KAMERA
TERSEMBUNYI
(The Hidden Camera)
Pdt.
H. W. Suawah (alm.)
S |
atu acara TV yang menarik kami saksikan
lewat jaringan TV AXN (Indovision) tentang memilih yang cantik, menarik (Beauty
contest). Semua gadis yang masuk nominasi berusaha sedapat mungkin untuk tampil
cantik menarik dengan modal tubuh yang menarik dan wajah yang cantik ditambah
lagi dengan dandanan yang serasi. Mereka menonjolkan semua kemampuan yang
mereka punyai untuk masuk dalam kategori “The Best”. Rupanya pihak panitia
telah menempatkan kamera-kamera tersembunyi disetiap sudut ruangan dimana
mereka akan action dan tidak ketinggalan dalam mobil limousine yang mewah.
Setiap tingkah pola, percakapan dan sikap mereka terekam dan dinilai oleh dewan
juri, dewan juri bukan hanya ingin menilai penampilan fisik mereka tapi ingin
mengetahui tingkah laku mereka secara keseluruhan.
Satu episode yang
menarik diperlihatkan, sewaktu kontestan menuju kesuatu ruangan maka seorang
yang berpura-pura sebagai pelayan membawa 6 gelas juice yang membuat dia
kerepotan membawanya – saat memasuki pintu dia mendapat kesulitan untuk membuka
pintu tersebut sedangkan sang kontestan berada dibelakangnya. Ada yang
membukakan pintu dan mempersilahkan “sang pelayan” itu masuk duluan, ada yang
menunggu sang pelayan membuka pintu sendiri sambil kontestan itu mengomel
melihat cara kerja sang pelayan, ada yang langsung membuka pintu dan masuk
meninggalkan sang pelayan diluar. Pada saat eliminasi maka semua rekaman itu
ditunjukkan kepada mereka – sewaktu mereka berbicara dalam limousine, sewaktu
berada dalam sudut-sudut ruangan yang didapati beberapa diantara mereka tidak
jujur dengan membuka file milik kontestan lain dan episode pelayan yang masuk
ruangan.
Warga BAIT yang
kekasih – sesungguhnya itulah kita dalam tingkah pola kehidupan sehari-hari,
kita lebih mengutamakan menonjolkan hal-hal yang sifatnya lahiriah, yang
sifatnya ingin dipuji dengan penampilan yang indah-indah dipandangan mata
manusia, dalam beragama kita cenderung juga bersikap demikian. Sedang kita
ketahui Allah kita adalah OMNISCIENCE (Maha Tahu) mata Tuhan
tertuju kepada kita semua yang mengaku Umat Tuhan (Ams 33:18; 34:16; 1 Petrus
3:12). Apa yang tidak tersembunyi dimata Tuhan? Dia tahu saat kita bangun atau
duduk, saat kita keluar atau masuk (2 Raja2 19:27), Tuhan tau apa yang timbul
dalam hati kita (Yehezkiel 11:5). Kita perlu mengetahui apa itu personalitas dan apa itu
personal. Personalitas itu disimpulkan dalam kalimat “Siapakah kita dihadapan
orang/sesama” sedangkan person adalah siapakah kita dipandangan ALLAH. Kita
ingin memperlihatkan diri kita patut dan pantas dihadapan sesama dengan
penampilan-penampilan yang dibuat menarik dan indah bagaikan kontestant ‘beauty
contest’, yang kalau dalam ungkapan yang agak vulgar disebut kita beragama
secara rupa saja dan menonjolkan kemunafikan yang digambarkan dalam (2 Timotius
3) – itulah potret umat manusia dizaman kita. Kita akan bersikap baik dan
seolah-olah beragama karena dilihat orang. Satu ilustrasi yang menarik dari
pengalaman adik saya yang tinggal di Singapore, kawannya menjual HP yang
canggih kepadanya maka semua data yang dia miliki di HP lama dipindahkan ke HP
yang baru dibeli. Selang seminggu kawannya datang memohon agar HP yang dia jual
itu dibelinya kembali. Tentu adik saya tidak terima karena sudah jadi miliknya
– tapi setelah diterangkan mengapa dia ingin memilikinya kembali maka jatuhlah
kasihannya, mengapa? Karena dia kedapatan tidak jujur. HP itu milik orang lain
yang tertinggal di toilet dan tertangkap oleh hidden camera bahwa dia yang
mengambilnya. Karena adik saya kasihan jangan sampai dia dipecat maka HP itu
dikembalikan.
Warga
BAIT kita ibarat sedang mengikuti contest – tidak ada jalan balik, yang terjadi
tetap terjadi – tidak ada reverse action. Apa yang sudah terjadi ditahun 2010
itu sudah termeterai dan itulah kita, orang bisa menilai yang indah-indah
mengenai kita karena kita sanggup untuk meng “up-grade” personalitas itu
bagaikan kontestan yang piawai dalam mendandani dirinya. Tapi jangan lupa dalam
konteks Person – kita adalah kita dihadapan Allah. Hidden camera itu menangkap
action kita sesungguhnya yang tidak bisa dinilai oleh sesama. Kita tidak akan
tergoda untuk bersikap pura-pura, sebab itu adalah karakter kita, itu adalah
kita. Tuhan Allah menilai kita bukan secara fisik, apa yang terlihat diluar.
Allah melihat kita “…melarat, malang, miskin, buta dan telanjang” (Wahyu 3:17).
Satu predikat yang betul-betul harus menyadarkan kita bahwa kita sebenarnya
adalah manusia yang tidak ada nilainya dihadapan Allah, perbuatan baik apapun
yang kita banggakan tidak ada kredit point yang bisa kita tuntut kepada Allah
untuk jadi milik kita.
Kita
patut bersyukur kepada Allah kita melalui Yesus Kristus yang telah mematutkan
kita, menjadikan kita sebagai manusia yang bernilai, dimana KasihNya yang
begitu indah yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata telah menyelamatkan
kita. Para kontestan ‘Beauty Contest’ memang tidak ada jalan balik jika
teriliminer – tapi tidak dengan kita Umat-umat Tuhan tebusannya, saat kita
jatuh – jaminan kasihnya tetap meliputi kita “TUHAN membuka mata orang-orang
buta, TUHAN menegakkan orang yang tertunduk, TUHAN mengasihi orang-orang benar”
(Mazmur 146:8).
0 komentar:
Posting Komentar