BAIT Ministry

Minggu, 11 Juli 2021

DISIPLIN Aspek dalam RUMAH TANGGA yang Bahagia

 


Repsta Moal - Laluyan

Seri Rumah Tangga Bahagia yang kita bahas, kali ini adalah DISIPLIN, apa itu disiplin, siapa yang perlu didisiplin atau siapa yang mengdisplinkan, kapan dan dimana disiplin itu diterapkan serta bagaimana menerapkan disiplin itu.

 

Kamus Inggris Indonesia oleh John M Echos dan Hassan Shadily mengatakan kata discipline dari Bahasa Inggris  yang artinya  sama dengan kata disiplin atau ketertiban juga bisa disebut mata pelajaran.  Nah pengertian ini akan memberikan pengertian yang lebih spesifik khususnya dalam bidang rumah tangga di mana kata kerjanya adalah menertibkan.


Setiap rumah tangga mempunyai aturan dan hukum dimana aturan serta hukum tersebut dibuat untuk dituruti oleh setiap anggota rumah tangga  agar rumah tangga itu tertib dan teratur.  Siapa yang membuat hukum dan aturan tersebut, sudah pasti sepasang suami dan istri yang  juga berperan sebagai ibu dan ayah atau orang tua dalam rumah tangga yang mereka bentuk itu. Bagaimana  hukum dan aturan tersebut dibuat dipengaruhi oleh budaya dan latar belakang serta pendidikan dari pembuatnya yaitu suami dan istri.   Apabila suami dan istri itu adalah orang-orang yang takut akan Tuhan maka semua hukum dan aturannya pasti akan berlandaskan juga kepada Firman Tuhan.  Firman Tuhan mengajarkan tentang segala sesuatu diatur pada tempat dan waktu  serta kondisi yang tepat sekali, hal ini terlihat pada hasil ciptaan Tuhan dimana semua berjalan dengan teratur.  Hukum alam seperti matahari, bulan dan bintang  semua bergerak pada porosnya tepat pada waktunya dan saling berkaitan satu sama lain, begitu juga ciptaan Allah yang lain. Dalam 1 Korintus 14 : 40 dikatakan : “Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur”.  Suami dan istri pada saat mereka mengadakan 1 ikatan untuk berumah tangga, maka seharusnya merekapun akan mengikuti firman Tuhan dan mereka akan melakukan segala sesuatu dengan sopan dan teratur.  Aturan akan dibuat sesuai dengan kebutuhan dan keperluan dari sepasang suami istri tersebut.  Agar sikap dan perilaku mereka yang sopan dan teratur akan mendatangkan kebahagian dan sukacita mereka juga menjadi kesukaan bagi orang-orang yang melihat kehidupan mereka dari hari ke hari,  dan saat anak-anak yang dipercayakan Tuhan dikaruniakan dalam rumah tangga tersebut, maka aturan demi aturan juga berkembang dengan sesuai kebutuhan yang sejalan dengan pertumbuhan anak-anak dalam perkembangan umur dan physik mereka. Orang tua yang senang mengikuti akan perintah dan Firman Tuhan, pasti akan membuat dan menerapkan aturan sesuai dengan Firman Tuhan. 10 hukum yang Tuhan berikan kepada manusia merupakan dasar hukum dan aturan yang dikembangkan dalam rumah tangga, dimana kalau dikemas untuk dijadikan mudah dan gampang maka pengertian akan ditanamkan dengan dasar KASIH; kasih kepada Allah dan kasih kepada Manusia.   Dasar kasih ini harus dikembangkan dalam hati dan pikiran dari setiap anggota rumah tangga,  jika dasar ini tidak dimengerti oleh sebagian dari anggota rumah tangga , maka akan timbul hal-hal yang tidak teratur sehingga perlu untuk ditertibkan dan penertipan inilah yang dikenal dengan kata DISIPLIN.


Disiplin ini sangat luas dan banyak hal yang bisa dijabarkan melalui pengertian kata disiplin.  Tetapi bila dasar dari hukum itu sama dengan kasih, maka aturan aturan yang diciptakan, aturan aturan yang dibentuk serta disiplin yang ada juga menjadi indah,  dan semua akan berjalan dengan teratur sehingga janji Tuhan yang indah juga akan menjadi bagian anak-anak dalam rumah tangga itu – Tuhan adalah Allah yang berperaturan, Allah yang berjanji, dalam Mazmur 132:12  dikatakan : ‘Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian Ku, dan pada peraturan-peraturan Ku yang Ku ajarkan kepada mereka, maka anak-anak mereka selama-lamanya akan duduk diatas takhtamu”  ini adalah janji Tuhan, sumpah setia  kepada Daud.  Janji Tuhan kepada Daud saat itu telah menjadi janji Tuhan kepada kita dan anak-anak kita saat ini yang telah membaca dan menghayati akan Firman Tuhan ini. Untuk menjadikan anak-anak dijaman ini mendapatkan dan menikmati janji Tuhan ini, maka anak-anak ini harus diajar dan dilatih untuk menjadi anak yang menurut dan berperaturan. Ilmu pendidikan mengajarkan bahwa anak itu harus diajar dari umur sedini mungkin dengan mengikuti perkembangan umur dan fisiknya. Jika anak anak dibiarkan mengikuti kehendak hatinya, maka tabiat yang terbentuk akan menjadikan anak tersebut anak yang tidak dididik, tidak diajar dan kurang ajar. Anak seperti itu akan membuat permasalahan bagi lingkungan dan orang orang yang disekitarnya, menimbulkan kesusahan bagi dirinya serta juga bagi orang tuanya dan bila hal inipun baru disadari saat anak itu sudah bertumbuh dewasa, maka kecil kemungkinan untuk merobah akan sifat dan tabiat yang sudah tertanam dalam hati dan pikiran serta perilakunya.  Sebuah contoh bila bibit pohon yang kita tanam, kalau kita rawat dan membentuk tumbuhan tersebut sejak kecil maka tumbuhan itu akan mudah dibentuk sesuai keinginan kita tetapi bila pohon itu setelah bertumbuh besar menjadi pohon yang kokoh dan kuat, kita tidak bisa lagi untuk membentuknya sebagaimana yang kita inginkan. Bila kita paksakan maka tumbuhan itu akan patah.


Demikianlah pula dengan tabiat dan perilaku seorang anak, dimana dia akan menjadi anak yang baik, anak yang dengar dengaran, anak yang penurut, bila telah diajar dan dilatih sejak mereka masih bayi, bahkan sejak anak itu masih dalam kandungan ibunya, saat mengajar mereka dengan penuh kasih, tetapi tegas dalam tindakan, saat dikatakan ada sangsi dan hukuman dan pada saat tidak ada penurutan maka sangsi yang sudah dibicarakan bersama harus dijalankan. Bila sanksi tidak dijalankan maka kasih dari orang tua sebagai pembuat peraturan itu juga telah hilang, hilang karena tabiat anak terbentuk dan makin lama anak itu yang melihat tidak ada ketegasan dalam tindakan juga akan bertumbuh tanpa kasih dan akhirnya akan hilang rasa hormat kepada orang tua sebagai pembuat peraturan Disiplin yang tegas, penuh dengan cinta kasih serta kuat untuk menegakannya dalam diri sendiri serta teman hidup dan kepada anak anak dalam rumah tangga  membuat rumah tangga tersebut yang  takut kepada Tuhan akan menikmati berkat yang berlimpah limpah, karena membawa anak anak kepada Tuhan  untuk menikmati janji Tuhan yang sudah diberikan dengan sumpah setia kepada Daud, dan kepada semua yang telah membacanya saat ini. ****


0 komentar:

Posting Komentar