Budayakan membaca sejak dini”, sering ditampilkan di sudut ruang perpustakaan di Indonesia. Kalimat ini, dalam format yang panjang ataupun singkat seperti di atas, dapat saja menunjukkan kondisi bahwa masyarakat memang belum berbudaya membaca. Di lain pihak, kalimat ini juga merupakan motivasi dari pihak yang berkompeten (pemerintah atau orang tua) kepada pihak bersangkutan (anak sekolah) untuk memiliki kebiasaan yang menguntungkan di masa depan.
Memang, di beberapa tempat di
Selain kumpulan kata di atas, ada lagi
ungkapan yang bersifat saran dan harapan, seperti “Budayakan membuang sampah
pada tempatnya” atau “budayakan hidup sehat”. Dari beberapa kalimat tadi, kita
bisa tarik simpulan sederhana bahwa semua hal-hal baik harus dibudayakan. Ya,
tentu saja. Hanya saja, tidak mudah untuk membudayakan kebiasaan-kebiasaan yang
baik. Sebagai contoh lain; maaf, umumnya WC di airport
Kebiasaan yang baik perlu dibangun. Anak-anak belum sadar pentingnya membaca. Orang orang dewasalah yang harus memberi tuntunan. Mereka harus dibangunkan dari ‘ketidaksadarannya’ akan nilai sebuah kebiasaan membaca. Kelak, mereka sendiri yang akan menikmati manfaatnya yang tidak ternilai itu. Jika sudah dibangunkan dari ketidaksadaran dan menjadikannya sebagai suatu kebiasaan, maka secara pribadi kebiasaan itu akan dihidupkan. Mungkin saja, orang lain akan dituntun pada kebiasaan yang sama.
Budaya merupakan nilai-nilai yang berlaku dalam satu komunitas. Jika kebiasaan membaca, membuang sampah ataupun hidup sehat belum bisa berlaku secara komunal karena ketidak-sadaran komponen masyarakat lainnya, hidupkan saja kebiasaan yang baik secara personal. Tidak usah berharap orang lain harus melakukan apa yang kita lakukan. Sambil melakukan, kita sedang membagikan pengalaman kepada orang di sekitar.
Lingkungan keluarga adalah kelompok masyarakat
terdekat yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kebiasaan kita. Sebelum ke
lingkungan yang lebih besar, di lingkungan terdekatlah budaya dibangun. Apa
saja! Apakah itu budaya membaca, budaya kerja, budaya kedisiplinan, budaya
kerja keras atau budaya hidup sehat, semua itu adalah nilai-nilai yang perlu
dihidupkan. Intinya, lakukan yang baik
dan jauhilah yang jahat, sebagaimana natz Firman Tuhan dalam Mazmur 34:14; maka “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala
akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus,” Filipi 4:7. (*_*)
0 komentar:
Posting Komentar