Sahabat SEJATI Kita
Oleh : Pdt. Ronny
Panambunan
"Aku
Menyebut Kamu Sahabat"
YOHANES 15:15
Di dalam Kitab Suci kita
dapati bahwa Bapa kita yang di Surga yang selalu berinisiatif untuk datang
mencari keluarga pilihan-Nya, bangsa pilihan-Nya, umat kesayangan-Nya, orang
kesayangan-Nya untuk dipilih dan diselamatkan-Nya. Yesus datang untuk
meyakinkan kita bahwa Allah mencintai kita. Allah Membuat suatu rencana untuk
menyatakan cinta kasih-Nya lebih jelas kepada kita, lebih meyakinkan dengan
mengutus Putera-Nya Yesus Kristus.
Yesus datang dan tinggal
di antara kita sambil Ia mengatakan kepada kita betapa Allah mencintai kita. Begitu
banyak cara dilakukan oleh Yesus; menyembuhkan orang buta, membuat orang lumpuh
berjalan, orang bisu bicara, membawa perdamaian untuk kita, mengampuni dosa
kita, memberi kita makan dan minum, memeluk anak-anak kita, menangis dan
tertawa dengan kita, merasakan setiap kesusahan kita sambil mewartakan kerajaan
Allah.
Sepanjang Hidup-Nya,
Yesus bergaul dengan berbagai macam orang mulai dari nelayan, orang yang taat
pada hukum, pejabat pemerintah, orang tua, para janda, pemungut cukai, pelacur
sampai kepada anak-anak. Dia bergaul dengan kita, menyambut baik kita,
sangat luwes. Jika kita merasa sulit untuk pergi kepada-Nya, Dia malahan
yang datang kepada kita. Dia mencari kita bila sahabat-sahabat kita memberi tahu
kepada-Nya kebutuhan kita. Yesus bersahabat dengan kita dan menginginkan
kita membuka pintu sehingga Dia bisa menjadikan kita sebagai sahabat-Nya.
Ia mencintai kita sebagai
sahabat-Nya, itulah sebabnya Yesus hadir dalam pesta perkawinan, hadir dalam jamuan makan, piknik di lereng gunung, naik perahu, menangis bila ada yang meninggal, dan membawa keselamatan bagi orang
yang tertekan. Cinta-Nya adalah cinta yang murni, terlibat, nyata dan jelas dan diatas semuanya itu terasa sentuhan dan jamahan
kasih-Nya.
Kita tidak perlu memeriksa perasaan-perasaan-Nya terhadap kita. Kita tahu bahwa
Ia mencintai kita, karena Ia mencintai kita melalui cara-cara yang sangat
meyakinkan.
Yesus juga mengajar
kita. Ia banyak memberitahukan kepada kita ajaran-ajaran tentang cinta
(Lukas 10:25-28; Matius 22:34-40; Markus 12:28-34; Ulangan 6:4-5; Imamat 19:18)
Dia yang datang untuk menyatakan cinta Allah kepada kita meminta kita agar
menanggapi cinta tersebut dengan mencintai: cintailah Allahmu, cintailah
sesamamu, cintailah dirimu sendiri (I Yohanes 4:20-21; Yohanes 15:12-15).
Saya membayangkan saat ini bahwa Yesus sedang berkata kepada kita:
Ingatlah Aku selalu sebagai sahabatmu. Renungkanlah hal-hal yang telah
kulakukan dan kukatakan sebagai contoh persahabatan. Lihatlah betapa
dekatnya Aku dengan kamu. Lihat bahwa Aku telah menjadikan kegembiraan
dan kepedihanmu milikKu. Aku telah hadir diantara kamu dalam ketakutan
dan tawamu. Aku telah mencurahkan hati-Ku kepadamu dan mengatakan
kepadamu segala sesuatu yang Allah katakan kepada-Ku. Aku telah
membiarkan kamu ikut mengalami kekecewaan dan kepedihan-Ku. Aku telah
menjadi sahabatmu dan telah mengajak kamu untuk bersahabat dengan-Ku. Aku
menginginkan kamu menjadi bersahabat." Yesus adalah pencinta yang
mengagumkan, Ia adalah sahabat sejati kita.
Dijadikan sebagai sahabat
Tuhan membuat kita mengalami rahmat-Nya yang luar biasa dan
kebaikan-kebaikan-Nya kepada kita. Hal ini merupakan suatu gerakan yang
menjadi inti dari Injil, dan dari pewahyuan diri Tuhan kepada kita. Bila
kita menganggap rahmat Tuhan ini sebagai sesuatu yang serius, maka rahmat ini
akan mengubah hidup kita. Dan kehidupan yang terpusat pada diri sendiri,
tenggelam dengan diri sendiri, menjadi suatu kehidupan yang terpusat pada Allah,
menyibukkan diri dengan Tuhan dan cinta-Nya. Itulah pilihan-pilihan yang
ada.
Kita tidak perlu
mengkhawatirkan tentang tenaga, usaha dan cinta kita, tetapi kita belajar untuk
mencari kehangatan di dalam Cinta Yesus seperti halnya berjemur di panas
matahari. Kita harus mengijinkan Yesus bersahabat dengan kita. Karna
bersahabat dengan Dia, kita orang berdosa bukan saja diampuni tetapi juga
dibebaskan – dan dinyatakan benar. Tidak ada sentuhan yang lebih dalam daripada
sentuhan jiwa yang dilakukan oleh kasih sahabat kita Yesus yang mengampuni
itu. Kita menghadapi kebenaran yang sangat menghibur namun sulit
dipahami. I Yohanes 4:10. Tuhanlah yang pertama-tama mencintai kita.
Bapa kita di Sorga telah menjadikan Kristus
sahabat kita dengan cara 'yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya
menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah' (2 Kor.
5:21). Kita menjadi orang baik serta berbakti justru karna Allah telah mencintai
kita dan telah melimpahi kita dengan rahmat-Nya untuk menanggapi cinta
itu. Kita hidup dengan rahmat-Nya untuk menanggapi cinta itu. Kita
hidup untuk menanggapi cinta itu, dengan hidup yang mencerminkan
"tanggapan" kita terhadap cinta yang lebih besar, yang memanggil
kita."
Apabila kita menyerahkan
diri sepenuhnya kepada Kristus, maka hati kita dipadukan dengan hati-Nya,
kehendak kita lebur ke dalam kehendak-Nya, pikiran kita menjadi sama dengan
pikiran-Nya, pemikiran kita dikungkung-Nya; maka kita pun menghidupkan
kehidupan-Nya. Kita dilindungi dengan pakaian kebenaran-Nya karena kita sekarang telah
menjadi sahabat-Nya. Biarkan Yesus menjadi sahabat anda.
0 komentar:
Posting Komentar