Mana yang anda lebih suka, hujan atau panas? Mungkin jawaban saya dan anda tidak terlalu berbeda jauh; yaitu lebih baik panas dari pada hujan. Yah, jawaban itu sudah menjadi jawaban klasik.
Ada
orang berkata oh disana ada satu tempat yang menyenangkan, diantara pegunungan
dan lautan pasifik. Disana setiap hari mendapatkan cahaya matahari
100%. Anda dapat melihat badai yang jauh di laut, tetapi cahaya matahari
tetap bersinar di tempat itu. Apakah anda ingin tinggal disana? Bagi saya
tidak. Karena tempat itu walaupun bersih tetapi merupakan padang pasir
tampa mata air. Tidak ada yang tumbuh disana.
Yah,
kita meinginkan cuaca yang sempurna. Kita menginginkan kehidupan yang
kesusahan dan tanpa perasaan sakit. Tapi saudaraku, firman Tuhan melalui
Rasul Petrus berkata, “Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan
nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagi ujian, seolah-olah ada sesuatu
yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai
dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh
bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaanNYa. (1 Pet.
4:12-13)
Apakah
kita pernah merasakan perasaan yang sama seperti Ayub? Menghadapi
kesusahan yang hebat?
Tapi
sebelumnya mari kita lihat lebih dekat akan Ayub:
1. Ayub adalah orang yang benar
Ayub
adalah orang yang benar. Kita bisa lihat itu dalam Ayub 1:1, “Ada seorang
laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan
Allah dan menjahui kejahata.”
2. Ayub adalah orang yang kaya
Ayub
adalah kaya dalam hal karakter, kaya dalam hal keuangan. Memiliki
anak-anak yang hebat. Dia adalah orang yang terkaya dari semua orang di
sebelah timur (1:3).
3. Ayub adalah orang yang suka
berdoa
Didalam
Ayub 1:5, “Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil
mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub,
lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab
pikirnya:”mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di
dalam hati.” Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.”
Dia
menjadi Imam untuk keluarganya. Kerohanian keluarga sangat terjaga.
Hal-hal
yang indah ini mendapatkan tantangan di dalam keluarga Ayub. Peristiwa
yang menakutkan menimpa keluarga yang berbahagia ini. Setan datang dengan
ganasnya mau mengalahkan kesetian Ayub kepada Allah. Dia kehilangan
anak-anaknya, dia kehilangan kekayaannya, dan terisolir dari dunia social.
Tetapi
apa hasil dari usaha setan:
1.
Ayub tetap orang benar dihadapan Allah. Walaupun peristiwa yang
menyakitkan dia tidak marah kepada Allah.
2.
Ayub tetap orang kaya. Walaupun semua kekayaanya hilang tapi semuanya
itu terganti melebihi apa yang dia miliki sebelumnya (42:12).
3.
Ayub tetap orang yang suka berdoa. (42:7-10) Ayub juga mendoakan
teman- temannya. Dan
doanya didengar oleh Allah.
Saudara-saudari
ku yang kekasih didalam Yesus Kristus, pengalaman
yang dirasakan Ayub mungkin sudah pernah kita alami atau mungkin belum pernah
kita alami. Tetapi yang penting disini adalah apakah kita akan tetap kokoh sama seperti
Ayub? Ketika peristiwa seperti itu menimpa kita.
Ingat
Tuhan Yesus sangat mengasihi kita, Dia menginginkan kita untuk selalu
mengandalkan Dia didalam segalah sesuatu. Mari kita berkata sama seperti Rasul
Paulus didalam Filipi 4:13, “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang
memberi kekuatan kepadaKu.” Ayub sudah menang kita pun pasti menang di
dalam Yesus. Amin
0 komentar:
Posting Komentar