Tuhan berkata, ‘Bawalah segala persepuluhanmu ke dalam rumah perbendaharaan-Ku,’ dan sampai itu dilakukan, Tuhan tidak akan ‘membuktikan’ untuk melihat apakah Ia tidak akan membukakan tingkap-tingkap langit untuk mencurahkan berkatmu hingga tidak ada lagi ruangan untuk menampungnya.”  Saudara White menyusul dan memberikan sambutan yang menggerakkan semangat pada pokok yang sama.  “Saudara Canright mempersembahkan resolusi-resolusi berikut ini pada pokok kedermawanan sistematis, yang mana diadopsi secara bulat oleh konferensi dan jemaat:  “Diputuskan, Bahwa kami percaya itu menjadi tugas semua saudara-saudari kita, apakah yang berhubungan dengan jemaat-jemaat atau hidup sendirian, di bawah lingkungan-lingkungan yang teratur, untuk menyerahkan satu persepuluh dari semua pendapatan mereka dari mana saja sumbernya, sesuai maksud Allah. Dan lebih lanjut:  “Diputuskan, Bahwa kita meminta perhatian dari semua pendeta kepada tugas mereka di dalam materi penting ini untuk menentukannya secara sederhana dan secara setia sebelum semua saudara dan komite tiga, dirinya sendiri menjadi salah satu dari komite itu, untuk menyediakan sebuah traktat ke atas pokok dari kerdermawanan sistematis  Ketua komite ditentukan D. M. Canright dan U. Smith untuk bertindak dengan dia sebagai komite itu”— Minutes dari Rapat Khusus General Conference, diterbitkan pada Review and Herald tanggal April 6 1876, hlm. 108.

         Menjelang tahun 1878 sebuah perobahan sudah dibuat di terhadap dalam rencana menghitung persentasi (percentage) pemberian atau persepuluhan, perobahan dari yang diperkirakan 1 persen per tahun kepada penaksiran properti untuk10 persen dari pendapatan nyata.  Rencana sebelumnya dijumpai menjadi tak sempurna.   Di dalam satu kasus pada rencana yang lama persepuluhan dihitung berjumlah 10 dollar per bulan, sementara di bawah rencana baru terhadap sebuah 10persen nyata dari pendapatan, persepuluhan, dihitung berjumlah 36 dollar per bulan.  Rencana Sempurna Dilukiskan dalam sebuah Pamflet tahun 1878.  Menurut tindakan konferensi rencana sempurna adalah ditentukan sebelum orang-orang percaya di dalam pamflet secara signifikan mendengar uraian berjudul Systematic Benevolence or the Bible Plan of Supporting the Ministry (Kedermawanan Sistematis atau Rencana Alkitab Menyokiong Pelayanan .

          Itulah tetapi sebuah perbaikan dengan cara yang lebih baik dari perhitungan persepuluhan dan presentasi dibuat di bawah judul yang sama yakni, “Systematic Benevolence” (Kedermawanan Sistematis).  Bagian pernyataan pendahuluan di pamflet itu terbaca:  Pokok   dari Kedermawanan Sistematis sudah berada di bawah pertimbangan praktis oleh MAHK  untuk satu periode 20 tahun atu lebih.  Dan tidak ada bahan yang berubah dari sistem pertama yang telah diadopsi karena dilihat sangat dibutuhkan hingga sejak dua tahun sebelumnya.  Alasan-alasan untuk perobahan ini diberikan di halaman-halaman berikut ini:   “‘Berapa banyak yang  harus saya berikan untuk sokongan injil?  Sesudah memandang dengan berhati-hati pokok permasalahan ini dari segala sudut pandang, kami menjawab, ‘Sebuah persepuluhan dari semua pendapatan kami.”  “Ini tidak berarti sepersepuluh dari pertambahan properti tahunan kami sesudah biaya pakaian dan makanan, dan biaya-biaya lainnya, yang dibayarkan, tetapi sembilan bagian dari pendapatan kami adalah untuk memenuhi semua biaya-biaya ini, sementara persepuluhan dari pendapatan kami dalah milik Tuhan, untuk diserahkan secara sakral untuk menyokong pelayanan.  Kami mencakupkan rencana perjanjian sejumlah yang sama dengan 1 persen secara tahunan dari properti kami yang sempurna di dalam beberapa hal: 

         “1.  Itu tidak memberikan sebuah persepuluhan dari pendapatan kami….Itu adalah keyakinan kami bahwa umat kami telah merampok Allah lebih dari 1 ½ dari persepuluhan yang mana adalah milik-Nya, sementara bartindak terhadap bertindak ke atas rencana yang sempurna dari membayarkan Kedermawanan Sistematis untuk jumlah hanya satu persen per tahun dari properti mereka

          “2.  Perkataan paulus menjamah pokok bahasan ini— ‘sat Tuhan mensejahterakan dia—adalah di dalam keselarasan yang ketat dengan sistem itu di dalam Perjanjian Lama yang menuntut satu per sepuluh (1/10)  dari semua pendapatan umat Allah sebagai milik-Nya.  Selanjutnya ini kami memperhatikannya sebagai janji yang wajar dan bersifat pengajaran Kitab Suci untuk semua umat yang mengadakannya:  “Kami dengan hikmat berjanji, di hadapan Allah dan di hadapan masing-masing kita satu sama lain, dengan bersungguh-sungguh untuk membayar kepada bendahara dari Kedermawanan Sistematis persepuluhan dari semua pendapatan kami, untuk disisihkan saat itu diperoleh, dan dibayarkan pada hari Minggu pertama dari masing-masing dari 4 triwulan setiap tahun, yaitu hari Minggu pertama di bulan April, hari Minggu pertama di bulan Juli, dan hari Minggu pertama di bulan Oktober.  

         “3. Oleh rencana yang sempurna, mereka yang mempunyai atau tidak mempunyai properti, dan pada waktu yang sama sudah mempertimbamgkan pendapatan, di dalam beberapa kasus sudah merampok Allah agak sedikit atau hampir seluruh persepuluhan dari pendapatan nyata mereka.  Oleh rencana Allah, 1 dollar dari setiap 10 dollar yang diperoleh diamankan untuk maksud Tuhan,  Inilah satu-satunya yang membuat sebuah perbedaan dari beribu-ribu untuk dimasukkan ke dalam perbendaharaan Tuhan demi sokongan terhadap maksud Allah.  “Dan kami tidak dapat melihat alasan-alasan mengapa institusi-institusi kami, seperti rumah-rumah percetakan, sekolah-sekolah, sanotrium-sanatorium, dan konferensi-konferensi Negara-negaa bagian, tidak harus menaruh ke dalam perbendaharaan Tuhan persepuluhan dari semua pendapatan mereka.  Hal-hal ini dihutangkan kepada Tuhan dan hamba-hamba-Nya bagi eksistensi dan kesejahteraan mereka.  Saat hal-hal ini menerima sokongan dari General Conference, persepuluhan mereka harus diletakkan ke dalam bendahara General Conference.  Jumlah tahunan yang dikumpulkan dari lebaga-lembaga kita di Battle Creek saja tidak akan kurang dari pada  4.000 dollar jumlah banyak yang benar-benar dimasukkan ke dalam seorang bendahara yang mana tidak hanya kosong, sebuah warisan hendak disampaikan yang sudah lama dirasakan.”  Statement disediakan oleh komite yang ditujuk oleh   General Conference, 2-13 Oktober 1878.  Susunan komitenya sebagai berikut:  James White, D. M. Canright, S. N. Haskell, J. N. Andrews, Uriah Smith. Systematic Benevolence; or the Bible Plan Supporting the Ministry.

 

Pengembangan Konsep dari Penggunaan Pantas dari Persepuluhan 

         Bukan hanya ada sebuah perkembangan di dalam pemahaman dari apa yang merupakan sebuah persepuluhan yang wajar,  tetapi ada juga perkembangan didalam pemahaman penggunaan ke mana persepuluhan itu harus diletakkan.  Pola sejarah di dalam cara ini adalah sama dengan itu terhadap perkembangan-perkembangan lain di antara GMAHK.  Tuhan tidak melakukan dari permulaannya melalui khayal kepada Ellen G. White memerintahkan setiap perinciannya.  Melainkan, Ia memimpin para pendahulu GMAHK, kepada Kitab Suci sebagai basis dari sistem keuangan gereja,  pertama menuntun mereka kepada Perjanjian Baru lalu kepada Perjanjian Lama.  Ketika rencana keuangan injil diadopsi di akhir tahun 1850an, jalur-jalur pekerjan gereja terbatas.  Adalah mereka yang terikat di dalam pekerjaan kependetaan dan ada pekerjaan penerbitan.  Pekerjaan penerbitan disokong oleh penjualan literatur dan oleh pemberian-pemberian sukarela.  Saat sanatorium dimulaikan di tahun 1866, sejumlah persediaan maskapai dibentuk dan pada permulaan nampaknya bahwa perusahaan ini merupakan keprihatinan mendapatkan uang, menyerahkan kurang dari 10 persen dari penanaman modal ini.  Pekerjaan kedokteran, walaupun itu nampaknya tidak akan begitu menguntungkan pada permulaannya, bukanlah penerima kedermawanan sistematis.  Sekolah pun tidak mencari sumber keuangan ini sebagai pekerjaan pendidikan MAHK yang dimulaikan ditahun 1870an.  Tiga usaya yang paling awal pekerjaan sekolah gereja sebelum hari-hari saat kederwawanan sistematis itu dicanangkan dan mereka mereka melihat kepada uang sekolah sebagai sarana keuangan untuk menyokong pekerjaan sekolah tersebut.  Hal ini juga benar dengan adanya sekolah yang Bell mulaikan di Battle Creek di akhir tahun  1860an.   Sekolah dimulaikan di Battle Creek tahun 1872, dengan sokongan General Conference, yang berbasis pada uang sekolah.  Satu-satunya sekolah yang beroperasi sebelum tahun 1878 bertindak mengorganisir kembali kedermawanan sisematis, adalah di Battle Creek College.  Itu belum berjalan sampai tahun1882 dengan dimulaikannya pengoperasian Healdsburg College dan South Lancaster Academy,  dan tidak ada yang mengisyaratkan bahwa mereka mengambil di dalam cara apapun dari kedermawanan sistematis atau dari dana-dana persepuluhan.  Sebenarnya, permintaan-permintaan dari jalur pekerjaan kependetaan menekankan secara kuat dana-dana kedermawanan sistematis, seperti yang di catatan-catatan perlihatkan.   

 

Tiada Pemisahan Dana-Dana 

         Dana-dana kedermawanan sistematis tersedia untuk maksuda yang tidak terbagi oleh sipemberi atau gereja lokal ke dalam dana-dana persepuluhan secara ketat dan dana-dana non persepuluhan (berupa persembahan sukarela), bahkan dana-dana itu tidak tersedia dalam cara yang terpisah di dalam buku-buku catatan pembukuan konferens, konferens atau General Conference.  Roh nubuatan menasihatkan secara berulang-ulang panggilan untuk satu kesetiaan bahwa “perbendaharaan diisi kembali secara terus-menerus,” namun sebelum tahun 1880 belum ada petunjuk yang melukiskan secara jelas bagaimana dana-dana kedermawanan yang sistematis harus digunakan, maupun belum menentukan bagaimana larangan-larangan terkait hal ini di tahun-tahun kemudian. 

         James White di dalam majalah Review  pada tanggal 29 Nopember 1864, berargumen secara tegas untuk semua dana kedermawanan sistematis agar ditempatkan di bendahara jemaat lokal atau bendahara-bendahara General Conference “untuk menyokong proklamasi pekabaran malaikat ketiga.”  “Ini” ia pertahankan, “merupakan rancangan asli untuk rencana kedermawanan pemeluk MAHK dan gereja saat itu menganggap hal itu sebagai sebuah kesalahan amat besar yang berangkat dari hal itu di dalam semua tingkatan.”  

         Ia mengakui, beatapapun, bahwa ada pengecualian-pengecualian dan bahwa beberapa dari dana-dana ini dapat digunakan secara wajar di jemaat local untuk biaya-biaya yang lain yang menyokong pelayanan: 

         “Gereja-gereja yang mesti membangun rumah-rumah ibadah, dan mencari dana-dana ringan, dana untuk bahan bakar, dan lain-lain, jangan merasa tidak sanggup untuk naik kepada kiasan-kiasan atau illustrasi kedermawanan sistematis yang di sampingnya,  di rapat umum tahunan mereka pantas dipungut suara untuk satu persen dari kedermawanan sistematis secara keseluruhan terhadap tujuan-tujuan tersebut seperti yang mereka pikirkan dengan wajar.  Tetapi itu dianggap bahwa contoh-contoh di mana maksud tersebut hendak diharuskan akan menjadi sangat sedikit.”—RH 29 Nopember 1864.

         Dengan penyelidikan ulang di tahun 1878, dan penyerapan dari rencana penggambaran persepuluhan terhadap “pendapatan menyeluruh”dari harta benda-harta benda lebih baik diberikan dan penggunaan-penggunaan ke mana dana-dana kedermawanan sistematis itu  seharusnya diletakkan menjadi satu bahan penyelidikan dan diskusi saat itu. 

 

Pernyataan Ellen White di Akhir tahun 1879

Di akhir tahun 1879 Ellen White menuliskan artikel berjudul “Kesakralan Sumpah”di dalam Testimonies, vol. 4, hlm. 462- 476.   Di dalamnya ia membuat beberapa rujukkan kepada “persepuluhan dan persembahan sukarela sebagai sebuah dana-dana yang menyokong berbagai segi dan pekerjaan gereja.  

 

     1.  Lembaga—Lembaga

         “Roh mementingan diridan kesombongan yang didewakan telah diprkatekkan jemaat didalam menahan dari Allah yang Ia tuntut, sehingga merampok-Nya dan berlawanan dengan pangaturan-pengaturan-Nya untuk menyebarkan terang dan pengetahuan kebenaran menyeluruh secara panjang dan lebar suatu negeri. 

         “Allah di dalam rencana-rencana-Nya yang bijaksana sudah membuat kemajuan maksud-Nya yang bergantung atas usaha-usaha pribadi umat-Nya dan atas perembahan-persembahan sukarela mereka.  Ia menerima kerjasama manusia didalam rencana agung penebusan, Ia sudah menepatkan satu tanda kehormatan ke atasnya.  Pendeta tidak dapat berkhotbah kecuali ia diutus.  Pekerjaan menyalurkan terang tidak hanya berhenti pada pendeta.  Setiap orang yang sudah menjadi anggota jemaat, berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi seorang yang mewakili Kristus oleh menghidupkan kebenaran yang ia miliki.  Para pengikut Kristus harus mengedepankan pekerjaan yangYesus telah tinggalkan bagi meka untukdilakukan sesaat sebelum Ia naik ke sorga.

         “Lembaga-lembaga adalah perkakas-perkakas Allah untuk mengedepankan pekerjaan-Nya di atas bumi yang harus tetap ditopang.  Gereja-gereja harus didirikan, sekolah-sekolah harus dibangun, dan rumah-rumah percetakan harus diperlengkapi dengan fasilitas-fasilitas untuk melakukan pekerjaan di bidang penerbitan akan kebenaran untuk dikirimkan ke segala penjuru dunia. Lembaga-lembaga ini ditahbiskan Allah dan seharusnya disokong oleh persepuluhan dan persembahan-persembahan sukarela.  Pada saat pekerjaan membesar, dana-dana harus diperlukan untuk mengedepankan pekerjaan itu di dalam cabang-cabangnya.  Mereka yang sudah mengambil bagian dari anugereah-Nya boleh menjadi rekan sekerja dengan Kirsuts oleh mengadakan pengorbanan dan persembahan sukarela bagi Dia.  Dan ketika anggota-anggota gereja rindu didalam hati mereka bahwa tidak ada lagi panggilan untuk harta benda mereka, maka secara bijaksana mereka berkata bahwa tiu berisikan maksud Allah yang tidak akan maju.”—4T 464.

         “REncana kedermwanan sistematis adalah pengaturan milik Allah,  tetapi kesetiaan membayar tuntutan-tuntutan Allah seringkali ditolak atau ditunda walaupun janji-janji hikmat tidak lagibermakna. Itu disebabkan anggota-anggota jemaat melalaikan untuk membayar persepuluhan-persepuluhan mereka dan memenuhi janji-janji mereka sehigga lembaga-lembaga kita tidak terbebas dari perasaan malu.  Jikalau semua, baik kaya maupun miskin, hendak membawa persepuluhan ke dalam rumah perbendaharaan Tuhan, akan ada persediaan yang cukup untuk membebaskan mkasud keuangan dari rasa malu dan denganmulia mengedepankan pekerjaan missioari di dalam berbagai departemen. Allah memanggil mereka yang percaya kekebenaran untuk menyerahkan kepada Dia benada-benada yang ia miliki.”—4T 475, 476.

 

     2.  Pelayanan Injil dan Percetakan 

         “Di dalam perintah Injil-murid-murid- Nya untuk pergi ke seluruh bagian dunia, dan mengkhotbahkan Injil ke segala makhluk,’ Kristus menugaskan manusia untuk pekerjaan penyebaran Injil.  Tetapi sementara beberapa pergi mengkhotbahkannya, ia memanggil yang lainnya untuk menjawab tuntutan-tuntutannya ke  atas mereka untuk persepuluhandan persembahan khusus dengan mana itu akan menyokong pelayanan dan menyebarkan kebenaran dicetak ke segala penjuru negeri.  Inilah maksud Allah untuk mengaggungkan manusia.  Inilah pekerjan yang ia butuhkan, karena itu akan mendorong simpati-simpati paling dalam dari hatiya serta panggilan kepada latihan akan keanggupan-kesanggupan tertinggi dari pikiran. —4T 472.

 

Apakah Pendapatan dan Harta Milik? 

         Di dalam artikel yang sama, berkaitan dengan tuntutan-tuntutan ke atas Israel untuk kedermawanan, Ellen White menulis:  “Menurut jumlah yang dicurahkan akan dituntut.  Semakin besar modal yang dipercayakan, maka semakin besar nilai yang adalah anugerah yang Allah tuntut untuk dikembalikan kepada Dia.  Jikalau orang Kristen memiliki 10  atau 20 dollar, tuntutan-tuntutan Allah yang bersifat perintah kepadanya, bukan hanya untuk memberikan menuruta porsinya terhadap sistem persepuluhan, tetapi untuk memaparkan persembahan penebus dosa-dosanya dan ucapan syukur kepada Allah.  Dsipensasi orang-orang Lewi dibedakan di dalam cara yang luar biasa oleh pengudusan properti.  Ketika kita berbicara tentang persepuluhan sebagai standar kontribusi-kontribusi orang Yahudi untuk maksud-maksud keagamaan, kita tidak berbicara dengan pengertian.  Tuhan tetap pada tuntutan-tuntutan yang yang paling tinggi, dan di hampir setiap artikel mereka diingatkan  oleh si Pemberi apa yang dituntut untuk dikembalikan kepada Dia.  Mereka dituntut untuk membayar sebuah uang tebusan bagi  anak sulung mereka, untuk hasil-hasil pertama dari ternak-ternak mereka, dan hulu hasil atau tuaian pertama dari hasil ladang mereka.  Mereka dituntut untuk meninggalkan sudut-sudut ladang penuaian untuk menolong mereka yang miskin.  Apa saya tuaian yang berasal dari tangan mereka harus disisikan untuk orang-orang miskin, dan sekali di dalam setiap tujuh tahun, tangan mereka diajak untuk menghasilkan secara spontan untuk memberi kepada mereka yang berkekurangan.  Lalu ada perembahan korban-korban, korban persembahan karena pelanggaran, korban penebus salah, dan korban untuk penghapusan hutang-hutang setiap tahun ke-tujuh.  Ada juga sejumlah biaya untuk keramahtamahan dan pemberian-pemberian bagi orang miskin, dan ada ujian-ujian terhadap properti mereka.  “Seperti yang dinyatakan di periode-periode, agar supaya memelihara integritas hukum, umat Allah diwawancarai apapakh mereka sudah dengan setia menyelenggarakan sumpah mereka atau tidak.  Beberapa orang dengan teliti mengembalikan kepada Allah  jumlah kira-kira  satu per tiga dari semua pendapatan mereka untuk keuntungan masud-maksud keagamaan dan untuk orang-orang miskin.  Ketelitian-ketelitian ini tidak berasal dari kelas tertentu umat Allah, tetapi dari semuanya, tuntutan yang dibuat secara proporsional terhadap jumlah yang dimiliki.  Di samping itu sumsbangan-sumbangan sistematis dan teratur ini sedang terdapat tujuan-tujuan tertentu untuk persembahan-persembahan sukarela, seperti untuk pembangunan tabernakel (kaabah) di padang gurun dan kaabah yang didirikan di Yerusalem. Naskah-naskah ini dibuat oleh Allah ke atas umat Allah demi kebaikan mereka, sebaik untuk menopang pelayanan-Nya.”—4T 467, 468.


Melipatgandakan Pekerjaan 

          “Semua dari pendapatan kita haruslah dibuat yang pemberian yang terutama kepada Allah.  Di dalam sistem kedermawanan yang diperintahkan ke atas orang-orang Yahudi dituntut baik untuk mebawa kepada Tuhan hulu hasil dari semua pemberian-Nya apakah di dalam pertambahan kawanan-kawanan ternak mereka atau hewan-hewan ternak gembalaan, atau pun di dalam hasil-hasil ladang, kebun buah-buahan, ataupun kebun-kebun anggur, atau mereka harus menebusnya oleh menggantikan yang sama dengan itu.  Bagaimana mengubah aturan-aturan hal-hal ini di zaman sekarang!  Tuntutan-tuntutan Allah dan keharusan-keharusan Allah, jikalau mereka menerima perhatian apapun, adalah masih tertinggal hingga akhir zaman.  Namun pekerjaan-pekerjaan kita sekarang membutuhkan 10 kali lipat dari pada yang diperlukan oleh orang-orang Yahudi.  Perintah agung telah diberikan kepada para rasul untuk pergi ke seluruh dunia dan mengkhotbahkan injil.  Ini menunjukkan perluasan dari pekerjaan dan bertambahnya tanggung jawab yang dibebankan ke atas para pengikut Kristus di zaman kita sekaang ini!  Jikalau hukum yang menuntut persepuluhan dan persembahan-persembahan itu diberikan beribu-ribu tahun lalu, betapa itu lebih mendasar sekarang ini.  Jikalau orang kaya dan miskin memberikan jumlah yang sebanding dengan properti mereka di dalam perekonomian orang Yahudi, malahan itu berlipat ganda sekarang ini. . “Mayoritas yang mengaku orang-orang Kristen mengambil bagian dengan kekayaan mereka mereka dengan keengganan yang besar.  Banyak dari mereka tidak memberikan seperduapuluh dari pendapatan mereka kepada Allah, dan banyakyang memberikan jauh labeh kurang dari pada itu, sementara ada sejumlah kelas yang besar yang merampoko Allah dari persepuluhan yang sedikit, dan  orang lain yang akan memberi hanya persepuluhan.  Jikalau semua persepuluhan dari umat kita mengalir ke dalam perbendaharaan Tuhan seperti yang seharusnya mereka lakukan, berkat-berkat tersebut akan diterima sehingga anugerah-anugerah dan persembahan-persembahanuntuk maksud-maksud yang suci hendaklah digandakan sepuluh kali lipat, sehingga saluran antara Allah dan manusia akan tetap terbuka.  Para pengikut Kristus seharusnya tidak menunggu untuk gearan hatimissionari untuk memanggil mereka berdiri untuk bertindak. Jikalau secara rohani terbangun, mereka akan mendengar di dalam pendapatan setiap minggu, apakah banyak atau sedikit, suara Allah dan hati nurani dengan kewenangan yang meminta persepuluhan dan persembahan-persembahan diserahkan untuk Tuhan”—4T 474.  Menjelang tahun 1880 itu adalah pemahaman umum bahwa dana-dana itu berasal dari persepuluhan yang harus diserahkan secara ekslusif, atau hampir sedemikian rupa, demi sokongan terhadap pelayanan injil.  

         Catatan ini dari James White:   “Persepuluhan adalah milik Allah—sejak kejatuhan manusia adalah sebuah keharusan bahwa manusia harus menyerahkan seluruh pelayanannya kepada Allah.  Nampaknya bahwa sejak permulaan Tuhan mengajarkan umat-Nya untuk menyerahkan satu per sepuluh untuk menyokong para pelayan-pelayan-Nya”—RH 15 Januari 1880.

         Di 1880beberapa gereja lokal sudah harus mempergunakan dana-dana persepuluhan untuk biaya-biaya gereja.  Sekurang-kurangnya ini tersirat di dalam sebuah tiondakan yang diambil pada rapat General Conference tanggal 6 Oktober:  “Diputuskan, bahwa jemaat  tidak harus menyerahkan bagian tertentu dari persepuluhan untuk pembanguan atau perbaikan gerejanya, tanpa izin bebas dari Komite Konferens Negara,”—RH 14 Oktober 1880.

     Gereja sedang merasakan jalannya.  Sementara itu sudah memiliki pemahaman yang umum bahwa dana-dana persepuluhan harus dipelihara untuk pelayanan injil, permintan-permintaan dari satu pekerjaan yang sedang bertumbuh, dan sumber daya-sumber daya yang bertambah di dekat menuntun kepada sebuah pendirian yang lebih bebas dan seseorng yang dipertahankan oleh ketua General Conference.  George I. Butler menulis sebuah pamflet yang tidak disertai tanggal tetapi memberikan bukti yang sudah diterbitkan pada tahun 1884: “Sebelum tahun 1878 kita mencoba menggalang rencana Kedermawanan Sistematis.  Masing-masing orang memperkirakan nilai propertinya, 10 persen yang dihitung sebagai pendapatannya, dan satu per sepuluh dari hal ini kemudian adalah persepuluhan yang ia harus bayar atas propertinya.  Sumbangan-sumbangan mingguan disendirikan.   Inilah, nama yang terkandung, kedermawanan sistematis, tetapi itu jauh dari nama yang sama seperti yang terkandungdi dalam persepuluhan Alkitab.  Persepuluhan bukanlah satu kedermawanan perasaan semata.  Itu bukanlah milik kita untuk diserahkan, tetapi itu adalah milik Tuhan sepanjang masa.  Materi persepuluhan dibawakan di hadapan General Conference bulan Oktober, 1878, dan sebuah komite 5 (atau 3) ditentukan untuk menyediakan satu pekerjaan pada pokok persoalan ini.  Umat kami kemudian secara umum menerima prinsip persepuluhan secara teoritis, dan sudah mempraktekkan itu terhadap sebuah perluasan tertentu yang sudah pernah ada sebelumnya.—The Tithing System, hlm. 69.

            Pada halaman 71 dan 72 Ketua Butler sepakat dengan penggunaan persepuluhan:  “Materi-materi di dalam maksud tersebut sedang mengasumsikan sebuah fase baru.  Permintaan-perminaan baru ke ataskit dijalur para apekerja sedang datang semakin lama semakin mendekat,  dan secara pasti waktu dicapai ketika kita mau menjadi jujur dengan Allah dan memberikan kepada Dia milik-Nya.”  Lalu di dalam menguraikan mana yang membuat hal ini suatu keharusan, ia telah membuat pernyataan ini:  “Hingga di dalam beberapa tahun silam, persepuluhan sudah digunakan hampir secara menyeluruh untuk menyokong para pendeta injil, yakni mereka yang berkhotbah dari pendirian tersebut.  Di dalam beberapa cara nampaknya itu dipahami secara universal bahwa tidak ada orang lain yang berhak untuk sesuatu persepuluhan.  Tetapi secara lebih terkini itu sudah menjadi kebiasaan untuk membayar para Sekretris Traktat dan Missionaris Negera Bagian yang diambil dari persepuluhan. Dan komite pemeriksa kami sudah menetapkan dengan nama mereka sama dengan nama para pendeta.  Itu sudah diambil, di dalam banyak kasus, argument yng dipertimbangkan untuk membawakan hal ini:    “Dengan satu atau dua tahun terakhir sudah sedang bekerja di dalam maksud tersebut, dan di dalam pertanyaan yang sudah diangkat, Bagaimana hal-hal ini akan dibayat?  Kami merujuk kepada para penginjil literatur dan para pekerja missonari dari berbagai kelas yang berbeda, sedang bekerja di ladang atau misi-misi di kota-kota.  Hal-hal ini di dalam beberapa hal sudah dibayarkan dari pesepuluhan.  Tetapi di dalam beberapa jarak tempat yang jauh itu suah menjadi paksaan yang berat terhadap perbendaharaan, dan di dalam beberapa kasus pelayanan itu tidak memiliki sebuah sokongan beralasan oleh sebab hal ini.  Pertanyaan sudah tiba ke depan di dalam satu cara yang begitru memaksa sehingga itu harus dipenuhi dan ditetapkan.  Banyak orang dapat bekerja secara efektif di dalam pekerjaan missionary sebagai penginjil literature dan pekerja-pekerja seperti mereka yang berkhotbah dari meja tulis.   Banyak, yang ragu-ragu, akan menjual, dan membayar biaya perjalanan mereka dengan keuntungan-keuntungan dari hasil penjualan, tetapi ada banyak yang lain yang tidak dapat disokong dari cara ini, yang merupakan pekerja-pekerja yang pantas membawakan kebenaran.  Bagaimana hal-hal ini ditopang?  “Sesudah memberikan materi yang banyak refleksinya kami sudah menentukan pertanyaan di dalam pikiran kami. Kami percaya bahwa persepuluhan dirancang Allah untuk jadi penyokong, sejauh itu akan digunakan, terhadap semua pekerja yang dipanggil oleh maksud Allah untuk memberikan waktu mereka kepada pekerjaan ini. Kami tahu tidak ada system khusus yang lain untuk maksud ini.—G. I. Butler in An Examination of the Tithing System From a Bible Standpoint, hlm. 71, 72.

         Pada kutipan diatas belum disebutkan bagaimana guru-guru sekolah jemaat memperoleh gajinya sebab pada tahun 1878  General Conference (GC) belum memiliki sekolah gereja yang terorginisir.  Namun ada sebuah diskusi terkait penggunaan yang lebih luas akan persepuluhan yang diadakandi GC pada tanggal 13 Oktober 1896, pada rapat musim Gugur.  Inilah sebagian kutipan hasil rapat yang diambil dari arsip yang disebut  the minutes: “Saudara Breed menanyakan nasihat dengan rujukan kepada sidang itu yang harus diberikan kepada jemaat-jemaat terkait penggunaan persepuluhan untuk tagihan-tagihan dan biaya-biaya jemaat.  Itu sudah ditunjukkan bahwa, sementara itu adalah kebiasaan yang agak umum dari gereja-gereja kita menyimpan persepuluhan di dalam jaringan teratur yang menyokong pelayanan—namun di dalam beberapa contoh, khususnya di antara dua atau tiga gereja terbesar di dalam denominasi MAHK saat itu, praktek tak biasa di dalam hal ini tidak dipatuhi.  Anggota-anggota dari komite ini mengungkapkan penolakan sedemikian rupa terhadap kondisi dari hal-hal tersebut,  dan menyarankan langkah-langkah yang harus diambil untuk memperbaiki kejahatan secepat mungkin.”—General Conference Committee, 13 Oktober 1896.

         Catatan menjelaskan bahwa di pertengahan tahun 1890an, Tuhan melalui juru kabar-Nya meberikan arahan-arahan panggilan yang khusus untuk sebuah kebijakan yang berhubungan dengan  ketat dari penggunaan persepuluhan. Hal ini datang kepada sebuah komunikasi tertulis dari Cooranbong, New South Wales, pada tanggal 14 Maret 1897.  Itu diterbitkan oleh   General Conference  di dalam sebuah traktat sebanyak 39 halaman tanggal 21 Mei 1897:  “Surat-surat sudah tiba kepada saya dari Oakland dan Battle Creek, mencari tahu lebih lanjut apa yang harus diperbuat dengan persepuluhan.  Para penulis menganggap bahwa mereka diberi wewenang untuk menggunakan uang persepuluhan di dalam rapat biaya-biaya gereja, saat biaya-biaya ini agak berat.  Dari mana itu telah ditunjukkan kepada saya, persepuluhan itu tidak ditarik dari perbendaharaan.  Setiap penny dari uang ini adalah milik perbendahraan suci dari Tuhan, untuk dipantaskan utnuk penggunaan khusus.  “Ada satu waktu ketika sangat sedikit pekerjaan missionari yang harus dilakukan, dan persepuluhan sedang menumpuk.  Di dalam beberapa hal persepuluhan digunakan utnuk maksud-maskud yang sama sperti yang diusulkan sekarang ini.  Ketika umat Tuhan merasakan dibangkitkan untuk melakukan pekerjaan missionari di rumah dan di ladang-ladang  misi luar dan mengirimkan para missionari ke segala penjuru dunia, mereka yang menyandang minat-minat yang suci harus memiliki kejelasan, menyucikan ketajaman pikiran untukmemahami bagaimana dana-dana itu harus digunakan.  Ketika mereka melihat pra pendeta sedang bekerja tanpa uang untuk menyokong mereka, dan perbendaharaan kosong, maka perbendaharaan itu harus dikawal dengan ketat.  Janganlah ada satu penny yang harus dihilangkan dari perbendaharaan itu.  Para pendeta harus memiliki hak yang pantas sama seperti hak para pekerja di kantor   Review and Herald, dan para pekerja di Pacific Press Publishing House.  Sejumlah perampokkan sedang dipraktekkan di dalam upah-upah yang kurang dibayarkan kepada beberapa pekerja.  Jikalau mereka memberikan waktu dan pemikiran mereka dan bekerja untuk pelayanan terhadap Tuan itu, mereka harus mempunyai upah yang cukup untuk memenuhi keperluan keluarga mereka dengan makanan dan pakaian.  “Terang yang Tuhan berikan kepada saya pada pokok persoalan ini yaitu bahwa dana-dana kekayaan yang di dalam perbendaharaan untuk sokongan terhadap para pendeta di ladang-ladang yang berbeda itu  janganlah digunakan untuk maksud yang lain.  Jikalau pesepuluhan yang jujur dibayarkan, uang masuk ke dalam perbendaharaan terkawal secara berhati-hati, para pendeta akan menerima itu sebagai upahnya. . . Pendeta yang bekerja harus disokong.   Tetapi menahan yang persepuluhan ini, mereka yang mengelola pekerjaan ini melihat bahwa tidak ada uang di dalam  perbendaharaan utnuk menggaji pendeta.  Merka sedang menarik persepuluhan untuk biaya-biaya lain—untuk mermelihara keperluan-keperluan rumah-rumah pertemuan atau beberapa kedermawanan lain.  Allah tidak dimuliakan di dalam pekerjaan-pekerjaan tersebut . . . Pemberian-permberian dan persembahan-persembahan haruslah dibawa le dalam oleh umat sebagaimana mereka diberikan kesempatan istimewah di dalam rumah-rumah ibadah.. . .Biaralah pekerjaan dari rumah ke rumah dilakukan di dalam suasana di hadapan keluarga-keluarga di Battle Creek dan Oakland tugas mereka di dalam bertindak di dalam bahagian yang membahas di rapat akan biaya-biaya ini, yang mana yang boleh disebut dana umum atau sekuler, dan jangan biarkan perbendaharaan dirampok.” — Special Testimonies to Ministers and Workers, pp. 16-19.

         Sementgara menjelaskan dengan baik bahwa gereja-gereja yang dibangun sedemikian rupa seperti yang ada di Oakland dan Battle Creek seharusnya tidak menggunakan dana-dana persepuluhan bagi biaya gereja tiu, Ellen White melakukannya pada saat yang sama (1897) mengakui bahwa ada sejumlah lingkungan di mana dana-dana persepuluhan mungkin digunakan untuk bangunan-bangunan gereja:  “Ada kasus-kasus pengeculian , di mana kemiskinan terlalu dalam sehingga agar supaya mengamankan tempat ibadah yang amat sederhana, itu mungkin harus untuk mengambil persepuluhan.  Tetapi tenpat itu bukanlah Battle Creek atau Oakland.  Biaralah mereka yang berkumpul untuk beribadah kepada Allah mempertimbankan penyangkalan diri dan pengorbanan diri dari Yesus Kristus.  Biarlah saudara-saudara itu yang mengaku untuk menjadi anak-anak Allah belajar bagaimana mereka dapat menyangkal diri mereka sendiri, dan bagaimana mereka dapat mengambil bagian dengan beberapa berhala mereka, dan secara berhati-hati berhemat di dalam setiap jalur.  Di masing-masing rumah harus ada sebuah kotak untuk dana gereja, untuk digunakan bagi kebutuhan-kebutuhan gereja. . . .“Janganlah biarkan mereka yangdipercayakan tanggungjawab-tanggungjawab, mengijinkan perbendaharaan yang Allah sudah tetapkan untuk menyokong para pendeta di ladang, untuk dirampok untuk memenuhi biaya-biaya yang dikeluarkan di dalam memelihara di dalam  mengatur dan membuat nyaman rumah Allah.  Beribu-ribu dollar sudah diambil dari perspeuluhan dan digunakan untuk maksud-maksud ini.  Ini seharusnya tidak terjadi.  Pemberian-pemberian dan persembahan-persembahan yang telah membiayai  beberapa orang yang menyangkal diri haruslah dibawa ke dalam perbendaharaan.  Sebuah dana yang terpisah untuk maksud membiayai biaya-biaya yang mana setiap anggota gereja harus tanggung bersama menurut kesanggupannya haruslah dilembagakan di setiap tempat di mana ada sebuah gereja.— Ms 24, 1897.

         Pekabaran ini telah menuntun kepada sebuah kegiatan surat-menyurat.  C. H. Jones dari Oakland menulis secara langsung kepada Nyonya White bahwa gereja Oakland church tidaksedang menggunakan dana-dana persepuluhan untuk biaya gereja, dan Ny. White menjawab paa tanggal 27 Mei 1897, menuliskan sebuah uraian pernghargaan yang panjang dan sekali lagi menekankan pentingnya menjaga dana-dana persepuluhan untuk maksud khusus unguk mana itu dimaksudkan.  D dalam hal ini ia menyatakan:  Jikalau ada sebuah kelebihan dana di dalam perbendaharaan, ada banyak tempat di mana itu boleh digunakan secara teliti di dalam jalur-jalur yang ditentukan” (Letter 81, 1897).

         Pada tahun berikutnya Ellen White menyatakan kembali pokok persoalan tersebut di dalam sebuah cara yang berkenaan dengan mana tidak ada yang dapat ditanyakan:  Para pendeta adalah gembala-gembala Allah, ditentukan oleh Dia untuk memberi makan kawanan domba-Nya.  Persepuluhan adalah persediaan-Nya untuk biaya hidup mereka, dan Ia merancang bawa itu akan dipegang dengan sucinya untuk maksud ini.”—Ms 139, 1898.

         Lagi-lagi, 6 tahun kemudian, ia menekankan poin ini:  “Persepuluhan harus digunakan untuk satu maksud—untuk menyokong para pendeta yang Allah sudah tentukan untuk melakukan pekerjaan-Nya.  Itu digunakan untuk menyokong mereka yang membicarakan perkataan-perkataan kehidupan umat, dan memikul beban kawanan domba Allah  . . .“Kesan agaknya sedang menjadi biasa bahwa penempatan yang suci dari persepuluhan tidak lagi eksis. Banyak sudah kehilangan perasaan mereka terhadap tuntutan-tuntutan Tuhan.” Ms 82, 1904.


Pengalihan Dana-Dana Persepuluhan

          Di banyak pernyataan relatifnya kemudian terhadap penggunan persepuluhan, Ellen G. White berbicara tentang dana-dana yang sudah dialihkan ke daerah-daerah lain dari pada untuk mana persepuluhan itu telah didedikasikan; yakni, untuk menyokong pelayanan. Saat melihat catatan-catatan mula-mulayang dapat ditemukan pada tanggal 4 Mei 1898 di Kemite General Conference, pada sebuah rapat yang dihadiri oleh Elders Irwin, Jones, Evans, dan Moon, yang dibujuk oleh Dr. J. H. Kellogg untuk membiarkan penggunaan persepuluhan untuk dibayarkan oleh para pembantu sanitarium teelah diserahkan dibawah arahan Medical Missionary Association, untuk menyokong para pekerja dan perawat yang sedang dilatih untukmewakan terang prinsip-prinsip reformasi kesehatan di dalam berbagai konferens untuk pendidikan dan denominasi ini.   Adalah tidak terlalu jelas apakah ini adalah dana-dana persepuluhan untuk yang sedang berasal secara langsung sanitarium itu ke ladang, atau apakah persepuluhan itu harus dibayarkan kepada General Conference dan General Conference berpaling ke sekiling dan menyediakan sejumlah dan yang sama untuk jenis pekerjaan ini. 

         Pada tangga; 27 Maret 1900, sebuah laporan kepada Komite General Conference Committee dari Medical Missionary and Benevolent Association tersedia “sebuah perhitungan pembukuan dan kwitansi-kwitansi dan pengeluaran-pengeluaran dari persepuluhan dari keluarga sanatorium dari tanggal 25 Mei 1898 hingga tanggal 31 Desember 1899.”  Dilampirkan kepada hal ini sebuah salinan dari tanggal 4 Mei 1898, tindakan berwewenang.  Pada tanggal 4 April 1900, pertanyaan diangkat  terhadap prosedur tersebut yang sudah disetujui pada tangal 4 Mei 1898, dan sebuah komite ditunjuk untuk membawakan sebuah rekomendasi sebagaimana kepada maksud itu yang harus dikejar.  Komite tersebut melaporkan paa tanggal 4 April 1900, yangmengambil posisi bahwa “mereka tidak merasa bebas untuk membuat rekomendasi yang pasti pada saat ini.”  Dan cukup menarik “oleh persetujuan yang umum, komite mempertimbangkan itu dengan bijaksana untuk membiarkan materi itu tetap tertinggal untuk masa kini.”  Rupanya mereka tidak tersedia untuk memperlihatkan itu kepada Dr. Kellogg.  Ada satu catatan yang menunjukkan bahwa kapan Semmens dikirim ke Australia sebagai seorang pekerja misionari medis, bagian dari sokongannya datang dari persepuluhan yang tersedia oleh keluarga Sanatorium Battle Creek Sanitarium.  Berapapun,  perasaan umum secara mendalam terpantul secara bervariasi dan dokumen-dokumen berbgai macam itu menunjukkan bahwa itulah adalah pemahaman gereja yang terpelihara secara khusus untuk pelayanan.  

 

Tindakan Mula-Mula Komite G. C. Terhadap Dana-Dana Persepuluhan Untuk Pembangunan Gereja.

         Pada rapatnya anggal 28 Desember 1889, yang dihadiri oleh O.A. Olsen, W.C. White, R.M. Kilogore, E. W. Farnsworth dan A. T. Jones, Komite General Conference Committee mengambil tindakan:  “Sebuah surat yang dibaca berasal dari  Saudari Gillett, dari Graysville, Tennessee, memintakan agar  mereka diijinkan menahan persepuluhan selama satu tahun untuk mebantu dalam pembangunan rumah ibadah.

         “Berdasarkan usulan ini, telah dipungut suara bahwa aalah perasaan darikomite ini agar kami mengesahkan untuk menahan persepuluhan untukmaksud-maksud tersebut di bawah lingkungan tertentu.”

         “Kedua, bahhwa kami menjanjikan saudara-saudara di Graysville seatu sumbangan untuk membantu dalam membangun rumah ibadah.” GC Committee Minutes, 28 Desember  1889.

 

Persepuluhan bagi Mereka yang Bekerja di dalam Firman dan Doktrin

            Di akhir tahun 1890an Ellen G. White pada beberapa kesempatan berbicara terhadap pemberian upah sesuai dengan prinsip-prinsip talenta yang digunakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar.  Jikalau sesorang wanita ditentukan olehTuhan untuk melakukan satu pekerjaan tertentu, pekerjaannya harus diperkiraan menurut nilainya.  Setiap pekerja harus menerima upahnya. . .

         “Mereka yang bekerja dengan sungguh-sungguh dan secara tidak mementingkan diri, baik mereka itu pria ataupun wanita, membawakan berkas-berkas kepada Tuhan, dan jiwa-jiwa yang ditobatkan oleh pekerjaan mereka akan membawa persepuluhan mereka ke dalam perbendaharaan.  Ev. 491, 492.

         Tahun berikutnya, Ellen G.White menulis:   “Persepuluhan harus dibawa kepada mereka yang bekerja pada firman dan doktrin apakah mereka itu pria atau wanita.”  Ev.492.

         Saat Testimonies for the Church, vol. 6  yang berasal dari catatan di akhir tahun 1900 itu mengemban beberapa ajakan yang kuat untuk jangkauan keluar akan pekerjaan dan kebutuhan terhadap hal ini disokong oleh persepuluhan.  Pada pasal berjudul:  “School management and Finance” (Manajemen Sekolah dan Keuangan), Ellen G. White  menyatakan:

         “Konferens-Konferens kita bisa melihat kepada sekolah-sekolah untuk mendidik para pekerja yang terdidik dan terlatih dengan baik, dan mereka harus memberi sekolah-sekolah itu satu sokongan yang sepenuh hati dancerdas. Terang sudah diberikan seccara sederhana bahwa mereka yang melayani di sekolah-sekolah kita, mengajarkan Firman Allah, menjelaskan Kitab Suci, mendidik orang-orang muda di dalam perkara-perkara Allah, haruslah ditopang oleh uang persepuluhan.  Petunjuk ini sudah diberikan beberapa waktu yang silam, dan selama ini itu sudah diulang-ulangi lagi dan lagi—6T.215.

 

Persepuluhan dan Sokongan Sekolah

         Itulah suasana saat pergantian abad, bahwa GMAHK bergerak ke dalam pekerjaan Sekolah Gereja di dalam satu cara serius.  Ada ebrbagai saran dibuat sepertibgaimana pekerjaan ini harus ditopang.  Pada tanggal 29 Juli 1901,  Ellen White menulis: “Tuhan merindukan gereja-gereja di setiap tempat untuk mengemban lebih rajin terhadap pekerjaan sekolah gereja oleh memberikan secara sukarela untukmenyokong guru-guru. Pertanyaan sudah ditanyakan, ‘Tidak bisakah persepuluhan kedua digunakan untuk menyokong pekerjaan sekolah gereja?’”  Itu dapat digunakan untukm maksud yang lebih baik” — Ms 67, 1901. 

         Pada tangal 29 Oktober 1901, Komite G.C. mengambilsebuah tindakan pada persepuluhan kedua di dalam hal mana itu diatur untuk dana-dana perspeuluhan kedua untuk dikembalikan kepada Uni Konferens, tetapi tanpa merinci secara khusus penggunaan mereka itu. 

         Ketika Akademi San Fernando dibuka kira-kira tahun 1904, itu sudah diusulkan bahwa sekolah tersebut harus ditopang dari persepuluhan kedua, dan kira-kira waktu itu ada dua pamflet yang diterbitkan oleh  Konferens California Selatan.  Salah satunya berjudul, The Second Tithe, Its Scripture Foundation and Legitimate Use, dituliskan oleh R. S. Owen, dn yang lainnya dituliskan oleh by Clarence Santee dan R. S. Owen dengan judul The Second Tithe.  Tetapi Ellen White pada tanggal 27 April 1904, menulis:  “Saya tidak melihat hikmat darisekolah yang bergantung kepada persepuluhan kedua untuk memenuhi biaya-biaya yang begitu banyak teerhadp sekolahitu. Saya takut bahwa bila saudara-saudara mengandalkan hal ini, kesulitan-kesulitan akan timbul. Engkau harus beberja dengan sabar untuk mengembangkan industri-industri oleh mana siswa-siswa boleh bekerja separuh waktu sepanjang bersekolah di sekolah itu.  ” Biarlah masing-masing keluarga mencoba membayar biaya-biaya siswa-siswa yang dikirimkan ke sekolah itu.” —Letter 167, 1904, dialamatkan ke Brethren Santee dan Owen. 

         Pada tanggal 7 April 1905, Ellen White menulis kepada  E. S. Ballenger, yang bekerja berhubungan dengan pekerjaan sekolah GMAHK saat itu:  “Terkait dengan pekerjaan sekolah,  saya sudah diinstruksikan bahwa rencana untuk memberi denda kepada para siswa yang tidak membayar sama sekali uang sekolah, yakni sekolah yang bergantung kepada persepuluhan kedua, akan selalu meniggalkan sekolah itu kepada kondisi keuangan yang memalukan.  Ketika saya mendengar pertama kali pergerakan ini saya berpikir saya bahwa saya akan membiarkan saja pekerjaan itu berlangsung, tetapi saya mengatakan kepadamu sekarang bahwa terang telah diberikan kepada saya yaitu bahwa rencana-rencana lain seharusnya dibuat dari pada rencana menyokong sekolah-sekolah dari persepuluhan kedua.  Para siswa seharusnya didenda dengan harga yang masuk di akal untuk uang sekolah mereka.  Akan ada sebuah keadaan berlimpah-limpah di tempat-tempat untuk menggunakan persepuluhan kedua di dalam  melakukan dengan sungguh-sungguh pekerjaan missionari di tempat-tempat yang baru.”— Letter 103, 1905.

         Lalu pda tanggal 4 Oktober 1905, Ellen White menulis kepada Saudara Clarence Santee:  “Kami sekarang sedang bergulat dengan hutang di  Fernando College.   Jikalau umat kita akan mengemban memegang dengan sungguh-sungguh penjualan buku berjudul Christ’s Object Lessons maka sejumlah kesepakatan besar akan diselesaikan.  Rencana-rencana untuk menyokong sekolah ini di masa lampau tidak diletakkan dengan bijaksana.  Saya harap bahwa tidak ada lagi orang yang akan melakukan kesalahan yang sama lagi di dalam cara pergi terlalu jauh di dalam menggunakan persepuluhan kedua untuk menyokong sekolah”—Letter 279, 1905.

         Di dalam konteks zaman ini Ellen White di tahun 1904 menulis sebuah pernyataan berjudul The Use of the Tithe (Ms 82, 1904), porsi-porsi mana yang harus dibentuk terhadap sebagian dari nasihat-nasihat yang pada akhirnya diterbitkan di dalam Testimonies, vol. 9, di bawah judul “Faithful Stewardship.”  Pernyataan sepenuhnya telah muncul di tahun 1904. Pernyataan tersebut muncul di Tambahan A. Itu cukup bermana Appendix A.   

         Perhatian yang masuk di akal sudah dipusatkan pada paragraf di halaman 248 , 249 Testimonies, vol. 9, berkenaan dengan penggunaan persepuluhan untuk “maksud-maksud sekolah” dan untuk sokongan terhadap “para penyiar bahan-bahan literatur dan kolporteur” ***




BANGUN DAN BERSINARLAH

 

BANGUN DAN BERSINARLAH

Oleh Pdt. Moldy Ruddy Mambu

Matius 25:1 "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.

Panorama  memukau terbentang dihadapan Yesus dan murid-muridnya yang berada atas bukit Zaitun.  Matahari  telah masuk keperaduan dan  bayangan malam kian mendesak sementara kerlap kerlip lampu sudah mulai nyata di kota Jerusalem.  Malam telah tiba dan “Eh, coba lihat disebelah barat, disana ada pesta pernikahan”.  Ketika itu pesta dimalam hari ditandai dengan lampion yang gemerlapan.  Sorak sorai sukacita anak-anak lebur dalam keramaian menyambut pengantin Pria yang akan datang pada jamuan nikah dirumah pengantin wanita. 

Adalah 10 wanita pengiring sangat molek berbaju putih dengan lentera dan cadangan minyak berdiri siap menantikan pengantin pria.  Lama menunggu, pengantin terlambat datang lalu para penyambut menjadi lelah dan tertidur.  Ditengah malam terdengar suara “Pengantin tiba, mari kita jemput dia”.  Semua yang tidur terbangun lalu persiapan penyambutan disiapkan.  Prosesi kedatangan sang  pengantin  telah dimulai. Lampu-lampu segera dinyalakan tapi tidak semua lampu dapat dinyalakan.  Hanya lima lentera yang mempunyai minyak.  Lima lainnya tak dapat dinyalakan karena kehabisan minyak dan tidak menyediakan cadangan.  Disaat yang kritis ini solusinya hanya pergi membeli dari warung penjual minyak.  Sementara itu dengan gagah sang Pengantin pria diiringi musik gembira  datang menghampiri pintu yang diterima oleh rombongan pengantin wanita sebagai tuan rumah dan mereka masuk.  Jamuan pesta nikah dari kedua pengantin yang berbahagiapun dimulai.  Kelima wanita yang bijak masuk bersama rombongan dan pintu ditutup . 

Sementara pesta berlangsung kelima gadis yang pergi membeli minyak bergegas kembali ke rumah pesta.  Sambil mengetuk mereka memanggil: “Tuan, tuan bukakanlah kami pintu!  Tetapi sayang sekali jawaban dari balik pintu adalah negative.  Tuan itu menjawab aku tidak kenal kamu. 

 

Tenggelam dalam kesibukan

Terang yang dihasilkan oleh lentera bukan saja untuk menerangi rombongan yang tiba maupun memberikan cahaya kepada hadirin di pesta tetapi sudah pasti memberi penerangan kepada diri sendiri.  Dalam kenyataan keseharian kita, mereka yang  memberikan tempat kepada Roh Suci serta mempunyai pengalaman kerohanian dengan Yesus dari saat kesaat akan mengisi cadangan minyak persiapannya dalam menjemput Yesus Kristus sebagai pengantin pria.   Apakah lima anak dara yang bodoh itu tidak mempunyai waktu untuk mengisi cadangan minyaknya? Wah, sudah pasti banyak.  Tapi mereka terlalu sibuk untuk hal-hal yang tidak perlu.  Sibuk dengan kegiatan sosial, sibuk dengan pekerjaan, sibuk mencari nafkah, sibuk dengan kegiatan duniawi tapi lalai mengisi kerohaniannya.   Apakah mungkin kelima anak dara  ini mewakili mereka yang terlalu banyak bercanda, bercerita, bermain sehingga waktunya banyak terbang pada kegiatan “keramaian” bagai duduk dikursi goyang ada gerakannya tapi tidak beranjak kemana-mana.  Lampu kerohanian yang menyala akan menerangi orang lain dan diri sendiri.  “Recently in the night season my mind was impressed by the Holy Spirit with the thought that if the Lord is coming as soon as we believe He is, we ought to be even more active than we have been in years past in getting the truth before the people”  Counsels for the Church p. 355.

 

Mengenal pengantin pria

Cerita sepuluh anak dara yang disaksikan oleh Yesus dan murid-muridnya dari bukit Zaitun di sebelah Timur kota Jerusalem mengajar kita untuk perlunya mengetahui pengantin pria dan pengantin wanita.  Biasanya seluruh pengiring dan mereka yang terlibat dalam acara mengsukseskan sebuah pernikahan mengenal siapa pengantin pria dan wanita.  Pengantin pria yang dielu-elukan itu datang kerumah pengantin wanita.  Pesta nikah diselenggarakan dirumah pengantin wanita.  Tapi ketika kelima anak dara yang kembali dari membeli minyak datang mengetuk, bukan pengantin wanita siempunya rumah yang datang membuka pintu.  Pengantin pria yang datang dan sayang sekali dia tidak mengenal mereka  “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu”.

 Berada di gereja Tuhan (pengantin wanita) adalah penting sama halnya dengan mengenal dan mengetahui semua anggota-anggota di jemaat.  Namun hal yang tidak kalah pentingnya adalah mengetahui si pengantin pria.  Pengantin Pria adalah Yesus Kristus juruselamat kita.  “Christ, the Light of the world, veiled the dazzling splendour of His divinity and came to live as a man among men, that they might, without being consumed, become acquainted with their Creator.  No man has seen God at any time except as He is revealed through Christ.” Counsel of the Church p. 75  

Akhir dunia ini sudah diambang pintu.  Kedatangan Yesus yang kedua kali sudah sangat dekat. Bagaimana pengalaman kehidupan kita.  Tidaklah elok untuk mengantuk apalagi tertidur didalam  kesibukan badaniah.  Hal kerajaan Surga adalah soal persediaan dan kesiapan umat Tuhan bagi peristiwa besar itu.  Mereka yang selalu siap dan bersedia artinya siuman atas keadaan disekelilingnya. 

Giat dalam aktifitas jemaat, akrab dengan sesama anggota namun adakah juga kita mengenal serta hidup sungguh didalam Tuhan?  Hanya dengan  demikian maka minyak akan tersedia didalam lentera dan cahaya lampu tetap bersinar.  

PERAN DAN PESAN ALLAH DALAM PERISTIWA-PERISTIWA AKHIR ZAMAN

 

PERAN DAN PESAN ALLAH

DALAM PERISTIWA-PERISTIWA AKHIR ZAMAN


Oleh: Pendeta Reinhold Kesaulya



Dalam kalangan umat beragama nuansa akhir dunia lebih ditampilkan dengan adanya sebuah kekuatan anti agama, melawan Allah, timbulnya bencana alam dan berakhir dengan kehancuran dunia yang kemudian diganti dengan dunia baru. Ada juga kalangan tertentu yang menafsirkan akhir dunia ini dengan terjadinya perang nuklir yang menghanguskan muka bumi dan menimbulkan banyak kematian. 

Dari semua sumber-sumber kepercayaan/agama, pemikiran, ilmu pengetahuan maupun segi lainnya pada umumnya berkesimpulan bahwa "akhir dunia" berakhir dengan peristiwa hancurnya kehidupan di muka bumi, tidak ada seorang peramal dari manapun yang mengatakan akhir dunia dengan tenang dan damai. 

Yehezkiel 26:12 Maka dirampasnya kelak segala harta bendamu dan dijarahinya segala daganganmu yang indah-indah dan dirobohkannya segala pagar tembokmu dan dibongkarnya segala rumah peranginanmu, dan segala batumu dan kayumu dan robohan rumahmu akan dibuang olehnya ke tengah-tengah laut. (ATL) Yermia 25:31-33 Deru perang akan sampai ke ujung bumi, sebab TUHAN mempunyai pengaduan terhadap bangsa-bangsa; Ia akan beperkara dengan segala makhluk: Orang-orang fasik akan diserahkan-Nya kepada pedang, demikianlah firman TUHAN. Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sesungguhnya, malapetaka akan menjalar dari bangsa ke bangsa, suatu badai besar akan berkecamuk dari ujung-ujung bumi. Maka pada hari itu akan bergelimpangan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN dari ujung bumi sampai ke ujung bumi. Mereka tidak akan diratapi, tidak akan dikumpulkan dan tidak akan dikuburkan; mereka akan menjadi pupuk di ladang.

Ada beberapa ayat Alkitab yang menyimpulkan bahwa Allah melakukan kendali atas kekuatan alam seperti gempa bumi, badai, banjir, kekeringan, untuk melaksanakan maksudNya. 

1. Hujan. Alkitab menceritakan bahwa Allah mengendalikan hujan. Ulangan 11:14,16,17...maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, Hati-hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang dengan beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya. Jika demikian, maka akan bangkitlah murka TUHAN terhadap kamu dan Ia akan menutup langit, sehingga tidak ada hujan dan tanah tidak mengeluarkan hasil, lalu kamu lenyap dengan cepat dari negeri yang baik yang diberikan TUHAN kepadamu. (Ulangan 28:12, Ayub 5:10, Matius 5:45, Yakub 5:17, 18) 

2. Kilat.  Mazmur 97:4 Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar. Guntur, salju, angin puting beliung, banjir, awan “untuk menyelesaikan semua yang dia perintahkan di muka bumi, apakah untuk perbaikan, atau untuk tanahNya, atau untuk kasih, Dialah yang menyebabkan hal hal ini terjadi” (Ayub 37:12-13, Ayub 28:10, 11, Mzm 107:25, 29, Nahum 1:3-4). 

3. Allah menyebabkan gempa bumi.  Ayub 9:5,6 Dialah yang memindahkan gunung-gunung dengan tidak diketahui orang, yang membongkar-bangkirkannya dalam murka-Nya; yang menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang; (Ayub 28:9, Mzm 18:7, 77:16-18, 97:3-5, Yes 2:19, 24:20, 29:6, Yer 10:10, Nahum 1:5, Ibr 12:26), dan  berpindahnya pegunungan dan lembah (Yeh 3:20). Kekuatan kekuatan alam tak pernah lepas dari pengendalian Allah, tetapi dikendalikan Allah yang “mengguncang bumi lepas dari tempatnya, dan tiang tiangnya bergetar” (Ayub 9:6). Allah melihat ke bumi dan bumipun bergetar, menyentuh pegunungan dan merekapun berasap!” (Mzm 104:32). “Aku menciptakan kegelapan dan terang, Aku menciptakan damai dan bencana, Aku, Allah yang melakukan semua hal ini” (Yes 25:7). 

4. Angin Topan. Nabi Yehezkiel menulis : “Maka kata Tuhan Allah: Aku akan membuat angin topan dalam kemarahanKu,  dan akan ada banjir dalam kemarahanKu. Mirip dengan ayat ini, Pemazmur menyebutkan unsur unsur di alam yang patuh pada perintah Allah: “api dan hujan es, salju, angin badai akan memenuhi perintahNya (Mzm 148:8). Amos menanyakan secara retoris “Apakah itu kejahatan menghancurkan sebuah kota, kalau Allah telah menyelesaikannya?  (Amos 3:6). 

5. Allah mengguncang langit dan bumi. Dalam konteks yang sama Hagai menulis:  “Sekali lagi, sementara waktu berjalan, Aku akan mengguncangkan dunia dan bumi, dan laut dan tanah  dan Aku akan mengaduk matahari. Dalam ayat lain Haggai menulis “sekali lagi, dalam sekejap, Aku akan mengguncangkan langit dan bumi dan laut dan tanah kering, dan Aku akan mengguncangkan bangsa bangsa…”(Hag 2:6,7).  Bertentangan dengan kepercayaan kafir bahwa dewa dewa mengendalikan gempa bumi, hujan, dan kilat. Nabi dalam Alkitab  memastikan pengendalian Allah atas kekuatan kekuatan alam. 

Bencana bencana seperti gempa bumi sering menjadi tanda tanda akhir jaman, karena  bencana bencana ini adalah tanda-tanda penghukuman Ilahi supaya menjadi perhatian para pelaku kejahatan untuk bertobat sebelum penghukuman terakhir. Bencana bencana ini mewakili peringatan Ilahi yang serius dan anjuran untuk bertobat dan diselamatkan sebelum penghukuman terakhir. Yesus berbicara mengenai perang, gempa bumi, kelaparan, dan wabah penyakit sebagai bencana bencana yang terjadi tak hanya terpusat pada saat saat akhir dunia ini tetapi selama masa sebelum kedatanganNya. Poin ini tercakup dalam nasehat supaya jangan kaget dengan terjadinya hal hal ini “karena semua hal ini harus terjadi, tetapi kesudahannya belumlah tiba” (Mat 24:6; Mark 13:7, Luk 21:9). Kenyataannya, tanda tanda ini disebut mewakili “permulaan dari penderitaan” (Mat 24:8; Mark 13:8). 

Bencana bencana akan meningkat sebelum akhir jaman. Dengan mengatakan bahwa perang perang, gempa bumi, kelaparan, dan wabah penyakit adalah “baru permulaan dari penderitaan” (Mat 24:8; Mark 13:8), Kristus dengan jelas berkata bahwa bencana bencana akan meningkat ketika Kesudahan mendekat. “Permulaan” ini mengisyaratkan bahwa akan ada lebih banyak bencana yang lebih buruk yang akan terjadi. Bencana bencana ini akan mengakibatkan kesulitan besar yang, Yesus katakan, “jika masanya tidak diperpendek, tak akan ada manusia yang dapat selamat” (Mat 24:22, Mark 13:20).  

Bencana berfungsi sebagai peringatan kepada manusia untuk bertobat. Bencana dapat memiliki pengaruh yang melembutkan kepada hati manusia. Bila terjadi perang, atau gempa bumi menghancurkan kehidupan banyak orang dan harta, atau kekeringan yang merusak tanaman pangan dan mengeringkan sumber air, atau penyakit yang menewaskan jutaan jiwa, banyak orang akan berteriak kepada Allah dalam doa atau kutukan. C.S. Lewis menulis bahwa “penderitaan adalah suara lantang Allah kepada dunia yang tuli”. Adalah gempa bumi yang menyebabkan para penghuni penjara di Filipi berteriak “Apa yang harus saya lakukan supaya selamat?” (Kis 16:30). Adalah bencana kelaparan yang membuat raja Ahab mencari nabi Elia kemana mana (1 Raja 18:10). Adalah bencana penyakit yang menyebabkan Firaun bertelut, mengaku didepan Musa “Aku telah berdosa terhadap Tuhan Allahmu, dan melawanmu. Sekarang, oleh karena itu, ampunilah dosaku, aku memohon kepadamu, hanya sekali ini, dan mintalah kepada Tuhan Allahmu untuk menjauhkan bencana ini dari ku” (Kel 10:16,17). 

Di bukit Zaitun, Yesus menubuatkan bahwa bencana-bencana akan terjadi sebelum kedatanganNya. Melihat fungsi dan alamiahnya, kita dapat menyebut bencana-bencana ini sebagai “tanda penghakiman Ilahi”. Secara khusus Yesus berkata “dan kamu akan mendengar perang dan deru perang; janganlah kaget,  karena hal ini harus terjadi, tetapi saat akhir belumlah terjadi. Karena bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat, tetapi ini barulah permulaan penderitaan”. (Mat 24:6-8, Mark 13:7,8). Lukas menambahkan “laut dan ombak bergejolak” (Luk 21:25) adalah tanda tanda kesudahan jaman. Tambahan dari Lukas ini mengingatkan kita tentang Tsunami di Asia Tenggara dan banjir bandang yang baru saja menerjang Wasior, Papua. 

Akan tetapi oleh karena roh kerendahan hati dan penyerahan di gereja telah digantikan oleh kesombongan dan formalisme, kasih kepada Kristus dan iman kepada kedatanganNya telah menjadi dingin. Karena asyiknya dalam keduniawian dan kepelesiran, orang yang mengaku umat Allah telah dibutakan terhadap petunjuk Juruselamat mengenai tanda-tanda kedatanganNya. Doktrin mengenai kedatangan Kristus kedua kali telah diabaikan, dan ayat-ayat Alkitab yang berhubungan dengan itu dikaburkan oleh salah tafsir, sampai akhirnya  diremehkan dan dilupakan. Terutama hal ini terdapat di gereja-gereja Amerika. Kebebasan dan kesenangan yang dinikmati oleh segenap lapisan masyarakat, ambisi untuk memperoleh kekayaan dan kemewahan, membuat pengabdian sepenuhnya kepada usaha mencari uang. Keinginan mendapatkan popularitas dan kuasa, yang tampaknya dalam jangkauan semua orang, menyebabkan manusia memusatkan perhatian dan harapan mereka kepada perkara-perkara duniawi dalam hidup ini. Dan menganggap masih lama hari yang penting itu, bilaman segala perkara yang sekarang ini berlalu. 

Pada waktu Juruselamat menunjukkan kepada pengikut-pengikutNya tanda-tanda kedatanganNya, Ia meramalkan kemurtadan yang terjadi sebelum kedatanganNya yang kedua kali itu. Akan terjadi, seperti pada waktu zaman Nuh, kegiatan dan bisnis duniawi dan mencari kepelesiran – membeli, menjual, menanam, membangun, kawin-mawin – dengan melupakan Tuhan Allah dan kehidupan masa yang akan datang. Bagi mereka yang hidup waktu ini, nasihat Yesus adalah: Lukas 21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Keadaan gereja pada saat ini digambarkan dalam kata-kata Juruselamat di dalam buku Wahyu 3:1 Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Dan kepada mereka yang menolak  untuk bangkit meninggalkan ketidakpedulian, diberikan amaran penting ini; Wahyu 3:3 Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu. 

Untuk mempersiapkan suatu umat yang dapat berdiri teguh pada hari Allah, perlu dilakukan pembaruan besar. Allah melihat bahwa banyak orang yang mengaku umatNya tidak membangun untuk kekekalan, dan di dalam kemurahanNya Ia mengirim suatu pekabaran amaran untuk membangunkan mereka dari tidurnya, dan menuntun mereka untuk bersedia kepada kedatangan Tuhan. Amaran itu dinyatakan dalam Wahyu 14:6,7 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."

Matius 24:48,29 Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk. Demikianlah akibatnya kalau lalai menghargai dan menggunakan terang dan kesempatan yang diberikan Allah. Dan inilah sebabnya mengapa banyak orang yang mengaku pengikut Kristus menolak menerima terang dari surga, dan seperti orang-orang Yahudi zaman dahulu, tidak mengetahui saat bilamana Allah melawat mereka. Oleh karena kesombongan dan ketidakpercayaan, Tuhan melewatkan mereka, dan menyatakan kebenaranNya kepada orang lain yang telah memperhatikan semua terang yang telah diterima, seperti gembala-gembala di Betlehem dan orang-orang Majus dari negeri Timur. 

”Allah mempunyai suatu maksud dengan mengizinkan bencana-bencana itu terjadi. Itu merupakansalah satu cara dari Dia untuk menyadarkan pria dan wanita. Oleh perbuatan yang ganjil melalui alam Allah hendak menerangkan kepada manusia yang ragu-ragu apa yang telah dengan jelas dinyatakan-Nya di dalam Firman-Nya”. 19MR 279 (1902). ”Betapa sering kita mendengar tentang gempa bumi dan badai, tentang kemusnahan akibat api dan banjir, dengan kroban jiwa dan harta yang tak ternilai. Seolah-olah bencana-becana itu adalah meledaknya secara tak terduga, kekuatan alam yang tak teratur dan tak terkendali yang seluruhnya di luar kemampuan kendali manusia, tetapi di dalam segalanya itu maksud Allah dapat terbaca. Bencana-bencana itu adalah sebagian dari wahana (pikiran/ide) Allah untuk menyadarkan laki-laki dan perempuan akan bahaya yang mengancam mereka”. (PK 277 (1914).