PEMBERIAN
YANG ABADI
I. Anugrah Allah pada Adam setelah penciptaannya adalah abadi.
Setelah segala sesuatu
di bumi tersedia dengan sempurna, Adam diciptakan Allah. Alam yang indah dengan
suasana taman yang asri berisi berbagai tanaman yang indah, pohon bunga yang
harum semerbak dan dihiasi juga dengan binatang-binatang jinak yang lucu dan
bersahabat. Namun sayangnya suasana seperti ini, yaitu alam indah yang tercipta
lebih dulu dari Adam, harus ditinggalkan Adam, setelah dia jatuh dalam dosa.
Namun tidak dengan sesuatu yang diciptakan setelah dirinya diciptakan, yaitu
Rumah Tangga ( pernikahan)
Akan tetap ada sampai
kekekalan, termasuk hari sabat.
Pada waktunya, saat
Allah akan memulihkan keadaan dunia ini, Allah akan menciptakan segala sesuatu
baru. Tanaman baru, hewan-hewan baru, dan segala sesuatu di bumi kita ini akan
jadi baru. Namun tidak dengan Rumah Tangga. Apabila Adam bangkit, maka hal
pertama yang dia akan cari setelah melihat Yesus ialah istrinya, Hawa. Demikian
juga dengan semua pria yang telah menikah, apabila mereka diselamatkan, mereka
tidak lagi mencari mana tanah mereka yang berhektar-hektar, atau tabungan atau
deposito mereka yang sangat besar, dan lain-lain. Mereka bangkit dan akan
mencari istrinya terlebih dahulu.
Matius 19:6 “Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan
satu. Karena
itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Ketika Allah mempersatukan
seorang pria dengan seorang wanita, tidak pernah berencana untuk memisahkan
mereka. Hanya
kematian yang memisahkan mereka. Namun apabila mereka bangkit untuk hidup yang kekal, maka ikatan pernikahan mereka juga kekal.
Tentu saja pada saat
ditanyakan mengenai siapa yang akan jadi suami/istri seorang yang berpoligami
pada waktu di dunia baru nanti, Yesus tidak menjawab pertanyaan itu secara
lugas. Itu
disebabkan oleh karena di dunia yang baru semua dipenuhi suasana damai
sejahtera. Jadi Yesus pastikan bahwa tidak ada masalah pernikahan di dunia yang
baru, sehingga kita tidak perlu dipusingkan mengenai hal itu di bumi berdosa
ini. Jadi jangan pernah berfikir, nanti di dunia yang baru ada kesempatan kedua
untuk memilih pasangan yang lain daripada yang telah diikat di bumi ini. Karena
siapa yang mendapat kehidupan yang kekal di dunia yang baru, maka semuanya akan
membawa kebahagiaan kepada mereka, sekalipun dengan istri yang di bumi ini
mungkin menyakitkan hatinya.
II.
Allah
sangat membenci perceraian.
Maleakhi
Kembali mengingatkan Matius 19:6, sekalipun
seseorang telah mendapat
Roma 7:3 “Jadi selama suaminya hidup ia
dianggap berzinah, kalau ia menjadi istri laki-laki lain.”
Rasul Paulus menyadari, bahwa manusia penuh
dengan kelemahan dan dengan berbagai alasan akhirnya mengharuskan mereka untuk
bercerai. Paulus menerangkan dalam I Korintus 7:10,11 “Seorang istri tidak
boleh menceraikan suaminya, dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa
suami atau berdamai dengan suaminya.”
Perhatikan frase “ia harus
hidup tanpa suami.” Atau kalau tidak kuat hidup sendiri, maka ia harus
“berdamai dengan suaminya” dan bukan mencari suami baru. Semua ayat yang kita
kemukakan disini, penggunaan suami bisa bertukaran dengan kata istri, demikian
juga sebaliknya. Contoh: “istri tidak boleh menceraikan suaminya”. Itu sama juga artinya
dengan “suami tidak boleh menceraikan istrinya”.
Bila terjadi pelanggaran
terhadap Firman Tuhan ini, maka itu disebut berzinah. ( lihat lagi Roma 7:2,3 ; Matius
19:9 ). Demikian juga bagi mereka yang menikah dengan seseorang yang sudah
pernah menikah dan bercerai bukan karena masalah perzinahan, maka dia juga
disebut berzinah, melanggar hukum ke tujuh.
III.
Pernikahan
Kembali.
1.
Pernikahan
kembali baru dapat terjadi bila salah satu dari suami/istri meninggal dunia.
Roma 7:2,3 dan I Korintus 7:39. Sekalipun demikian Paulus merekomendasikan agar
mereka yang telah menikah, sekalipun pasangannya telah meninggal, untuk tetap
dalam keadaannya ( tidak menikah lagi ) I Korintus
2.
Pernikahan kembali juga dapat terjadi apabila salah satu pasangan telah
berzinah, setelah proses perceraian dilakukan. Jadi proses perceraian dapat
dilakukan hanya pada kasus perzinahan. Perceraian seperti ini diakui oleh
gereja Advent. Matius 19:9 “Barangsiapa menceraikan istrinya, kecuali karena
zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.”
kata “kecuali: mengartikan
kebalikan dari kata “tidak boleh” . Jadi diperbolehkan cerai lalu menikah lagi
dalam kasus perzinahan.
IV.
Peraturan
Sidang.
Untuk menjaga keutuhan dan kesucian
pernikahan ini, jemaat diharapkan kerja samanya dengan menerapkan secara benar
peraturan jemaat sebagai berikut.
1.
Alasan-alasan Perceraian. Peraturan Jemaat, halaman 208 edisi 17 revisi
2005. “Alkitab menyatakan perzinahan dan atau percabulan ( matius 5:32) dan
juga ditinggalkan oleh pasangan yang tidak beriman ( I Korintus 7:10-15 )
sebagai alasan-alasan untuk perceraian.”
2.
Ajaran Alkitab tentang pernikahan kembali. Idem, “Tidak ada ajaran langsung
dalam Alkitab mengenai pernikahan kembali setelah perceraian. Namun demikian,
ada implikasi kuat dalam kata-kata Yesus dalam Matius 19:9 yang mengijinkan
pernikahan kembali bagi pasangan yang tetap setia, yang pasangannya menghianati
sumpah pernikahannya.
3.
Saya mengajurkan untuk membaca Peraturan Jemaat halaman 208-211 edisi 17
revisi 2005 dalam judul Posisi Gereja dalam hal Perceraian dan Pernikahan
kembali.
V.
Contoh Kasus : A menikah dengan B
1.
A dan B tidak dapat dipersatukan lagi.
a.
Boleh bercerai, tetapi tetap hidup tanpa suami/istri.
b.
Boleh bercerai, tetapi bila tidak kuat hidup sendiri, berdamai kembali. Bukan menikah kembali dengan orang lain.
2.
A dan B
bercerai
a.
A
menikah lagi dengan C, maka baik A maupun C disebut berzinah, walaupun mereka
dapat surat nikah dari gereja lain tentunya karena pendeta Advent dilarang
melayani kasus pernikahan seperti ini dan sekalipun dapat surat nikah dari
catatan sipil. Mereka harus dikenakan disiplin jemaat. A disebut sebagai pihak
yang bersalah. Peraturan Jemaat halaman 210 alinea nomor 5.
b.
B akan
disebut sebagai pihak yang tidak bersalah (dalam kasus a) dapat menikah lagi
dengan orang lain bila mau dan dapat dilayani oleh pendeta Advent.
3.
A
meninggal dunia.
a.
B boleh menikah lagi dan dapat dilayani pendeta Advent.
b.
B dianjurkan oleh rasul Paulus untuk tetap dalam keadaannya.
Kebahagiaan suatu Rumah Tangga adalah apabila kita tetap
setia pada pasangan dan mempertahankan Rumah Tangga itu utuh. Masalah Rumah
Tangga seringkali terjadi karena kita mencoba untuk merombaknya, dan ternyata
tidak berpengaruh kepada kebahagiaan sejati. Mari kita jaga Rumah Tangga kita
sampai kepada kekekalan dalam Dunia Baru
0 komentar:
Posting Komentar