BAIT Ministry

Kamis, 15 Juli 2021

Pemuridan Dalam Keluarga

 


Yance Pua

Matius 4:19 Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.”

 

Pada tanggal 19 Januari 2008, Pdt. M. Sagala, Direktur Pelayanan SS dan PP Uni Indonesia Kawasan Barat, mengadakan acara “Tell The World” di distrik Balikpapan. Acara yang dilaksanakan di gereja Ágape itu,  dihadiri oleh orang tua, orang muda dan anak-anak. Pdt. Sagala memberikan arahan bagaimana membuat kelompok kecil dan KPA di jemaat masing-masing.  Pdt. Sagala mengajak semua anggota untuk terlibat dalam program dari GMAHK ini. Semua diundang untuk terlibat. Secara individu, secara Keluarga, dan secara Jemaat.

 

Pada waktu Yesus sedang menikmati angin sejuk di pantai Galilea, Dia melihat Petrus dan Andreas sedang mencari ikan. Mereka sudah mencari ikan semalaman dan belum mendapatkan ikan. Yesus mendekat kepada mereka dan menyuruh mereka untuk pergi agak ketengah dan menebarkan jala sekali lagi. Kali ini jala mereka penuh dengan ikan, sampai jala mereka mulai robek, bahkan perahu mereka mulai tenggelam. Karena ikan begitu banyak, mereka memanggil rekan-rekan mereka Yohanes dan Yakobus, yang sedang mencari ikan juga, untuk membantu. Sementara mereka sedang sibuk dengan ikan-ikan yang begitu banyak, Yesus berkata kepada mereka ”Jika kamu mengikut Aku, kamu akan menjadi penjala manusia!”. Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes sudah menerima Yesus tetapi sekarang mereka diundang Yesus untuk menjadi murid-murid yang sesungguhnya.

 

Bagaimana menjadi murid yang sesungguhnya?

 

Seorang murid adalah seorang pelajar, seorang pengikut; seorang yang percaya dalam ajaran-ajaran tertentu, dan mengikut gaya hidup tertentu, juga memperkembangkan suatu kesanggupan untuk hubungan yang lebih dekat. Sekarang Yesus  mengundang kita untuk menjadi muridNya atau pengikutNya.

 

Dimana tempat yang pas untuk memperkembangkan pemuridan ini? Jawabnya adalah di rumah tangga kita. Rumah tangga yang berbahagia adalah rumah tangga yang mengajarkan dan memberi contoh akan kebenaran, gaya hidup dari Yesus. Pada waktu kita berusaha dan mencari murid, maka kita mempunyai kesempatan untuk menuntun anak-anak kita dengan pengertian dan teladan Yesus.

 

John adalah seorang mahasiswa yang berceritera dengan Peggy pada suatu acara. Ia katakan bilamana Peggy berbicara tentang seorang Bapa yang mengasihi yang berada di Surga, maka hal itu hanyalah membawa akibat negatif di dalam hatinya. Lalu John menjelaskan betapa perlakuan yang kejam yang ia peroleh setiap hari dari bapanya yang pemabuk, yang bahkan memukul dia dan ibunya setiap hari. Hanyalah Allah melalui Roh-Nya yang dapat menyembuhkan luka-luka John dan dapat menerima dia sebagai seorang anak.

 

Keluarga adalah tempat di mana kita belajar keahlian berhubungan, untuk yang lebih baik atau yang lebih buruk. Perbuatan dan kata-kata kita membuat tanda-tanda yang tak terhapus satu sama lain di dalam kesatuan keluarga. Jika ikatan yang rapat dan lemah lembut ada di antara anggota-anggota keluarga, maka untuk menjadi murid Kristus menjadi lebih mudah. Anggota keluarga yang menikmati hubungan yang hangat, mempraktekkan kasih yang tak bersyarat, keterbukaan dan saling menguatkan, disertai disiplin yang penuh kasih untuk memperbaiki dan pengampunan, adalah mudah melihat Allah sebagai oknum yang baik, mengasihi, Bapak yang mengampuni, dan mereka akan menginginkan suatu hubungan yang erat dengan Dia untuk menjadi salah satu murid-Nya. Anak-anak yang dibesarkan dalam rumah tangga seperti ini, tentunya akan memperkembangkan persahabatan di dalam masyarakat yang dapat menjadi kesaksian bagi teman-temannya.

 

Menjadi murid Yesus di dalam keluarga adalah bagaikan batu yang di lemparkan ke air, membuat gelombang-gelombang kecil yang tak habis-habisnya. Kita bersyukur kepada Tuhan karena Dia memberi kesempatan kepada kita untuk mencari murid-murid bagi-Nya. Marilah kita mulai pemuridan di dalam rumah tangga kita.   ****


0 komentar:

Posting Komentar