BANGUN DAN BERSINARLAH
Oleh Pdt. Moldy Ruddy Mambu
Matius 25:1 "Pada waktu
itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan
pergi menyongsong mempelai laki-laki.
Panorama memukau terbentang dihadapan Yesus dan murid-muridnya yang berada atas bukit Zaitun. Matahari telah masuk keperaduan dan bayangan malam kian mendesak sementara kerlap kerlip lampu sudah mulai nyata di kota Jerusalem. Malam telah tiba dan “Eh, coba lihat disebelah barat, disana ada pesta pernikahan”. Ketika itu pesta dimalam hari ditandai dengan lampion yang gemerlapan. Sorak sorai sukacita anak-anak lebur dalam keramaian menyambut pengantin Pria yang akan datang pada jamuan nikah dirumah pengantin wanita.
Adalah 10 wanita pengiring sangat molek berbaju putih dengan lentera dan cadangan minyak berdiri siap menantikan pengantin pria. Lama menunggu, pengantin terlambat datang lalu para penyambut menjadi lelah dan tertidur. Ditengah malam terdengar suara “Pengantin tiba, mari kita jemput dia”. Semua yang tidur terbangun lalu persiapan penyambutan disiapkan. Prosesi kedatangan sang pengantin telah dimulai. Lampu-lampu segera dinyalakan tapi tidak semua lampu dapat dinyalakan. Hanya lima lentera yang mempunyai minyak. Lima lainnya tak dapat dinyalakan karena kehabisan minyak dan tidak menyediakan cadangan. Disaat yang kritis ini solusinya hanya pergi membeli dari warung penjual minyak. Sementara itu dengan gagah sang Pengantin pria diiringi musik gembira datang menghampiri pintu yang diterima oleh rombongan pengantin wanita sebagai tuan rumah dan mereka masuk. Jamuan pesta nikah dari kedua pengantin yang berbahagiapun dimulai. Kelima wanita yang bijak masuk bersama rombongan dan pintu ditutup .
Sementara pesta berlangsung kelima gadis yang pergi membeli minyak bergegas kembali ke rumah pesta. Sambil mengetuk mereka memanggil: “Tuan, tuan bukakanlah kami pintu! Tetapi sayang sekali jawaban dari balik pintu adalah negative. Tuan itu menjawab aku tidak kenal kamu.
Tenggelam
dalam kesibukan
Terang yang dihasilkan oleh lentera bukan saja untuk menerangi rombongan yang tiba maupun memberikan cahaya kepada hadirin di pesta tetapi sudah pasti memberi penerangan kepada diri sendiri. Dalam kenyataan keseharian kita, mereka yang memberikan tempat kepada Roh Suci serta mempunyai pengalaman kerohanian dengan Yesus dari saat kesaat akan mengisi cadangan minyak persiapannya dalam menjemput Yesus Kristus sebagai pengantin pria. Apakah lima anak dara yang bodoh itu tidak mempunyai waktu untuk mengisi cadangan minyaknya? Wah, sudah pasti banyak. Tapi mereka terlalu sibuk untuk hal-hal yang tidak perlu. Sibuk dengan kegiatan sosial, sibuk dengan pekerjaan, sibuk mencari nafkah, sibuk dengan kegiatan duniawi tapi lalai mengisi kerohaniannya. Apakah mungkin kelima anak dara ini mewakili mereka yang terlalu banyak bercanda, bercerita, bermain sehingga waktunya banyak terbang pada kegiatan “keramaian” bagai duduk dikursi goyang ada gerakannya tapi tidak beranjak kemana-mana. Lampu kerohanian yang menyala akan menerangi orang lain dan diri sendiri. “Recently in the night season my mind was impressed by the Holy Spirit with the thought that if the Lord is coming as soon as we believe He is, we ought to be even more active than we have been in years past in getting the truth before the people” Counsels for the Church p. 355.
Mengenal
pengantin pria
Cerita sepuluh anak dara yang disaksikan
oleh Yesus dan murid-muridnya dari bukit Zaitun di sebelah Timur kota Jerusalem
mengajar kita untuk perlunya mengetahui pengantin pria dan pengantin
wanita. Biasanya seluruh pengiring dan
mereka yang terlibat dalam acara mengsukseskan sebuah pernikahan mengenal siapa
pengantin pria dan wanita. Pengantin
pria yang dielu-elukan itu datang kerumah pengantin wanita. Pesta nikah diselenggarakan dirumah pengantin
wanita. Tapi ketika kelima anak dara
yang kembali dari membeli minyak datang mengetuk, bukan pengantin wanita
siempunya rumah yang datang membuka pintu.
Pengantin pria yang datang dan sayang sekali dia tidak mengenal
mereka “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya aku tidak mengenal kamu”.
Berada di gereja Tuhan (pengantin wanita) adalah penting sama halnya dengan mengenal dan mengetahui semua anggota-anggota di jemaat. Namun hal yang tidak kalah pentingnya adalah mengetahui si pengantin pria. Pengantin Pria adalah Yesus Kristus juruselamat kita. “Christ, the Light of the world, veiled the dazzling splendour of His divinity and came to live as a man among men, that they might, without being consumed, become acquainted with their Creator. No man has seen God at any time except as He is revealed through Christ.” Counsel of the Church p. 75
Akhir dunia ini sudah diambang pintu. Kedatangan Yesus yang kedua kali sudah sangat dekat. Bagaimana pengalaman kehidupan kita. Tidaklah elok untuk mengantuk apalagi tertidur didalam kesibukan badaniah. Hal kerajaan Surga adalah soal persediaan dan kesiapan umat Tuhan bagi peristiwa besar itu. Mereka yang selalu siap dan bersedia artinya siuman atas keadaan disekelilingnya.
Giat dalam aktifitas jemaat, akrab dengan sesama anggota namun adakah juga kita mengenal serta hidup sungguh didalam Tuhan? Hanya dengan demikian maka minyak akan tersedia didalam lentera dan cahaya lampu tetap bersinar.
0 komentar:
Posting Komentar