BAIT Ministry

Sabtu, 13 Januari 2024

AMBRUKNYA TEORI EVOLUSI

 

AMBRUKNYA TEORI EVOLUSI

Oleh  : Pdt. Sammy Lee


Secara singkatnya Teori Evolusi adalah:  Milyardan tahun yang lalu, terjadilah ledakan di matahari.  Dari ledakan itu terpental bagian-bagian dari matahari yang beredar diangkasa mengelilingi matahari itu berupa gas-gas dan benda-benda lain sebagai bagian dari matahari itu.  Masing-masing beredar mengelilingi sang induk asal muasal mereka itu, yaitu matahari.

Di alam ini ada milyaran matahari yang sekarang dikelilingi planet-planet, satelit-satelit dan meterorites serta asteroids berjuta-juta banyaknya sekelilingnya, yang disebut gugusan Tata Surya atau Solar System.  Di gugusan galaxy, atau bima sakti kita saja, menurut ahli bintang yang bona fide, semuanya setuju  mengatakan ada paling sedikit 100 milyard tata surya.

Sedangkan diseluruh alam, juga diperkirakan ada sekitar 100 milyard galaxy atau bima sakti.

Nah, jangan tanyakan kepada para professor teroi Evolusi itu bagaimana galaxies itu tercipta, atau bagaimana 100 milyard tata surya yang ada di galaxy kita ini tercipta, pasti dia akan marah.  Bukankah harus juga terjadi 100 milyard ledakan yang menghasilkan 100 milyard tata surya itu?  Mar mana buktinya ledakan-ledakan diseluruh ala mini yang harus ada ratusan milyard jumlahnya?

Marilah kita terima saja teori sang professor itu dengan mengatakan OK, Prof, jadi milyardan tahun yang lalu terjadi ledakan di matahari, dan bumi kita yang asalnya sebagian dari tubuh matahari itu terpelanting keluar, dan karena gaya tarik menarik matahari berterbangan berputar dalam orbitnya mengelilingi pusatnya yaitu matahari.   Lalu pikirkan menurut kata mereka setelah milyardan tahun kemudian, gas dan benda padat lainnya itu yang tadinya tentu sangat panas dan berupa cairan atau uap, mulai membeku dan menjadi seperti keadaan planet kita ini.

Milyardan tahun kemudian dari lumpur yang sudah dingin itu dipermukaan bumi ini, tiba-tiba muncul makhluk-makhluk yang pertama yang sangat sederhana, microcosms, seperti trilobites, amuba dan lain-lain.  Makhluk-makhluk sederhana yang kecil ini setelah hidup beberapa lama, mulai mengadakan mutasi dan berkembang menjadi lebih kompleks dan sempurna.  Berkembang menjadi lebih baik dan lebih bisa bertahan dialam ini, dengan sistim atau hukum: The Survival of the Fittest.  Jadi dari sekian banyak makhluk hidup yang sederhana pertama itu, beberapa berkembang terus menjadi lebih baik, lebih tinggi dan lebih kompleks dan sempurna, lebih Fit untuk bertahan.  Begitu seterusnya sehingga akhirnya kita manusia ini adalah makhluk-makhluk yang paling Fit dan sempurna dibandingkan makhluk yang lainnya, seperti leluhur kita yang paling dekat, yaitu monyet.

Buktinya? Well, mereka telah menemukan rahang seekor kera yang sangat mirip dengan manusia, tulang batok kepalanya ditempat lain, satu tulang tangan dan kaki, dan beberapa gigi dan tulang-tulang rusuknya.  Bagi para professor Evolusi itu, penemuan itu sudah cukup membuktikan teori mereka bahwa manusia itu berkembang (evolved) dari monyet menjadi manusia.

Yang mengherankan dalam teori ini adalah, bagaimana caranya nenek moyang kita itu, yaitu missing link diantara monyet dan manusia, yang rahang, batok dan potongan-potongan tulang lainnya diketemukan, bisa menentukan, dengan pola “Survival of the Fittest”, tentunya, bagaimana dia berkembang atau develop/evolve menjadi manusia, yang sampai sekarang belum diketemukan bukti itu bisa terjadi lagi, yaitu monyet setelah beberapa juta tahun berubah jadi manusia.

Sampai sekarang monyet adalah monyet, binatang bisu, bodoh dan tidak mungkin diajar menjadi seperti manusia biar dia hidup berapa juta tahun pun dan dilatih terus.

Seekor monyet, betapa pun dilatih dan dilatih, tidak akan pernah dapat menggunakan keyboard computer ini untuk menulis satu lembar surat, apalagi membuat sebuah buku seperti anda dan saya.

Sebenarnya kalau teori ini benar, maka harus diketemukan didalam penggalian arkeologi, ribuan kalau tidak jutaan, tulang-tulang yang lengkap dari makhluk yang disebut missing link ini.  Karena pasti mereka itu lebih developed, lebih berkembang dan lebih fit untuk survive dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya yang lebih rendah dan sederhana.

Mengapa ada begitu banyak tulang-tulang monyet, tulang-tulang anjing, fosil binatang lain, seperti kuda, buaya, ikan, bahkan trilobites yang mereka katakan lebih sederhana dan lebih jauh dibawah susunan perkembangan makhluk-makhluk itu sampai mencapai taraf manusia, yang bisa diketemukan.  Tapi semua tulang belulang atau fossil itu berbeda satu dengan lainnya.  Kemana jutaan tulang atau fossil itu yang harus ada diantara dua binatang yang berlainan diantara satu jenis atau species dengan yang lainnya.  Kenapa hanya ada missing link antara monyet dan manusia, dan hanya satu dua potong tulangnya yang tidak lengkap.  Mereka hanya bisa katakan, tunggulah, nanti juga pasti diketemukan.

Padahal binatang-binatang yang dianggap  jauh lebih rendah dan sederhana itu sangat banyak diketemukan tulang-tulang atau fosilnya.

Sekarang mari kita lihat teori Creationism atau Penciptaan.

Secara singkatnya Teori Creationisme atau Penciptaan adalah:  Pada mula pertama ada Allah.  Maka Allah menciptakan langit dan bumi dan sekalian isinya dengan penuh kuasa, kebijaksanaan dan kasih.  Dia hanya berkata dan terjadilah bumi ini dan isinya termasuk semua makhluk, tumbuh-tumbuhan, air, udara, dan binatang serta manusia.  Semuanya menurut jenisnya, kemudian beranak dan berkembang biak memenuhi bumi ini. 

Memang terjadi ledakan juga dalam teori creationism pada mulanya.  Terjadi sebuah “big bang”.  Yaitu ketika Tuhan Allah berkat pada mula pertamanya “hendaklah ada terang” maka terjadilah ledakan enerji yang luar biasa, dan terciptalah terang diatas dunia ini. 

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.  Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.  Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.  Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.  Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

Pada hari yang kedua terjadi ledakan lagi ketika enerji Tuhan Allah menciptakan bentangan dan memisahkan air dengan darat.  Dan demikian seterusnya sehingga hari yang keenam dimana terjadi ledakan enerji yang paling hebat.

Sekarang yang paling menarik adalah hari keenam dimana binatang-binatang didarat semuanya diciptakan dengan kuasa Allah dan ledakan enerji yang tak dapat kita bayangkan hebatnya:

Dan yang lebih mengesankan lagi adalah, bahwa manusia itu diciptakan beda dari binatang-binatang yang lainnya semua.  Sebab itu manusia, lain dari binatang manapun termasuk yang paling dianggap cerdik, dan paling menyerupai manusia, yaitu monyet. 

Mengenai perbedaan ini bisa kita baca dalam ayat  dan seterusnya: 

Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Jadi menurut Alkitab, alam semesta ini termasuk binatang dan manusia, diciptakan oleh Tuhan Allah yang mahakuasa dalam tempo enam hari, dan bukan milyardan tahun lamanya, sekitar 6000 tahun yang lalu.

Mengapa saya lebih percaya kepada Teori Creationisme dibandingkan dengan Evoutionisme?

Karena buku-buku tentang Evolusi, sejak ditulis pertama kalinya oleh Charles Darwin hampir 200 tahun yang lalu, telah diralat dan diralat, ditambahkan dan dikurangi, direvisi dan direvisi, berulang kali dan banyak kali sampai hari ini.

Tapi Alkitab yang mencatat penciptaan alam ini sudah ada selama 3500 tahun, dan ada copy yang tertua sampai sekarang yaitu tertulis diatas kulit binatang, dan simpin di Museum di Berlin sampai sekarang, telah berumur paling sedikit 2200 tahun, dan disebut Gulungan-gulungan Laut Mati (Dead Sea Scrolls), tidak pernah diralat atau direvisi sampai sekarang, secara contentnya.  Hanya kata-katanya berubah sesuai dengan perubahan zaman dan perkembangan linguistics atau ilmu bahasa yang digunakan manusia dan berubah sesuai dengan kemajuan zaman.

Diperlukan iman yang lebih besar untuk mempercayai teori evolusi daripada teori penciptaan.

Narasi dalam Alkitab ini didukung oleh kisah penciptaan dalam Al Quran, dan juga dalam aksara Tiongkok kuno serta tulisan dari orang-orang yang dianggap nabi oleh bangsa itu, yaitu seperti Laozi dan Konghucu, atau Confucius. 

Perhatikan tulisan Laozi yang hidup sezaman dengan nabi Daniel yaitu di tahun 500-an SM (BC) dibawah ini: 

Sesuatu yang misterius telah terjadi, Telah berada sebelumnya langit dan bumi; didalam kesunyian dan kehampaan, Berdiri sendiri dan tidak pernah berubah, tetap hadir dalam gerakan yang berputar.  Mungkin Dia adalah asal mulanya berjuta-juta benda, Aku tidak mengetahui namanya.  Aku sebutkan saja Tao (Firman atau Jalan). Karena tidak ada kata-kata yang lain yang dapat kugunakan, Aku menamakannya "Yang Mahakuasa." --  Gia Fu Feng and Jane English, Translation of Lao Zi, Tao Te Ching (Toronto: Vintage Books, Random House, Inc. 1989), Ch. 25, p. 25.  (Dao atau Tao dalam bahasa Tionghoa adalah “Jalan/Firman/Ajaran/Kebenaran”.  Bukankah sangat mengherankan bahwa Yesus mengaku sebagai “Jalan dan Kebenaran dan Hidup”?  

Sekarang bandingkan itu dengan ayat Alkitab dalam Yohanes 1:1-3.

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.  Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Yang terakhir, menurut para saintis penganut teori evolusi, terjadi perkembangan atau evolusi dari makhluk yang paling sederhana menjadi makhluk yang paling tinggi dan kompleks yaitu manusia.  Tapi tahukah anda bahwa sel-sel pada binatang yang paling sederhana seperti amoeba atau cacing sama komplikasi dan dahsyatnya dengan sel-sel pada binatang yang dianggap jauh lebih tinggi dalam tingkatannya bahkan sel-sel manusia sekalipun? 

Adalah lebih mudah untuk mempercayai bahwa bagian-bagian dan onderdil dari sebuah pesawat Boeing 747 atau Airbus 380 terjadi sendirinya akibat ledakan digudang penyimpanan bahan-bahan logam, plastic, kulit, kain, kayu dll, dan akhirnya salah satu tumpukannya setelah jutaan tahun berubah dengan sekonyong-konyong jadi pesawat terbang itu. 

Chromosomes yang terdapat dalam manusia hanya 23 pasang, sedangkan dalam monyet ada 24 pasang.  Dan dalam burung perkutut 39 pasang.  Lebih hebat lagi dalam ikan mas atau carp terdapat 52 pasang, dan didalam sel semacam tanaman pakis (sayur paku) yang bernama “pakis lidah ular biludak” (adders-tongue fern atau Ophioglossum reticulatum) terdapat 600 pasang chromosomes?  Dan bahwa kondisi binatang yang lebih dekat dengan manusia sehingga selalu dijadikan kelinci percobaan bukanlah monyet tapi tikus? 

Puji Tuhan karena Dia menjadikan mata kita celik dan bisa melihat kuasa, kebijaksanaan dan kasihNya menciptakan dan mengatur serta menyediakan semua keperluan makhlukNya dialam ini. ***

 


0 komentar:

Posting Komentar