BAIT Ministry

Sabtu, 19 April 2025

PERAN DAN PESAN ALLAH DALAM PERISTIWA-PERISTIWA AKHIR ZAMAN

 

PERAN DAN PESAN ALLAH

DALAM PERISTIWA-PERISTIWA AKHIR ZAMAN


Oleh: Pendeta Reinhold Kesaulya



Dalam kalangan umat beragama nuansa akhir dunia lebih ditampilkan dengan adanya sebuah kekuatan anti agama, melawan Allah, timbulnya bencana alam dan berakhir dengan kehancuran dunia yang kemudian diganti dengan dunia baru. Ada juga kalangan tertentu yang menafsirkan akhir dunia ini dengan terjadinya perang nuklir yang menghanguskan muka bumi dan menimbulkan banyak kematian. 

Dari semua sumber-sumber kepercayaan/agama, pemikiran, ilmu pengetahuan maupun segi lainnya pada umumnya berkesimpulan bahwa "akhir dunia" berakhir dengan peristiwa hancurnya kehidupan di muka bumi, tidak ada seorang peramal dari manapun yang mengatakan akhir dunia dengan tenang dan damai. 

Yehezkiel 26:12 Maka dirampasnya kelak segala harta bendamu dan dijarahinya segala daganganmu yang indah-indah dan dirobohkannya segala pagar tembokmu dan dibongkarnya segala rumah peranginanmu, dan segala batumu dan kayumu dan robohan rumahmu akan dibuang olehnya ke tengah-tengah laut. (ATL) Yermia 25:31-33 Deru perang akan sampai ke ujung bumi, sebab TUHAN mempunyai pengaduan terhadap bangsa-bangsa; Ia akan beperkara dengan segala makhluk: Orang-orang fasik akan diserahkan-Nya kepada pedang, demikianlah firman TUHAN. Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sesungguhnya, malapetaka akan menjalar dari bangsa ke bangsa, suatu badai besar akan berkecamuk dari ujung-ujung bumi. Maka pada hari itu akan bergelimpangan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN dari ujung bumi sampai ke ujung bumi. Mereka tidak akan diratapi, tidak akan dikumpulkan dan tidak akan dikuburkan; mereka akan menjadi pupuk di ladang.

Ada beberapa ayat Alkitab yang menyimpulkan bahwa Allah melakukan kendali atas kekuatan alam seperti gempa bumi, badai, banjir, kekeringan, untuk melaksanakan maksudNya. 

1. Hujan. Alkitab menceritakan bahwa Allah mengendalikan hujan. Ulangan 11:14,16,17...maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, Hati-hatilah, supaya jangan hatimu terbujuk, sehingga kamu menyimpang dengan beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya. Jika demikian, maka akan bangkitlah murka TUHAN terhadap kamu dan Ia akan menutup langit, sehingga tidak ada hujan dan tanah tidak mengeluarkan hasil, lalu kamu lenyap dengan cepat dari negeri yang baik yang diberikan TUHAN kepadamu. (Ulangan 28:12, Ayub 5:10, Matius 5:45, Yakub 5:17, 18) 

2. Kilat.  Mazmur 97:4 Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar. Guntur, salju, angin puting beliung, banjir, awan “untuk menyelesaikan semua yang dia perintahkan di muka bumi, apakah untuk perbaikan, atau untuk tanahNya, atau untuk kasih, Dialah yang menyebabkan hal hal ini terjadi” (Ayub 37:12-13, Ayub 28:10, 11, Mzm 107:25, 29, Nahum 1:3-4). 

3. Allah menyebabkan gempa bumi.  Ayub 9:5,6 Dialah yang memindahkan gunung-gunung dengan tidak diketahui orang, yang membongkar-bangkirkannya dalam murka-Nya; yang menggeserkan bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang; (Ayub 28:9, Mzm 18:7, 77:16-18, 97:3-5, Yes 2:19, 24:20, 29:6, Yer 10:10, Nahum 1:5, Ibr 12:26), dan  berpindahnya pegunungan dan lembah (Yeh 3:20). Kekuatan kekuatan alam tak pernah lepas dari pengendalian Allah, tetapi dikendalikan Allah yang “mengguncang bumi lepas dari tempatnya, dan tiang tiangnya bergetar” (Ayub 9:6). Allah melihat ke bumi dan bumipun bergetar, menyentuh pegunungan dan merekapun berasap!” (Mzm 104:32). “Aku menciptakan kegelapan dan terang, Aku menciptakan damai dan bencana, Aku, Allah yang melakukan semua hal ini” (Yes 25:7). 

4. Angin Topan. Nabi Yehezkiel menulis : “Maka kata Tuhan Allah: Aku akan membuat angin topan dalam kemarahanKu,  dan akan ada banjir dalam kemarahanKu. Mirip dengan ayat ini, Pemazmur menyebutkan unsur unsur di alam yang patuh pada perintah Allah: “api dan hujan es, salju, angin badai akan memenuhi perintahNya (Mzm 148:8). Amos menanyakan secara retoris “Apakah itu kejahatan menghancurkan sebuah kota, kalau Allah telah menyelesaikannya?  (Amos 3:6). 

5. Allah mengguncang langit dan bumi. Dalam konteks yang sama Hagai menulis:  “Sekali lagi, sementara waktu berjalan, Aku akan mengguncangkan dunia dan bumi, dan laut dan tanah  dan Aku akan mengaduk matahari. Dalam ayat lain Haggai menulis “sekali lagi, dalam sekejap, Aku akan mengguncangkan langit dan bumi dan laut dan tanah kering, dan Aku akan mengguncangkan bangsa bangsa…”(Hag 2:6,7).  Bertentangan dengan kepercayaan kafir bahwa dewa dewa mengendalikan gempa bumi, hujan, dan kilat. Nabi dalam Alkitab  memastikan pengendalian Allah atas kekuatan kekuatan alam. 

Bencana bencana seperti gempa bumi sering menjadi tanda tanda akhir jaman, karena  bencana bencana ini adalah tanda-tanda penghukuman Ilahi supaya menjadi perhatian para pelaku kejahatan untuk bertobat sebelum penghukuman terakhir. Bencana bencana ini mewakili peringatan Ilahi yang serius dan anjuran untuk bertobat dan diselamatkan sebelum penghukuman terakhir. Yesus berbicara mengenai perang, gempa bumi, kelaparan, dan wabah penyakit sebagai bencana bencana yang terjadi tak hanya terpusat pada saat saat akhir dunia ini tetapi selama masa sebelum kedatanganNya. Poin ini tercakup dalam nasehat supaya jangan kaget dengan terjadinya hal hal ini “karena semua hal ini harus terjadi, tetapi kesudahannya belumlah tiba” (Mat 24:6; Mark 13:7, Luk 21:9). Kenyataannya, tanda tanda ini disebut mewakili “permulaan dari penderitaan” (Mat 24:8; Mark 13:8). 

Bencana bencana akan meningkat sebelum akhir jaman. Dengan mengatakan bahwa perang perang, gempa bumi, kelaparan, dan wabah penyakit adalah “baru permulaan dari penderitaan” (Mat 24:8; Mark 13:8), Kristus dengan jelas berkata bahwa bencana bencana akan meningkat ketika Kesudahan mendekat. “Permulaan” ini mengisyaratkan bahwa akan ada lebih banyak bencana yang lebih buruk yang akan terjadi. Bencana bencana ini akan mengakibatkan kesulitan besar yang, Yesus katakan, “jika masanya tidak diperpendek, tak akan ada manusia yang dapat selamat” (Mat 24:22, Mark 13:20).  

Bencana berfungsi sebagai peringatan kepada manusia untuk bertobat. Bencana dapat memiliki pengaruh yang melembutkan kepada hati manusia. Bila terjadi perang, atau gempa bumi menghancurkan kehidupan banyak orang dan harta, atau kekeringan yang merusak tanaman pangan dan mengeringkan sumber air, atau penyakit yang menewaskan jutaan jiwa, banyak orang akan berteriak kepada Allah dalam doa atau kutukan. C.S. Lewis menulis bahwa “penderitaan adalah suara lantang Allah kepada dunia yang tuli”. Adalah gempa bumi yang menyebabkan para penghuni penjara di Filipi berteriak “Apa yang harus saya lakukan supaya selamat?” (Kis 16:30). Adalah bencana kelaparan yang membuat raja Ahab mencari nabi Elia kemana mana (1 Raja 18:10). Adalah bencana penyakit yang menyebabkan Firaun bertelut, mengaku didepan Musa “Aku telah berdosa terhadap Tuhan Allahmu, dan melawanmu. Sekarang, oleh karena itu, ampunilah dosaku, aku memohon kepadamu, hanya sekali ini, dan mintalah kepada Tuhan Allahmu untuk menjauhkan bencana ini dari ku” (Kel 10:16,17). 

Di bukit Zaitun, Yesus menubuatkan bahwa bencana-bencana akan terjadi sebelum kedatanganNya. Melihat fungsi dan alamiahnya, kita dapat menyebut bencana-bencana ini sebagai “tanda penghakiman Ilahi”. Secara khusus Yesus berkata “dan kamu akan mendengar perang dan deru perang; janganlah kaget,  karena hal ini harus terjadi, tetapi saat akhir belumlah terjadi. Karena bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat, tetapi ini barulah permulaan penderitaan”. (Mat 24:6-8, Mark 13:7,8). Lukas menambahkan “laut dan ombak bergejolak” (Luk 21:25) adalah tanda tanda kesudahan jaman. Tambahan dari Lukas ini mengingatkan kita tentang Tsunami di Asia Tenggara dan banjir bandang yang baru saja menerjang Wasior, Papua. 

Akan tetapi oleh karena roh kerendahan hati dan penyerahan di gereja telah digantikan oleh kesombongan dan formalisme, kasih kepada Kristus dan iman kepada kedatanganNya telah menjadi dingin. Karena asyiknya dalam keduniawian dan kepelesiran, orang yang mengaku umat Allah telah dibutakan terhadap petunjuk Juruselamat mengenai tanda-tanda kedatanganNya. Doktrin mengenai kedatangan Kristus kedua kali telah diabaikan, dan ayat-ayat Alkitab yang berhubungan dengan itu dikaburkan oleh salah tafsir, sampai akhirnya  diremehkan dan dilupakan. Terutama hal ini terdapat di gereja-gereja Amerika. Kebebasan dan kesenangan yang dinikmati oleh segenap lapisan masyarakat, ambisi untuk memperoleh kekayaan dan kemewahan, membuat pengabdian sepenuhnya kepada usaha mencari uang. Keinginan mendapatkan popularitas dan kuasa, yang tampaknya dalam jangkauan semua orang, menyebabkan manusia memusatkan perhatian dan harapan mereka kepada perkara-perkara duniawi dalam hidup ini. Dan menganggap masih lama hari yang penting itu, bilaman segala perkara yang sekarang ini berlalu. 

Pada waktu Juruselamat menunjukkan kepada pengikut-pengikutNya tanda-tanda kedatanganNya, Ia meramalkan kemurtadan yang terjadi sebelum kedatanganNya yang kedua kali itu. Akan terjadi, seperti pada waktu zaman Nuh, kegiatan dan bisnis duniawi dan mencari kepelesiran – membeli, menjual, menanam, membangun, kawin-mawin – dengan melupakan Tuhan Allah dan kehidupan masa yang akan datang. Bagi mereka yang hidup waktu ini, nasihat Yesus adalah: Lukas 21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Keadaan gereja pada saat ini digambarkan dalam kata-kata Juruselamat di dalam buku Wahyu 3:1 Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Dan kepada mereka yang menolak  untuk bangkit meninggalkan ketidakpedulian, diberikan amaran penting ini; Wahyu 3:3 Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu. 

Untuk mempersiapkan suatu umat yang dapat berdiri teguh pada hari Allah, perlu dilakukan pembaruan besar. Allah melihat bahwa banyak orang yang mengaku umatNya tidak membangun untuk kekekalan, dan di dalam kemurahanNya Ia mengirim suatu pekabaran amaran untuk membangunkan mereka dari tidurnya, dan menuntun mereka untuk bersedia kepada kedatangan Tuhan. Amaran itu dinyatakan dalam Wahyu 14:6,7 Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum, dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."

Matius 24:48,29 Akan tetapi apabila hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba lain, dan makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk. Demikianlah akibatnya kalau lalai menghargai dan menggunakan terang dan kesempatan yang diberikan Allah. Dan inilah sebabnya mengapa banyak orang yang mengaku pengikut Kristus menolak menerima terang dari surga, dan seperti orang-orang Yahudi zaman dahulu, tidak mengetahui saat bilamana Allah melawat mereka. Oleh karena kesombongan dan ketidakpercayaan, Tuhan melewatkan mereka, dan menyatakan kebenaranNya kepada orang lain yang telah memperhatikan semua terang yang telah diterima, seperti gembala-gembala di Betlehem dan orang-orang Majus dari negeri Timur. 

”Allah mempunyai suatu maksud dengan mengizinkan bencana-bencana itu terjadi. Itu merupakansalah satu cara dari Dia untuk menyadarkan pria dan wanita. Oleh perbuatan yang ganjil melalui alam Allah hendak menerangkan kepada manusia yang ragu-ragu apa yang telah dengan jelas dinyatakan-Nya di dalam Firman-Nya”. 19MR 279 (1902). ”Betapa sering kita mendengar tentang gempa bumi dan badai, tentang kemusnahan akibat api dan banjir, dengan kroban jiwa dan harta yang tak ternilai. Seolah-olah bencana-becana itu adalah meledaknya secara tak terduga, kekuatan alam yang tak teratur dan tak terkendali yang seluruhnya di luar kemampuan kendali manusia, tetapi di dalam segalanya itu maksud Allah dapat terbaca. Bencana-bencana itu adalah sebagian dari wahana (pikiran/ide) Allah untuk menyadarkan laki-laki dan perempuan akan bahaya yang mengancam mereka”. (PK 277 (1914).


0 komentar:

Posting Komentar