BAIT Ministry

Rabu, 07 Juli 2021

Panggilan Untuk Menjadi Misionary

 

Pdt. Stenly Karwur (alm)

Kisah Para Rasul 1:8  “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan  sampai ke ujung bumi"


S

audara, apa yang kau ketahui tentang pergerakan penggenapan injil ke ujung dunia ini?  Di manakah “ujung bumi” tersebut? Dan bagaimanakah kita boleh terlibat di dalamnya? 

Sejak permulaan sejarah Alkitab, pergerakan untuk menyebarkan Injil Yesus Kristus sudah di mulai dari Israel dan terus meluas secara global ke Asia kecil sampai ke Eropa.  Saat di temukannya benua Amerika dengan kebebasan beragamanya yang menjanjikan, maka gerakan penyebaran Injil ini telah menjadikan Amerika sebagai pusat kebangunan rohani yang bergerak ke seluruh dunia.  

Namun waktu terus berlalu, Amerika tidak lagi menjadi pusat yang utama dari penyebaran Injil ini!  Lalu di mana? Mari kita tengok sebentar ke Asia.  Dari populasi penduduk dunia yang mencapai 6.446.131.400 jiwa di tahun 2006, 60% di antaranya memenuhi Asia.  Dilihat dari sudut luasnya jangkauan penginjilan yang harus di capai oleh Gereja Advent  sebagai pembawa terang Pekabaran Tiga Malaikat, ini jelas suatu jumlah yang sangat banyak untuk untuk di injili, apalagi dengan pertambahan 200.000 kelahiran/hari dibanding 2000 kematian/hari.

Mungkin kita bertanya: “Bagaimana dengan jemaat ‘Invisible’ yang Tuhan akan pakai dalam menyelesaikan pekerjaan ini, bukankah mereka juga tersebar di mana-mana?”   Ya, mungkin itu benar, dan saya yakin kita semua tidak meragukan akan hal tersebut, namun di sisi lain, kita akan temukan bahwa dari 60% penduduk dunia yang ada di Asia, hanya ada 0,3% yang termasuk dalam golongan Kristen, dan dari jumlah ini hanya 0,03% (13.936.932) yang tercatat sebagai anggota Advent dengan 220.000 pengerja (Pendeta & Misionari) yang telah di kridensi. 

Bila kita melihat pernyataan Alkitab dalam Matius 24:14, bahwa “…Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya…”  maka itu berarti bahwa sampai semua orang (yang 6.446.131.400 jiwa) ini mendengar tentang Injil kristus, maka Yesus-pun belum akan datang.  Data terakhir dari General Conference melaporkan bahwa sampai saat ini masih ada + 12.000 suku yang belum di injili. 

“Sayonara second coming…”  Ini mungkin respons yang lebih tepat di katakan jika umat-umat Tuhan akhir zaman ini masih terlena dalam asumsi primitif bahwa hanya para Pendeta & Misionari saja yang harus bekerja menarik jiwa dan menginjil dengan lebih keras sedangkan kenyataannya mereka lebih banyak di sibukkan dengan urusan-urusan jemaat yang menyedihkan.  Ya! Jemaat yang seharusnya sudah dewasa dan siap sebagai penolong serta seharusnya di beri makan “batu” tapi masih merengek meminta roti! Lalu siapa yang akan bekerja?  

Fakta lain adalah hampir semua jemaat sekarang tidak sadar bahwa mereka sedang tertipu dengan adanya berbagai kepuasan semu dengan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sebenarnya hanya merupakan “Penunjang Pekerjaan Tuhan” saja.  Kita sangat puas kalau sudah bisa mendirikan gereja, jadi pemimpin jemaat, aktif di kegiatan-kegiatan KKR, datang ke gereja tiap Rabu malam, Vesper  sampai Sabat PA, dll.  Sementara hal yang tidak di sadari bahwa kewajiban tiap-tiap individu untuk mempertanggung jawabkan “bagian yang di peruntukkan padanya” itu tidak dapat di gantikan oleh siapapun.  Pekerjaan keselamatan itu haruslah di kerjakan sendiri dengan sukarela, penuh dedikasi dan komitmen. 

Sekarang mari kita lihat lebih jauh lagi mengapa penyebaran Injil sampai ke ujung bumi itu sangat perlu.  Saudaraku, sadarlah dan bangunlah dari tidurmu!  Sejarah dosa harus berakhir! Dan hanya engkau saja yang Tuhan mau pakai untuk menggenapi maksud ini.

Semakin dalam saya merenungkan tujuan dari “Ujung Bumi” dalam Kisah 1:8 ini, saya tidak melihat alternatif yang lain selain Indonesia.  Ya, benar, Ujung bumi itu adalah Indonesia!  Tahukah saudara mengapa ujung bumi itu adalah Indonesia?  Ada dua alasan yang mendasarinya, yaitu: 

1.       Indonesia adalah akhir peradaban dan sejarah keagamaan dunia. Tak dapat di sangkal bahwa di Indonesia terdiri dari berbagai peradaban serta agama yang beraneka ragam dan kompleks dari Sabang sampai Merauke.  Dari 12.000 suku yang belum di injili yang tersebar di seluruh dunia, 40%-nya ada di Indonesia.  Dari + 400-an golongan agama resmi yang tercatat di seluruh dunia, 250-nya ada di Indonesia. 

2.       Indonesia adalah akhir geologi dunia.  Tak dapat di sangkal juga bahwa di Indonesia sangat kompleks dengan berbagai situasi krisis geologi, iklim, cuaca, letak geografis, dll. 

Melihat besarnya kebutuhan untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan yang sangat “Urgent” ini, maka panggilan yang paling solemn untuk bangun dari tidur ini sesungguhnya di tujukan bagi umat-umat Tuhan di Indonesia. 

Sudah waktunya sekarang dan telah tiba saatnya sebagaimana yang di amarkan dalam 1 Petrus 4:17, 18 “…Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?...Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?...” 

Panggilan untuk menjadi misionari sangat di butuhkan…

Untuk kebutuhan penyelesaian pekerjaan Injil ini Tuhan tidak membiarkan umatnya berjalan sendiri.  Saat penghakiman di mulai dari umat Allah, mereka tidak di biarkan tanpa jaminan keselamatan yang pasti.  Justru dalam amaran yang paling solemn inilah, maka Allah, Sang khalik Semesta alam mengundang kita terlibat aktif dalam dua pergerakan global yang akan terus di kumandangkan dengan gencar sampai ke ujung bumi.  Pertama: Suatu masa pencurahan Roh Kudus akan membawa kebangunan rohani besar dan pantang mundur di antara umat-umat Allah itu seperti yang di kumandangkan dalam Yoel2:28-29, yaitu: “…Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan…Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu…”.  Untuk menunjukkan betapa seriusnya undangan Sang Khalik Pencipta Alam Semesta itu maka amaran solemn ini kembali di ulangi dengan tegas melalui hambanya di zaman akhir ini dalam EGW, Great Controversy, p. 395: “…akan ada diantara umat-umat Tuhan suatu gerakkan kesalehan sebagaimana yang belum pernah disaksikan sejak zaman kerasulan.  Roh suci dan Kuasa Allah akan dicurahkan kepada anak-anak-Nya…” 

Kedua: Suatu masa penampian dan pengujian akhir bagi umat-umat yang terpilih yang  di kumandangkan dalam Wahyu 3:18: “…maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat… Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! 

Masa pencobaan yang paling kritis seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya haruslah terjadi, dimana ini akan menguji umat-umat-Nya, apakah mereka setia untuk berkorban dalam perkara kecil ataukah tidak.  Karena di dalam pencobaan serta penampian yang paling kritis ini, "Allah sedang memanggil orang-orang yang rela meninggalkan ladang mereka, perusahaan mereka, kalau perlu keluarga mereka, untuk menjadi misionari bagi-Nya.  EGW, Kisah Para Rasul, 291.  aran khusus ini juga di tujukan bagi umat-umat Tuhan pemegang obor “Tiga Malaikat” yang ada di Indonesia, dan akan di lakukan dalam satu dari dua cara “Pengorbanan” yang nyata, yaitu dedikasi sebagai misionari secara langsung atau berkomitmen sebagai pengirim misionari melalui harta, simpati dan doa-doa mereka bagi keselamatan jiwa-jiwa (EGW, Kebahagiaan Sejati, 90).  ka kita gagal melaksanakan setiap kesempatan yang di berikan pada kita untuk bangun dari tidur dan menyerahkan hidup sepenuhnya untuk suatu dedikasi dan komitmen yang tinggi itu, maka tentulah kita tidak akan siap dan layak bagi kerajaan surga. 

Bangunlah saudaraku, karena Dia sedang dalam perjalanan-Nya untuk datang kembali menjemput saudara dan saya. MARANATHA


0 komentar:

Posting Komentar