BAIT Ministry

Sabtu, 28 Agustus 2021

PERCAKAPAN PEMBUKA INJIL DI MINAHASA

 

PERCAKAPAN PEMBUKA INJIL DI MINAHASA

Disadur kembali oleh: Pdt. Davy Politon

Sumber: Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Perintisan dan Pengembangannya

Penyusun: Pdt. E H Tambunan, Ph.D

 

Tahukah saudara-saudara bahwa latar belakang terbukanya penyebaran Injil di seluruh Minahasa adalah berawal dari sebuah percakapan ditempat praktek dokter gigi? Beginilah kisahnya:

 

Suatu kali, tuan Residen Schmidt menderita sakit gigi yang amat parah. Seorang opas (suruhan) telah disuruh oleh tuan Residen Schmidt untuk menemui Drg. Phang dan  meminta kesediaannya untuk mengobati giginya. Drg. Phang bersedia dan menantikan tuan Residen di depan ruang prakteknya. Tidak lama kemudian, tuan Residen Schmidt tiba dan turun dari mobilnya sambil memegang dagu yang ditutupi saputangan menahan sakit giginya. Di depan ruang praktek, Tuan Residen sempat melihat dan membaca tulisan di papan praktek yang berbunyi, “Joseph Phang, Dokter Gigi. Tiap Hari Sabtu Tutup”.

 

Terjadilah percakapan di ruang praktek sebagai berikut:

 

Tuan Residen      : Apakah tuan Dokter seorang Advent ?

Phang                   : Ya, benar  tuan. Saya adalah seorang

                                Advent  yang datang dari Singapura.

Tuan Residen      : Mengapa tuan Dokter masuk agama

                                Advent  yang begitu jahat ?

Phang                   : Apakah kejahatan orang Advent itu

                                tuan?   (Balik bertanya)

Tuan Residen      : Di atas meja saya telah tersusun

                                dakwaan yang menyatakan bahwa

                                Adventist menuntut pembayaran pajak

                                (belasting) dari anggota jemaatnya

                                sehingga mereka tidak lagi

                                membayarkannya kepada pemerintah.

Phang                   : (Dengan cepat ia menjawab dengan mengutip ayat Alkitab, Matius 22:21). Firman Allah memberikan nasihat agar kita memberikan kepada kaisar apa yang wajib kita bayar kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kita berikan kepada Allah. (sambil melanjutkan mengutip Roma 13:1-7) Kita harus patuh kepada pemerintah, karena pemerintah ditetapkan oleh Allah. Kepada pemerintah kita membayar belasting, kepada Allah kami menyisihkan sepersepuluh penghasilan kami untuk dipakai hamba-hambaNya di dunia untuk mengabarkan injil-Nya. Kita juga memberikan persembahan secara sukarela untuk membantu pekerjaan Injil. Tuan Residen, boleh membandingkan antara orang Advent dan buikan Advent dalam hal pendapatan dan pengeluaran tiap bulan. Sudah pasti pengeluaran Advent lebih kecil jumlahnya, sebab yang bukan Advent akan membelanjakan uangnnya untuk membeli rokok, minuman keras, dansa-dansa dan menonton bioskop serta kepelisiran lainnya.

 

Tuan Residen      : Nanti saya akan periksa dulu. Kalau ternyata benar demikian, saya mau supaya semua penduduk Minahasa menjadi Advent. (Tuan Residen melanjutkan…) Ada pimpinan agama yang tidak senang kepada Advent dan telah menyampaikan dakwaannya. Pimpinan agama itu telah pula mengirim telegram kepada Gubernur Jenderal di Batavia, meminta supaya Advent jangan masuk ke Minahasa sebab mereka memungut belasting di gereja. Sekarang jelas saya tahu duduk permasalahannya. Saya akan memberikan kebebasan kepada Advent menjalankan penginjilan di seluruh Minahasa.

 

Luar biasa, Tuhan kita benar-benar menakjubkan! Percakapan diatas tidak disangka akan menghasilkan suatu catatan sejarah tentang masuknya penginjilan di daerah Minahasa.

 

Tuan Residen Schmidt menerima perawatan yang amat memuaskan dari Drg. Phang. Tuhan telah menggunakan Drg. Phang untuk merawat sakit gigi dari tuan Residen dan beliaupun lekas sembuh. Peristiwa itu mengawali kebebasan bagi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh untuk mengabarkan Injil di Minahasa. Tuduhan-tuduhan palsu yang dilontarkan kepada pimpinan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Sulawesi Utara telah sirna dan era barupun tiba untuk pekabaran berita keselamatan dan pengharapan yang abadi.

 

Tentang Drg. Phang yang rajin menyaksikan imannya, perlu kita ketahui bahwa beliau dikenal sebagai penganjur berdirinya Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Konferens setelah kemerdekaan Republik Indonesia, mengingat gereja perlu mandiri dalam segala bidang menuju nasionalisme. Beliau juga adalah orang tua dari Pdt. Cheppy Yusuf yang pernah menjadi Ketua Gereja MAHK Conference Indonesia beberapa waktu lalu.

 

Setelah terbukanya pintu penginjilan di Sulawesi Utara yang telah lama menjadi pusat pekerjaan Gereja Masehi Injil Minahasa (GMIM), pada saat yang sama pula pemerintah hindia Belanda di Batavia semakin longgar dalam mengawasi kegiatan keagamaan di seluruh wilayah Hindia Belanda. Izin kepada Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah diberikan tahun 1928 untuk bekerja di Ambon. Setahun kemudian dengan resmi pemerintah telah mengeluarkan izin kepada Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh untuk bekerja di seluruh Hindia Belanda, sebagaimana tertuang dalam surat keputusan Gubernur jenderal (Beslit Gubernemen) No. 37 Artikel 20, yang dikeluarkan di Batavia tanggal 6 Agustus 1929. Pada tahun itulah dan tahun-tahun berikutnya, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh membuka ceramah-ceramah Alkitab secara terbuka (Openbaarlezing) di seluruh wilayah Hindia Belanda.

 

Tuhan telah menggunakan Drg. Phang  sebagai saluran berkat bagi penginjilan di seluruh Minahasa dan kita telah melihat bukti dan hasil dari pimpinan Tuhan terhadap pekerjaanNya di daerah Sulawesi Utara sampai sekarang ini. NamaNya saja yang ditinggikan. Segala puji bagi Tuhan. ***


0 komentar:

Posting Komentar