BAIT Ministry

HUT BAIT ke 1 di Megamendung Bogor

Kunjungan ke Jemaat Sentul dan Panti Asuhan di Bogor dalam rangka HUT BAIT Ministry ke 1.

BAIT Ministry di Toraja

Kunjungan BAIT Ministry ke SLA Mebali dan berbagai tempat wisata dalam rangka HUT BAIT ke 3.

Kunjungan BAIT Ministry ke Palu

Kunjungan BAIT Ministry ke Palu Dalam Rangka HUT BAIT Ministry ke 4.

KKR Bait Ministry di Kotamobagu

KKR BAIT Ministry di Kotamobagu Dalam Rangka HUT BAIT Ministry ke 5.

Baptisan BAIT Ministry di Kotamobagu

Baptisan Setelah KKR Dalam Rangka HUT BAIT Ministry ke 5 di Kotamobagu.

Sabtu, 18 Januari 2025

PERILAKU DAN PEKABARAN

 

PERILAKU DAN PEKABARAN

Oleh Pdt. Moldy R Mambu

 

A

pa yang terjadi kemarin barangkali dapat kita uraikan secara runtut.  Bagaimana kalau peristiwa  itu terjadi bulan lalu apakah kita dapat mengingat keseluruhan ayat dan point penting ulasan firman Tuhan yang disampaikan pembicara di Jemaat?  Amat sering kita ketemu seseorang, wajahnya masih s angat diingat tapi siapa ya namanya, mengapa namanya seperti sudah dimulut tapi nama itu menghilang lagi dari memory,  siapa ya?

Orang lupa karena dia tidak ingat.  Itulah yang selalu terjadi pada umumnya manusia sehingga soal lupa telah menjadi bagian dari kehidupan yang berulang dari hari kehari.  Baru saja kemarin diingat, eh sekarang sudah lupa lagi.  Hal ini sangat menjengkelkan tapi apa mau dikata barangkali diketawain saja, ya menertawakan diri sendiri.  Kalau mau dibilang penyakit maka inilah penyakit yang paling menyebalkan, kronis, kambuhan dan tak pernah sembuh.  Penyakit ini tidak saja menyerang secara individu, melainkan juga organisasi dan institusi itu sebabnya diperlukan minutes atau notulen.  Disisi lain, penyakit lupa ini menimbulkan kebutuhan mengatasinya  yang dilain sisi kebutuhan ini menciptakan bisnis lumayan besar.

Kita melihat orang melengkapi diri dengan beker, diary, Ipad, hingga  alarm.  Hal ini semuanya sekedar untuk mengingatkan bersangkutan agar semua agenda tidak ada yang terlewatkan.  Sama halnya pula bila melihat orang  mempekerjakan seorang sekretaris, selain melakukan hal-hal menyangkut kesekretariatan juga agar ada orang yang mengingatkan.  Semakin kita sibuk, semakin besar pula biaya yang dikeluarkan untuk menyiasati soal lupa ini. 

Tapi itulah manusia, secara alamiah kemampuan daya ingat kita terbatas.  Ada peristiwa yang terekam lebih lama, ada yang menancap sulit dilupakan, ada yang hanya numpang lewat berlalu dan tak diingat lagi.  Kita mengenang pengorbanan para pahlawan bangsa yang telah mendahului, kita menghormati para pahlawan iman, mengingat perjuangan para pelopor pendidikan melalui acara mengheningkan cipta.  Hal ini mengarahkan kita pada ujar bijak “Bila anda berbuat baik kepada orang lain tulislah itu di atas pasir tapi bila anda menerima perbuatan baik orang lain, tulislah itu di hati”.  Tulisan di atas pasir akan cepat terhapus namun yang tertulis dihati akan menjadi pengalaman, jadi sejarah dan bagian dari kehidupan.  Dengan demikian kita tidak menjadi sombong dan terjerat kepongahan ketika menolong orang sehingga terbiasa pamrih.  Sebaliknya bila menerima kebaikan, ingatlah juga untuk mengulurkan kebaikkan kepada orang lain.

Untuk menyiasati soal lupa ini, ADEAR Center (Alzheimer’ Disease Education and Referral) – memberi beberapa tip melatih dan mempertahankan daya ingat seperti: 1. Rencanakan pekerjaan, buatlah “to do lists”, gunakan memory aids seperti catatan dan kalender. 2. Kembangkan minat dan hobi secara aktif, cari hobi yang dapat melepas stress, anxiety, depression. 3. Tetap melakukan aktivitas tubuh dan exercise seperti jalan kaki. 4. Hindari alkohol.  

Siapa yang datang berkunjung, apa pekerjaannya, dijenjang mana jabatannya, dia datang dengan siapa dan bagaimana keadaannya adalah  pertanyaan yang seringkali mempengaruhi penerimaan seseorang didalam jemaat. Atribut dan hal-hal yang nampak secara kasat mata dalam soal materi sangat sering masih sangat berpengaruh dalam penerimaan membuat kita melupakan esensi persaudaraan dalam jemaat. Bahwa haruslah kita menolong satu sama lain, membantu satu sama lain, rendah hati satu sama lain, lemah lembut satu satu lain, sabar satu sama lain, kasih satu sama lain, setia satu sama lain, mengampuni satu sama lain, menerima satu sama lain, bersalaman satu sama lain, rukun satu sama lain. 

Mempunyai pendidikan atau tinggal diluar negeri yang berbeda kultur bukan menjadi pembenaran bahwa dia lebih mengetahui segala sesuatu dari orang lain sehingga lupa bahkan abai pada tata krama local dan alpa memberi apresiasi kepada mereka yang senior  serta penyapaan kepada orang yang lebih tua. Kadang kita terkejut melihat mereka yang melupakan sopan santun ataupun pimpinan yang lupa kepada program yang telah dicanangkan. 

 Pernakah kita mendengar sindiran bahwa semua kebenaran ada di gereja Advent tapi sayang sekali orangnya yang tidak benar.  Dibeberapa tempat hal ini mungkin saja menjadi stigma kepada sebagian kita, kenapa?  Karena merasa menerima dan mempunyai kebenaran sehingga kita cenderung ekslusif. Dalam evangelisasi cepat mengedepankan kebenaran doktrin dengan konsekwensi surga atau neraka tapi pada keseharian kehidupan nyatanya “jauh panggang dari api” perilaku kita jauh dari yang diajarkan. Lupa bahwa action berbicara lebih keras dari pekabaran manapun.

  Tapi itulah kita, ingin diingat dan tidak dilupa tapi maukah juga kita mengingat orang lain, mengingat hal yang baik bukan memperbesar minusnya  supaya saling menerima satu sama lain, saling mengangkat, saling mendoakan sebagaimana Tuhan tak pernah melupakan kita walaupun “... seorang perempuan melupakan bayinya sehingga ia tidak menyanyangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.”  Yesaya 49:15.





Sabtu, 11 Januari 2025

KAMERA TERSEMBUNYI

 


KAMERA TERSEMBUNYI

(The Hidden Camera)
Pdt. H. W. Suawah (alm.)

 

 


S

atu acara TV yang menarik kami saksikan lewat jaringan TV AXN (Indovision) tentang memilih yang cantik, menarik (Beauty contest). Semua gadis yang masuk nominasi berusaha sedapat mungkin untuk tampil cantik menarik dengan modal tubuh yang menarik dan wajah yang cantik ditambah lagi dengan dandanan yang serasi. Mereka menonjolkan semua kemampuan yang mereka punyai untuk masuk dalam kategori “The Best”. Rupanya pihak panitia telah menempatkan kamera-kamera tersembunyi disetiap sudut ruangan dimana mereka akan action dan tidak ketinggalan dalam mobil limousine yang mewah. Setiap tingkah pola, percakapan dan sikap mereka terekam dan dinilai oleh dewan juri, dewan juri bukan hanya ingin menilai penampilan fisik mereka tapi ingin mengetahui tingkah laku mereka secara keseluruhan.


Satu episode yang menarik diperlihatkan, sewaktu kontestan menuju kesuatu ruangan maka seorang yang berpura-pura sebagai pelayan membawa 6 gelas juice yang membuat dia kerepotan membawanya – saat memasuki pintu dia mendapat kesulitan untuk membuka pintu tersebut sedangkan sang kontestan berada dibelakangnya. Ada yang membukakan pintu dan mempersilahkan “sang pelayan” itu masuk duluan, ada yang menunggu sang pelayan membuka pintu sendiri sambil kontestan itu mengomel melihat cara kerja sang pelayan, ada yang langsung membuka pintu dan masuk meninggalkan sang pelayan diluar. Pada saat eliminasi maka semua rekaman itu ditunjukkan kepada mereka – sewaktu mereka berbicara dalam limousine, sewaktu berada dalam sudut-sudut ruangan yang didapati beberapa diantara mereka tidak jujur dengan membuka file milik kontestan lain dan episode pelayan yang masuk ruangan.


Warga BAIT yang kekasih – sesungguhnya itulah kita dalam tingkah pola kehidupan sehari-hari, kita lebih mengutamakan menonjolkan hal-hal yang sifatnya lahiriah, yang sifatnya ingin dipuji dengan penampilan yang indah-indah dipandangan mata manusia, dalam beragama kita cenderung juga bersikap demikian. Sedang kita ketahui Allah kita adalah OMNISCIENCE (Maha Tahu)   mata Tuhan tertuju kepada kita semua yang mengaku Umat Tuhan (Ams 33:18; 34:16; 1 Petrus 3:12). Apa yang tidak tersembunyi dimata Tuhan? Dia tahu saat kita bangun atau duduk, saat kita keluar atau masuk (2 Raja2 19:27), Tuhan tau apa yang timbul dalam hati kita (Yehezkiel 11:5). Kita perlu mengetahui apa itu personalitas dan apa itu personal. Personalitas itu disimpulkan dalam kalimat “Siapakah kita dihadapan orang/sesama” sedangkan person adalah siapakah kita dipandangan ALLAH. Kita ingin memperlihatkan diri kita patut dan pantas dihadapan sesama dengan penampilan-penampilan yang dibuat menarik dan indah bagaikan kontestant ‘beauty contest’, yang kalau dalam ungkapan yang agak vulgar disebut kita beragama secara rupa saja dan menonjolkan kemunafikan yang digambarkan dalam (2 Timotius 3)  – itulah potret umat manusia dizaman kita. Kita akan bersikap baik dan seolah-olah beragama karena dilihat orang. Satu ilustrasi yang menarik dari pengalaman adik saya yang tinggal di Singapore, kawannya menjual HP yang canggih kepadanya maka semua data yang dia miliki di HP lama dipindahkan ke HP yang baru dibeli. Selang seminggu kawannya datang memohon agar HP yang dia jual itu dibelinya kembali. Tentu adik saya tidak terima karena sudah jadi miliknya – tapi setelah diterangkan mengapa dia ingin memilikinya kembali maka jatuhlah kasihannya, mengapa? Karena dia kedapatan tidak jujur. HP itu milik orang lain yang tertinggal di toilet dan tertangkap oleh hidden camera bahwa dia yang mengambilnya. Karena adik saya kasihan jangan sampai dia dipecat maka HP itu dikembalikan.


Warga BAIT kita ibarat sedang mengikuti contest – tidak ada jalan balik, yang terjadi tetap terjadi – tidak ada reverse action. Apa yang sudah terjadi ditahun 2010 itu sudah termeterai dan itulah kita, orang bisa menilai yang indah-indah mengenai kita karena kita sanggup untuk meng “up-grade” personalitas itu bagaikan kontestan yang piawai dalam mendandani dirinya. Tapi jangan lupa dalam konteks Person – kita adalah kita dihadapan Allah. Hidden camera itu menangkap action kita sesungguhnya yang tidak bisa dinilai oleh sesama. Kita tidak akan tergoda untuk bersikap pura-pura, sebab itu adalah karakter kita, itu adalah kita. Tuhan Allah menilai kita bukan secara fisik, apa yang terlihat diluar. Allah melihat kita “…melarat, malang, miskin, buta dan telanjang” (Wahyu 3:17). Satu predikat yang betul-betul harus menyadarkan kita bahwa kita sebenarnya adalah manusia yang tidak ada nilainya dihadapan Allah, perbuatan baik apapun yang kita banggakan tidak ada kredit point yang bisa kita tuntut kepada Allah untuk jadi milik kita.


Kita patut bersyukur kepada Allah kita melalui Yesus Kristus yang telah mematutkan kita, menjadikan kita sebagai manusia yang bernilai, dimana KasihNya yang begitu indah yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata telah menyelamatkan kita. Para kontestan ‘Beauty Contest’ memang tidak ada jalan balik jika teriliminer – tapi tidak dengan kita Umat-umat Tuhan tebusannya, saat kita jatuh – jaminan kasihnya tetap meliputi kita “TUHAN membuka mata orang-orang buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk, TUHAN mengasihi orang-orang benar” (Mazmur 146:8).


Sabtu, 04 Januari 2025

MAKNA PENTING DARI 7 HARI PEKAN PENCIPTAAN DAN 7 PERABOT BAIT SUCI

 

MAKNA PENTING DARI 7 HARI PEKAN PENCIPTAAN DAN 7 PERABOT BAIT SUCI

Oleh Pdt. Sammy Lee

 


 


Raja Daud adalah orang yang pertama memikirkan untuk membuat kaabah atau Bait Suci untuk Tuhan.  Dia terkesan dengan upacara yang dilakukan dalam kaabah yang sangat sederhana namun mempunyai makna yang sangat tinggi dan dalam.  Dalam sajak-sajak yang dituliskannya berupa nyanyian-nyanyian yang dia gubah dengan iringan kecapinya pada saat menggembalakan domba-dombanya, dia banyak melukiskan tentang kehadiran Allah diantara manusia dan kedahsyatan kasih Allah itu.  Kekagumannya dia tuangkan dalam syair-syair rohani yang telah dijadikan buku nyanyian oleh umat Israel untuk lebih dari 3500 tahun sampai saat ini.

 

Dalam Mazmur 8:4,5 dia bersenandung dalam kata-kata yang kira-kira demikian bunyinya: 

Bila aku merenungkan semua pekerjaan tanganMu,                     seluruh angkasa raya yang besar dan dahsyat, kemudian memikirkan manusia yang dibuat hanya dari lebu, namun Engkau telah sudi untuk turun kedunia untuk melawat; Aku hanya dapat termenung kagum dan penuh haru,   akan kuasa dan kasihMu yang mengherankan itu,   Sehingga walaupun kami lebih rendah dari malaikat,keatas takhtaMu kami Engkau akan angkat, dan memerintah bersamamu selamanya diseluruh jagad. 

 

Kemudian dalam Mazmur 77:13 di berseru penuh pesona: Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami?  

Dalam bahasa Inggrisnya ayat ini berbunyi: “Thy way, O God, is in the sanctuary: who is so great a God as our God?” (Psalm 77:13, KJV).  “Jalan Mu, ya Allah, ada didalam bait suci: siapakah begitu besar seperti Allah kita?”

 

Tuhan menyuruh Musa untuk membuat Bait Suci agar Dia boleh bersemayam diantara mereka.  Allah yang Maha Agung, Maha Kuasa dan Maha Tahu ingin tinggal bersama manusia dan bergaul dengan manusia seperti seorang bapa dengan anak-anaknya.  Dia ingin membagikan rencanaNya yang maha dahsyat kepada kita.  Dan untuk mengetahui jalanNya, atau rencana kerjaNya, maka kita cukup pergi ke Bait Suci dengan segala perabot dan upacaranya, maka kita akan tahu serta mengagumi rencana ajaibNya bagi kita manusia.

 

Ada 7 Perabot penting dalam Bait Suci yang didunia ini dan ada 7 hari dalam Pekan Penciptaan.  Apakah itu hanya kebetulan saja?  Ataukah Tuhan mempunyai tujuan penting dalam membuat keduanya demikian rupa?  Mari kita tinjau sendiri dan kagumi kebijaksanaan, keteraturan dan kuasa serta kasih dari Bapa Samawi kita itu.  Upacara dalam Bait Suci didunia memberikan gambaran yang sangat indah dan  jelas yang berisi pengharapan dan penghiburan terbesar sementara kita menghadapi detik-detik terakhir dari ambruknya peradaban dunia yang diperintah penghulu kegelapan semelama ini.

 

Pada hari pertama Penciptaan Tuhan menjadikan Terang.  Dan perabot yang pertama di Bait Suci yang disuruh buat oleh Tuhan adalah Medzbah korban bakaran, dengan suatu perintah tegas, api pada medzbah itu harus tetap menyala dan tidak pernah padam.   Bayangkan kalau anda dapat, kemana pun bangsa Israel berjalan selama 40 tahun pengembaraan mereka di padang belantara, begitu mereka tiba di satu tempat dimana mereka mendirikan perkemahan mereka mengelilingi Bait Suci, maka api pada medzbah itu memancarkan cahayanya pada malam hari kesekitarnya dengan api yang tak kunjung padam.  Selain itu dari atap kemah perhimpunan yang menjadi Bait Suci itu juga menjulang kelangit cahaya yang tampak menyeramkan bagaikan pedang raksasa yang menyala-nyala, atau tiang api yang memberikan penerangan kepada seluruh perkemahan umat Israel.  Ini adalah lambang dari Tuhan Yesus sendiri, Terang Dunia itu, dan Firman Allah yang memberikan terang kebenaran dikegelapan dunia ini.  Sama seperti ketika dunia belum diciptakan dalam keadaan gelap gulita, terang itu pertama-tama diciptakan.

 

Perabot kedua di Bait Suci itu adalah kolam basuhan yang terbuat dari perungu dan berisi air untuk Imam membersihkan dirinya.   Ini adalah juga lambang bagaimana setelah datang kedalam dunia ini dan tiba saatNya untuk melayani umat manusia sebagai Imam Pengantara kita yang sebenarnya, maka Dia juga telah dibaptiskan di sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis.  Dipisahkan untuk pelayanan bagi manusia sebagai Pengantara Sorgawi.  Bagaimana dengan hari kedua dari Pekan Penciptaan, apakah yang telah diciptakan Tuhan.  Tuhan menjadikan bentangan yang memisahkan air di langit dan yang dibumi.  Apakah kita bisa melihat hubungan dan makna pentingnya disini, hari kedua dan perabot Bait Suci yang kedua, kolam basuhan, dan pemisahan air dilangit dan dibumi. 

 

Perabot yang ketika di Bait Suci adalah Meja Roti Pertunjukkan.  Lalu apakah yang telah diciptakan Tuhan pada hari ketiga diawal kejadian alam ini?  Pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan untuk makanan setiap makhluk hidup didunia ini, binatang dan manusia, persediaan makanan untuk umat Tuhan.  12 ketul roti yang diatas Meja Pertunjukkan itu juga adalah merupakan lambang Yesus Roti Hidup yang memberikan kehidupan kepada umatNya.

Hari keempat dari Pekan Penciptaan Tuhan menciptakan benda-benda penerangan bagi dunia, yaitu matahari, bulan dan bintang-bintang untuk menerangi dunia pada siang hari dan malam hari.  Perabot yang  keempat dalam Bait Suci adalah Kaki Dian yang bercabang tujuh atau Menorah.  Ini adalah juga lambang dari Roh Suci dan Yesus Kristus sebagai terang dunia dan pemberi petunjuk kepada kebenaran, Firman Allah dan Kalam Hidup.

 

Pada hari kelima Tuhan menciptakan burung-burung dan ikan-ikan didalam air.  Apakah benda yang kelima dalam Bait Suci?  Medzbah ukupan bau-baun dimana dibakar kemenyan dan mur yang melambangkan doa yang disampaikan umat Tuhan yang terangkat keatas dalam asap dari medzbah itu.  Itu juga merupakan suatu lambang dari kesaksian Yesus mengenai kasih Bapa yang mau mendengar doa kita.  Yesus juga segera setelah dibaptiskan dalam air di sungai Yordan, telah berdoa dan burung merpati sebagai lambang Roh Suci telah turun hinggap diatasNya.  Roh Suci ini juga yang menolong kita untuk menyampaikan isi hati kita dalam doa kita. Ini disusul dengan aktivitas yang berikutnya yaitu dimana Tuhan memanggil murid-muridNya untuk menjadi penangkap ikan lain,  yaitu menjadi penjala manusia, atau fishers of men.

 

Pada hari keenam dari Penciptaan Tuhan membuat manusia menurut peta dan gambarNya.  Sejak semula rencana yang mulia dan dahsyat dari Tuhan adalah untuk menjadikan manusia yang mempunyai kapasitas yang bisa mengerti kasih Tuhan, dan memantulkannya didalam hidup mereka.  Mereka diciptakan  dari bahan yang sangat rendah, tengadahnya dari bahan dengan mana  Lucifer, salah satu dari kerubium yang dulunya berdiri disamping takhta Allah disurga telah dibuat, yaitu dari 9 macam batu permata dan penutupnya atau kulitnya dari emas murni yang transparan seperti kristal atau gelas.

 

Tapi karena dia memberontak, Lucifer akhirnya akan dibakar menjadi abu ditelapak kaki manusia yang dibuat dari abu tapi setelah tertipu dan berdosa memberontak bersama sebagai pengikut setan, kemudian telah bertobat dan malah diangkatkan lebih tinggi dari malaikat.

 

Benda atau institusi ketujuh yang dibuat Allah pada Pekan Penciptaan itu adalah Hari Sabat, hari ketujuh sebagai Tanda PenciptaanNya dan bukti kasih Allah kepada manusia yang diciptakanNya, sedangkan benda ketujuh dalam Bait Suci adalah Hukum Taurat Sepuluh Penyuruhan yang dibuat dari dua loh batu dan ditulis dengan jari Allah sendiri.

 

Sabat hari ketujuh itu terletak pada jantung dari sepuluh penyuruhan diapit oleh hukum kesatu sampai ketiga yang khusus bagi Allah dan penurutanNya membuktikan kasih kita kepada Allah, dan hukum kelima sampai kesepuluh yang penurutannya menunjukkan kasih kita kepada sesama manusia. Ini juga adalah merupakan suatu tanda manusia yang sudah diubahkan menjadi serupa dengan Allah dan didalam hati dagingnya telah dicantumkan Sepuluh Perintah Allah dan bukan hanya diatas batu saja.

 

Inilah arti yang luar biasa dan  rencana yang sangat dahsyat dari Allah yang Mahakuasa, Mahatahu dan Mahakasih itu.  Semoga dalam Tahun Baru ini kita semua bisa mengenapi rencana Tuhan Allah itu didalam hidup kita sehingga kita siap ditransfer langsung ketakhta sorga dan hadirat Allah dan malaikat-malaikatNya, setelah kita memantulkan karakter Tuhan di dalam hidup kita didunia ini. ***


EVALUASI BERHARGA DALAM BERTUMBUH DAN SEMAKIN DEWASA DALAM IMAN KEPADA TUHAN YESUS KRISTUS

 

EVALUASI BERHARGA DALAM BERTUMBUH DAN SEMAKIN DEWASA  DALAM IMAN KEPADA TUHAN YESUS KRISTUS

Oleh : Dr. Alva Tumbuan

 

Ibrani 5:13-14: “Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik daripada yang jahat”.

 


Euforia masyarakat Indonesia khususnya kalangan pemerhati dan pencinta olahraga sepak bola pasca suksesnya tim kesebelasan sepak bola kebanggan Indonesia, Timnas PSSI mencapai putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia dengan ahrapan akan berlanjut dan lolos Piala Dunia. Hampir semua media cetak dan elektronik di tanah air memberikan apresiasi dan penghargaan yang luar biasa bahkan terkesan “lebay” kepada seluruh pemain Timnas PSSI dan officers-nya. Terlepas dari euforia masyarakat tersebut, beberapa pengamat olahraga ini menganjurkan agar para pemain, pendukung dan media pemberitaan jangan sampai terhanyut dengan euforia ini, tetapi harus tetap mawas diri dan waspada karena pertandingan belum berakhir. Namun demikian para pengamat inipun “terpaksa” harus memaklumi akan hal ini mengingat Timnas PSSI cukup lama berada dalam kondisi “paceklik” prestasi internasional. 


Selanjutnya saya ingin menyampaikan peristiwa saya pikir cukup anyar terjadi pada saat itu. Terutama zaman skolastik – pertengahan (sekitar abad ke-9 sampai abad ke-15), dimana pada zaman itu para teolog gereja terkenal dan disegani  dikalangan jemaat kala itu mengkompromikan konsep kebenaran dengan filsafat ilmu pengetahuan. Para teolog gereja tersebut diantaranya Johanes Scotus Eriugena, Petrus Abelardus, Bonaventura, Albertus Agung dan Thomas Aquinas yang dengan begitu bangga dan percaya diri yang tinggi dalam pemaparan argumen-argumenya di tengah jemaat mempadukan teori-teori filsafat manusiawi dari Aristoteles, Plato dan Socrates sehingga argumen-argumen mereka ini kerap menyimpang dari exegese (penafsiran) yang sehat dari Alkitab. Kompromi konsep kebenaran Alkitab dan ilmu pengetahuna terus berlanjut hingga memasuki zaman Renaissance yang berlangsung antara akhir abad ke-15 dan abad ke-16. Di zaman ini, ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh para ilmuan seperti Leonardo da Vinci, Nicolaus Copernicus, Johannes Kepler, Galileo Galilei. Zaman Renaissance ini pun dilanjutkan dengan abad rasio (The age of Reason) pada abad ke-17 dan abad pencerahan (The age of enlightenment) pada abad ke-18. Karya Galileo Galilei diteruskan oleh Sir Isaac Newton dan ilmuan lainnya. Newton mengembangkan Fisika Klasik. Newton sering disebut sebagai Bapak ilmu pengetahuan alam modern. Pada tahun 1687 Newton menulis bukunya yang sangat terkenal: "Philosophiae naturalis principia mathematica". Ilmu pengetahuan alam berkembang dengan pesat. Makin lama makin pesat, sehingga menimbulkan optimisme akan kesanggupan manusia. Tanpa disadari kewibawaan gereja dengan konsep kebenarannya merosot drastic terutama dengan Teori Geosentris versus Teori Heliosentris yang dikemukakan oleh Copernicus/Galileo hingga pada teori evolusi Darwin dan relatifitas Einstein. Padahal sebelumnya ada pemikir-pemikir Kristiani pada awal abad permulaan seperti Tertalianus, telah mengingatkan bahkan dengan tegas menolak kompromi filsafat, ilmu pengetahuan dengan konsep kebenaran Firman Tuhan karena hal tersebut adalah adalah sia-sia bahkan berbahaya. Bahkan pada abad 15 dan 16 itu telah ada gerakan reformasi yang dengan tegas melawan kompromi dan “perselingkuhan” ini, seperti yang dilakukan oleh John Wycliffe, Johanes Hus yang berani mati karena dibakar hidup-hidup oleh salah satu pemimpin organisasi gereja yang telah kompromi dengan filsafat ilmu, hingga reformasi paling besar yang dilakukan oleh Martin Luther.

 

Disaat sekarang ini pun masih banyak diantara para teolog, pemimpin dan pekerja dalam organisasi gereja hingga ke tingkat jemaat, seperti yang terjadi di negara-negara Eropa, kerap mengkompromikan hal ini, sehingga indikator-indikator tingginya tingkat keimanan dan kehidupan kekeristenan berdasarkan Alkitabiah kebenaran Firman Tuhan telah bergeser jauh dari porosnya. Memiliki materi yang melimpah, jabatan yang tinggi di organisasi gereja dan masyarakat, popularitas dan tingkat pendidikan yang tinggi selalu menjadi indikator utama tingginya tingkat keimanan dan kehidupan kekeristenan berdasarkan Alkitabiah kebenaran Firman Tuhan, padahal untuk meraihnya berasal dari hasil kompromi dan “perselingkuhan” antara konsep kebenaran Firman Tuhan dan keinginan duniawi. Dalam upaya melegitimasi kompromi dan “perselingkuhan” konsep ini, ada banyak diantara para teolog dan pekerja organisasi gereja mengembangkan suatu teologi yang sering disebut dengan istilah "Teologi Modern" dan ada pula yang menyebutnya "Teologi Liberal" berdasarkan kajian “ilmiah duniawi (keinginan daging)”. Teologi Liberal ini makin lama makin jauh menyimpang dari Alkitab dan tidak lagi menyentuh hati nurani dan rasio jemaat. Akibatnya gereja-gereja di-Eropa makin lama makin kosong, ditinggalkan oleh jemaatnya. Di-Amerika Serikat keadaan belumlah separah Eropa karena disana sekitar tahun 1920, ada suatu gerakan besar untuk "Kembali ke-Alkitab".

 

Bercermin dari peristiwa-peristiwa diatas bahwa euforia yang berlebihan atas sebuah kemenangan awal padahal pertandingan Belem usai serta kompromi dan “perselingkuhan” konsep kebenaran Firman Tuhan memiliki dampak yang sangat buruk dalam kehidupan manusia khususnya kita yang telah meng-“klaim” diri sebagai anak-anak Tuhan. Ingat, untuk memperoleh kesuksesan besar mewarisi kerajaan surga mulia seperti yang di janjikan Tuhan Yesus Kristus kita tidak boleh terlena dengan euforia ini dan menolak dengan tegas kompromi dan “perselingkuhan” konsep kebenaran dan keinginan daging yang terjadi di zaman ini. Hendaknya orang Kristen, khususnya kita jemaat GMAHK yang berprofesi sebagai teolog, filsuf, ilmuwan, penatua, aktivis gereja maupun jemaat "biasa", menaruh Firman Kebenaran yaitu Alkitab jauh diatas segala teori-teori (keinginan) buatan manusia. Belajarlah dari sejarah. Jangan mengutuk, tetapi jangan pula kompromikan Firman Kebenaran Tuhan Yesus Kristus dengan teori (keinginan) manusia yang manapun.

 

Semoga peristiwa-peristiwa ini menjadi bahan evaluasi berharga umat Tuhan yang telah ditebus oleh Darah Yesus Kristus di kayu salib, untuk meng-“update” diri berdasarkan Firman Kebenaran, mengambil dan melakukan langkah terobosan signifikan di tahun baru dan seterusnya dalam menghadapi kehidupan dunia yang semakin liar dan ganas ini. Marilah kita semakin bertumbuh dan semakin dewasa dalam Iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Semoga Tuhan Yesus memberkati kita semua, Amin. ***


Rabu, 01 Januari 2025

Tahun Baru Ciptaan Baru

 
Tahun Baru Ciptaan Baru
OLeh : Pdt. Dr. Moldy Mambu

“Terimakasih Tuhan, kasih karunia Mu sungguh berlimpah dan tak pernah berkesudahan didalam kehidupan kami.  Disaat tahun tua akan berlalu dan tahun baru dijelang, ya Tuhan tuntunlah langkah kami peganglah tangan kami ...” 


W

aktu bergulir cepat tanpa kompromi memasuki tahun yang baru.  Sang waktu tidak pernah menunggu berubah menuju siklusnya.  Dan di hari akhir penutup tahun tua sambil melihat kebelakang atas  kekhilafan, kekurangan, kealpaan dan keteledoran maupun prestasi serta pencapaian lainnya kita menundukkan kepala berterimakasih kepada Tuhan karena God is so good.  Juga kita menaikkan syukur karena diberikan kesempatan memasuki tahun baru yang bagai kertas putih terbentang dihadapan. 

Ungkapan bahwa “hari kemarin adalah history, besok adalah mystery  itu sebabnya hari ini  dinamai present” ada maknanya.  Pesan yang diberi bahwa hari kemarin itu tak akan kembali dan besok belum lagi nyata itu sebabnya pergunakanlah hari sekarang.  Present yang juga diartikan sebagai gift atau pemberian membawa arti yang sangat dalam bahwa detik-detik kehidupan manusia sesungguhnya adalah kasih karunia yang dianugerahkan Tuhan. Mari kita lihat tulisan Rasul Yohanes mengungkapkan mengenai besarnya kasih Tuhan kepada manusia. 

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” Yohanis 3:16 

Tulisan yang dikategori sebagai ayat emas ini dibuka dengan kalimat “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini ...” yang dalam terjemahan lama berbunyi “Karena demikianlah kasih Allah akan dunia ini ...” menunjuk bahwa sudah demikian, sudah begitu, sudah tetap, sudah dari awalnya kasih Allah kepada manusia.  Kenapa demikian? Karna kasih Allah itu tidak dapat disamakan dengan kasih manusia.  Kasih Allah itu tidak terkira nilainya. Kalau rumput-rumput jadi pena, laut jadi tinta dan langit jadi kertas maka semua itu tak akan cukup menuliskan kasih Allah.  Pemberian Allah kepada manusia yaitu Yesus Kristus merupakan wujud kasih sungguhlah begitu besar sehingga tidak dapat disandingkan dengan kasih manusia.  Pemberian Tuhan adalah tulus murni tanpa label tanpa muatan. 

Mari kita lihat lebih jauh ciri kasih manusia yang mempraktekkan pemberian kasih bersyarat seperti di tulisan Rasul Yohanis: Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita” 1 Yohanis 4:19.  

Seperti sudah menjadi template didalam diri manusia yang selfish.  Manusia lebih suka menghimpun, ingin mengumpul daripada membagi.  Kalaupun terbit kesukaan memberi, itu karena punya hitungan-hitungan tertentu.  Sifat memberi yang dimiliki manusia pada dasarnya bersifat reaktif terhadap suatu aksi.  Hal ini menumbuhkan kasih yang semu dan tidak tulus.  Dalam keseharian, nyatanya kasih manusia dapat dilihat pada hal-hal berikut: 

1.      Kasih kawasan.  Kasih ini muncul hanya untuk teman dan sahabat.  Selanjutnya kasih seperti ini menumbuhkan perasaan memberi yang terbatas kepada marga yang sama, korps yang sama,  sesama kawasan serta memprioritaskan orang sekampung. Pada gilirannya semangat kasih kawasan akan sangat menyuburkan nepotisme. 

2.      Kasih lokasi.  Kasih seperti ini berlangsungnya tidak lama.  Ketika dulu dibangku SMA saling memperhatikan namun “waktu” telah mendistorsi kasih sehingga tidak berkelanjutan diperiode berikutnya.  Setelah jadi pejabat hubungan historikal maupun emosional dulu bukan lagi jadi perekat untuk saling menolong tapi kebersamaan yang lalu telah menghilang ditelan waktu. 

3.      Kasih situasi.  Tipe kasih seperti ini menghasilkan keinginan memberi pertolongan yang muncul tiba-tiba terpacu oleh keadaan.  Masih banyak orang yang suka memberi bila namanya diumumkan ataupun untuk mendapatkan sanjungan. 

4.      Kasih berselubung. Biasanya kasih seperti ini dijalankan oleh politikus.  Kasihnya muncul karena punya tujuan namun setelah tujuan itu tercapai kasihnya pudar.  Sebab didalam politik tidak ada sahabat dan musuh yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan. Ibarat buah Jeruk Bali, manis didepan tapi penutupnya pahit. 

Inilah kasih manusia yang reaktip.  Siapa yang kawin? Siapa yang meninggal? Dari info yang masuk lalu kita mengambil kesimpulan menghadirinya karena dulu ketika kena musibah merekalah yang ringan tangan memberi pertolongan.  Kita memutuskan untuk hadir mengucapkan selamat serta membawa hadiah karena mereka hadir diacara pernikahan anak kita dulu.  Banyak pula kita menyaksikan pemberian yang didorong oleh perhitungan return.  Kita menyekolahkan anak sebab berharap ada return nya ketika mereka besar.  Kita berharap ada kembalian berupa naiknya pangkat ketika memberi hadiah besar kepada pimpinan di hari ulang tahunnya.  

Tapi Kasih Allah pada manusia itu murni, tidak mempunyai muatan apa-apa.  Allah sudah mengasihi walau belum menerima apa-apa dari manusia. Allah lebih dahulu mengasihi kita.  Pemberian terbesar sepanjang jaman dari Allah kepada manusia, yang menjadi kabar baik dan berita sukacita adalah pemberian anak tunggal Nya yaitu Yesus Kristus, lahir menjadi manusia di kota Betlehem, mati di Golgotha dan dibangkitkan lalu naik ke Surga sebagai Juru selamat dunia. 

Dua perayaan Kristiani diakhir tahun, Natal dan Tahun Baru selalu menjadi klimaks kegembiraan atas berkat  tuntunan Tuhan sepanjang Tahun. Dunia bisnis memamfaatkan sukacita manusia dengan promosi mengedepankan ikon natal yang gemerlapan untuk meraup keuntungan besar.  Kulminasi kesibukan dan perbelanjaan terjadi pada hari H-1 sebelum natal.  Ditengah himbauan agar pusat perbelanjaan dan mall jangan berlebihan dalam merayakan Natal muncul berita mengenai pohon Natal termahal di dunia.  Pada waktu yang lalu, pohon Natal setinggi 13 meter berdekor emas permata senilai $11 juta - setara dengan Rp. 100 milyar, dipajang di Emirates Palace Hotel, Abu Dhabi.  Sebuah pertanyaan muncul,  di hari baik ini adakah kita memberi sesuatu hadiah untuk bayi Yesus? Adakah hadiah untuk keluarga maupun orang disekitar kita?  Bagaimana rupa hadiah itu, adakah berupa benda (tangible) ataukah sesuatu yang tak berwujud karena bukan berbentuk materi (intangible). 

Seorang pejabat memberi hadiah kepada istrinya sebuah gelang berlian berpendar-pendar.  Ketika seorang rekan memuji atas kebaikannya, dengan berbisik ia mengatakan kenapa berlian, yang dijawabnya karena hanya untaian berlian yang tersedia palsu.  Kalau mobil atau TV-3D tidak ada yang palsu itu sebabnya mahal.  Pemberian lain melalui ungkapan Say it with flower menjadi urusan pengadilan belakangan ini karena masuk kategori gratifikasi. Kenapa?  Karena bunga yang diinginkan  bukan bunga sebarang bunga.  Bunga punya nama spesifik seperti  bunga-low dan  bunga bank.  

Ada banyak pilihan bukan materi yang dapat menjadi pemberian kepada sahabat dan keluarga.  Adakah kita mempertimbangkan bahwa menyampaikan kata lembut, kalimat berkat, email mengangkat iman, sms yang berisi kata damai merupakan hadiah istimewa?  Sudahkah kita memberi waktu yang berkwalitas kepada spouse serta keluarga, bercakap dan mendengar obrolan pasangan sambil memperhatikan dengan saksama sebagai pemberian yang bermakna? Barangkali pula oleh memberi  perhatian menolong istri didapur, bersih-bersih rumah serta membantu PR anak-anak termasuk sebuah pemberian yang tak dapat dinilai?  Ataukah pelukan serta ciuman telah menjadi barang langka ditengah keluarga sehingga perlu ditingkatkan frekwensi pemberian  yang bernama physical touch kepada spouse  untuk  menghangatkan keharmonisan rumah tangga? 

Telur ayam campur sayur masakannya disebut omelette.  Bila kuningnya menengadah keatas disebut sunny side up - telur mata sapi. Telur eraman yang direbus disebut Balut jadi santapan pagi di Manila.  Tapi coba perhatikan! Sebuah telur bila dipecahkan dari luar maka berakhirlah sebuah kehidupan.   Namun bila telur itu pecah dari dalam berarti terciptanya sebuah kehidupan baru.  

“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”. 2 Korintus 5:17 

Ciptaan baru di dalam Kristus hanya akan membawa hasil bila tekad dan kemauan itu berasal dari dalam diri bukan karena diajak-ajak maupun faktor luar lainnya.