PERCAKAPAN
PEMBUKA INJIL DI MINAHASA
Disadur kembali oleh: Pdt.
Davy Politon
Sumber: Gereja Masehi Advent
Hari Ketujuh, Perintisan dan Pengembangannya
Penyusun: Pdt. E H Tambunan,
Ph.D
Tahukah
saudara-saudara bahwa latar belakang terbukanya penyebaran Injil di seluruh
Minahasa adalah berawal dari sebuah percakapan ditempat praktek dokter gigi? Beginilah kisahnya:
Suatu kali, tuan Residen
Schmidt menderita sakit gigi yang amat parah. Seorang opas (suruhan) telah
disuruh oleh tuan Residen Schmidt untuk menemui Drg. Phang dan meminta kesediaannya untuk mengobati giginya.
Drg. Phang bersedia dan menantikan tuan Residen di depan ruang prakteknya.
Tidak lama kemudian, tuan Residen Schmidt tiba dan turun dari mobilnya sambil
memegang dagu yang ditutupi saputangan menahan sakit giginya. Di depan ruang
praktek, Tuan Residen sempat melihat dan membaca tulisan di papan praktek yang
berbunyi, “Joseph Phang, Dokter Gigi. Tiap Hari Sabtu Tutup”.
Terjadilah percakapan di
ruang praktek sebagai berikut:
Tuan Residen : Apakah tuan Dokter seorang Advent ?
Phang : Ya, benar tuan. Saya adalah seorang
Advent yang datang dari
Singapura.
Tuan Residen : Mengapa tuan Dokter masuk agama
Advent yang begitu jahat ?
Phang : Apakah kejahatan orang
Advent itu
tuan?
(Balik bertanya)
Tuan Residen : Di atas meja saya telah tersusun
dakwaan yang menyatakan bahwa
Adventist menuntut pembayaran pajak
(belasting) dari anggota jemaatnya
sehingga mereka tidak lagi
membayarkannya kepada pemerintah.
Phang : (Dengan cepat ia menjawab
dengan mengutip ayat Alkitab, Matius 22:21). Firman Allah memberikan nasihat
agar kita memberikan kepada kaisar apa yang wajib kita bayar kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kita berikan kepada Allah. (sambil melanjutkan
mengutip Roma 13:1-7) Kita harus patuh kepada pemerintah, karena pemerintah
ditetapkan oleh Allah. Kepada pemerintah kita membayar belasting, kepada Allah
kami menyisihkan sepersepuluh penghasilan kami untuk dipakai hamba-hambaNya di
dunia untuk mengabarkan injil-Nya. Kita juga memberikan persembahan secara
sukarela untuk membantu pekerjaan Injil. Tuan Residen, boleh membandingkan
antara orang Advent dan buikan Advent dalam hal pendapatan dan pengeluaran tiap
bulan. Sudah pasti pengeluaran Advent lebih kecil jumlahnya, sebab yang bukan
Advent akan membelanjakan uangnnya untuk membeli rokok, minuman keras,
dansa-dansa dan menonton bioskop serta kepelisiran lainnya.
Tuan Residen : Nanti saya akan periksa dulu. Kalau
ternyata benar demikian, saya mau supaya semua penduduk Minahasa menjadi
Advent. (Tuan Residen melanjutkan…) Ada pimpinan agama yang tidak senang kepada
Advent dan telah menyampaikan dakwaannya. Pimpinan agama itu telah pula
mengirim telegram kepada Gubernur Jenderal di Batavia, meminta supaya Advent
jangan masuk ke Minahasa sebab mereka memungut belasting di gereja. Sekarang
jelas saya tahu duduk permasalahannya. Saya akan memberikan kebebasan kepada
Advent menjalankan penginjilan di seluruh Minahasa.
Luar biasa, Tuhan kita
benar-benar menakjubkan! Percakapan diatas tidak disangka akan menghasilkan
suatu catatan sejarah tentang masuknya penginjilan di daerah Minahasa.
Tuan Residen Schmidt
menerima perawatan yang amat memuaskan dari Drg. Phang. Tuhan telah menggunakan
Drg. Phang untuk merawat sakit gigi dari tuan Residen dan beliaupun lekas
sembuh. Peristiwa itu mengawali kebebasan bagi Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh untuk mengabarkan Injil di Minahasa. Tuduhan-tuduhan palsu yang
dilontarkan kepada pimpinan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Sulawesi Utara
telah sirna dan era barupun tiba untuk pekabaran berita keselamatan dan
pengharapan yang abadi.
Tentang Drg. Phang yang
rajin menyaksikan imannya, perlu kita ketahui bahwa beliau dikenal sebagai
penganjur berdirinya Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Konferens setelah
kemerdekaan Republik Indonesia, mengingat gereja perlu mandiri dalam segala
bidang menuju nasionalisme. Beliau juga adalah orang tua dari Pdt. Cheppy Yusuf
yang pernah menjadi Ketua Gereja MAHK Conference Indonesia beberapa waktu lalu.
Setelah terbukanya pintu
penginjilan di Sulawesi Utara yang telah lama menjadi pusat pekerjaan Gereja
Masehi Injil Minahasa (GMIM), pada saat yang sama pula pemerintah hindia
Belanda di Batavia semakin longgar dalam mengawasi kegiatan keagamaan di
seluruh wilayah Hindia Belanda. Izin kepada Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
telah diberikan tahun 1928 untuk bekerja di Ambon. Setahun kemudian dengan
resmi pemerintah telah mengeluarkan izin kepada Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh untuk bekerja di seluruh Hindia Belanda, sebagaimana tertuang dalam
surat keputusan Gubernur jenderal (Beslit Gubernemen) No. 37 Artikel 20, yang
dikeluarkan di Batavia tanggal 6 Agustus 1929. Pada tahun itulah dan
tahun-tahun berikutnya, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh membuka
ceramah-ceramah Alkitab secara terbuka (Openbaarlezing) di seluruh wilayah
Hindia Belanda.
Tuhan telah menggunakan Drg. Phang sebagai saluran berkat bagi penginjilan di seluruh Minahasa dan kita telah melihat bukti dan hasil dari pimpinan Tuhan terhadap pekerjaanNya di daerah Sulawesi Utara sampai sekarang ini. NamaNya saja yang ditinggikan. Segala puji bagi Tuhan. ***
0 komentar:
Posting Komentar