BAIT Ministry

Sabtu, 28 Agustus 2021

Tuhan ada hadir disitu


               Tuhan ada hadir disitu

Oleh :  Pdt. Orlando Sinambela, Instruktur 1000 MM


 Yehezkiel 48:35. Tuhan ada hadir pada mula awal kejadian.  Tuhan menciptakan semua yang ada diatas bumi ini lebih dahulu, sebagai persiapan untuk anak-anakNya yang Dia sangat kasihi.  Begitu Dia kasihi sehingga Dia membuat dan menyediakan yang terbaik dan membuat mereka itu seperti gambar atau rupaNya sendiri.

               Catatan Alkitab dibuka dengan kalimat pertama yang sederhana tapi mencekam dan penuh ketegasan, tanpa tedeng aling-aling, tanpa bayangan keragu-raguan atau, tanpa maaf, tanpa sorry atau punten: "Pada mulanya Allah menjadikan langit dan bumi."  Kejadian 1:1.

               Empat ribu tahun kemudian, ketika salah seorang dari dua belas rasul Yesus yang telah hidup bersama Dia paling lama, dan paling permulaan dari semua bertemu dengan Dia, yaitu Yohanes, rasul yang terkasih, maka dia pun diilhamkan untuk menggemakan ucapan yang sama:  "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."  Yohanes 1:1.

               Yohanes menambahkan nama Allah yang menciptakan semua itu dengan suatu fungsi utama dan terpenting: Firman-Kalam-Sabda-Perkataan dari Allah.  Dia adalah pewujudan dari Pikiran Allah, Kalam yang menyampaikan dan menyatakan Kehendak Allah kepada semua makhluk ciptaanNya disemesta alam sekalian.  Heran bin ajaib, salah satu dari tiga orang paling sakti atau suci bagi orang Tionghoa, yaitu Lautze, atau Laozi, mengungkapkan tentang penciptaan alam ini dengan kata-kata yang persis sama seperti Musa dan Yohanes.

               Laozi hidup sejaman dengan Daniel, yaitu diakhir tahun 600-an sampai pertengahan tahun 500-an STM.  Laozi mengucapkan kata-kata berikut ini yang dicatat oleh penulis-penulis sejarah kuno Tionghoa: 

            "Tengoklah, itu tidak dapat dilihat,  Itu melampaui wujud atau bentuk.Dengarkan, itu tak kedengaran Itu melampuai wujud suara.Raihlah, itu tidak dapat dipegang,Itu bukan benda. Ketiga-tiganya ini tidak dapat diuraikan: Sebab itu ketiganya itu menjadi satu...

               Tinggalah dengan Tao yang tak berujung; Bergeraklah dengan waktu sekarang. Mengenal akan asal mula kejadian hádala Intisari dari Tao."  – The Chinese Classics, Vol. I (Taipei: SM Publishing, In., 1983), Confucian Analects, Bk. IV. 14, p. 16.

 

"Sesuatu yang misterius sudah ada semula, Hidup sebelum langit dan bumi dalam kehampaan yang hening, Berdiri sendirinya tak berubah, Selalu berputar dalam lingkaran. Mungkin Dia itu sumber dari berlaksa benda. Aku tidak tahu namanya. Panggil saja Dia itu Tao, Karena terbatasnya kata-kata yang lebih baik, aku memanggil Dia "Yang Maha Kuasa" (Yang Maha Besar).

-- Gia FuFeng and Jane English, Translation of Lao Zi, Tao Te Ching (Toronto: Vintage Books, RandomHouse,Inc. 1989),Ch.25,p.255.

 

               Bukankah itu sangat mengesankan.  Tiga peradaban dunia terbesar didunia, Yahudi-Kristiani, Islam dan Tiongkok menyebutkan bahwa alam ini dan semua yang ada didalamnya diciptakan oleh suatu tokoh Pencipta yang diberikan gelar atau julukan Firman/Kalam/Sabda/Word/Tao.

               Kemudian setelah manusia diciptakan oleh Kalam/Tao/Word/ Firman itu, dari tanah dan dihembuskan napas hidup kedalam lobang hidungnya, maka terjadilah satu makhluk hidup yang dikenal dengan nama manusia.

               Sangat heran pula, bahwa dalam huruf Mandarin (Tionghoa) kata "zao" atau menciptakan/menjadikan itu, terdiri dari komponen "napas" + "tanah" + "mulut" + "bergerak/berjalan".  Bukankah itu merupakan uraian sederhana atau gambaran kata-kata mengenai bagaimana Allah menciptakan manusia yang pertama, Adam, dari tanah, menghembuskan nafas hidup kedalam lubang hidungnya, dengan menggunakan mulutNya tentu, dan kemudian tanah yang sudah dihembusi dengan nafas hidup dari Allah itu pun bergerak atau hidup.

               Jadi Allah ada disana pada mulanya.  Hanya sayangnya, manusia pertama tidak lulus dalam ujian.  Hawa, ibu semua manusia, melanggar perintah Penciptanya untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan baik dan jahat yang dilarang.  Kemudian dia membujuk suaminya, Adam, bapak semua umat manusia, untuk turut melanggar perintah Allah dan berdosa.  Manusia yang diciptakan dengan penuh kasih saying dan secara istimewa melanggar perintah Bapa Samawi mereka.  Akibatnya ialah mereka harus mati, perlahan-lahan kembali lagi kepada asalnya yaitu tanah.

               Tapi Allah yang dilukai hatiNya, dan didurhakai anak-anakNya, dengan penuh kasih sayang mencari mereka yang berdosa itu, yang bersembunyi dibalik semak-semak atau pohon-pohon kecil.  (Dalam aksara Tionghoa tidak ada bedanya antara pohon dan semak-semak.  Malah kata "pohon" atau "muk" itu adalah merupakan gambaran sederhana dari satu batang, yang ujung atasnya terdapat dua keping daun, dan ditengahnya muncul pucuk yang ketiga, dan dibawahnya ada akar yang bercabang tiga menuju ketanah.  Dibelakang pohon itulah digambarkan "dua orang manusia" (suang ren) yang bersembunyi, ketika Tuhan Allah datang mencari mereka.  Huruf itu, yang terdiri dari sebuah pohon (muk) dengan ada dua manusia kecil pada sisi kiri dan kanannya, jadi berarti dibelakang pohon itu, dalam bahasa Mandarin dibaca: "lai" artinya, "marilah kemari".  Bukankah itu adalah gambaran dari Yesus yang tergantung dipohon (pohon, juga adalah merupakan sebuah "salib" atau "palang" dimana ada seorang manusia (ren) yang tergantung pada tengahnya) yang mengundang kedua manusia berdosa itu untuk datang kepadaNya dan mendapat keampunan atau "istirahat dari beban dosa mereka" (rest from their burden of sin)?

               Dengan penuh kesedihan tapi tetap juga penuh dengan belas kasihan, Allah menyampaikan kabar sedih tentang hukuman mati mereka akibat pelanggaran mereka itu, yang disertai dengan kutuk-kutuk lainnya seperti "kesakitan", "kesusahan", "penaklukan", "onak duri", "suar lelah", "kutuk/laknat"(terkutuklah bumi, dan terkutuklah dia yang tergantung diatas pohon itu)  dan "kematian".  (Kejadian 3:16-19).  Namun sebelumnya dalam ayat 15 dijanjikan akan kedatangan "benih perempuan" itu, bukan "benih lelaki" seperti manusia lainnya.  Hanya ada seorang yang dinamakan "benih perempuan" atau dilahirkan tanpa ada bapanya, karena dikandung oleh kuasa Roh Kudus.  Dia adalah Isa Anak Maryam, yang bergelar Almaseh atau Messias.  Dia akan menanggung semua ketujuh-tujuh kutuk dosa yang disebutkan dalam Kejadian 3:16-19, agar bisanya habis untuk selamanya, tidak akan muncul lagi.  Sama seperti kisah seorang bapa yang sedang berada di mobil dengan anak perempuannya.  Tiba-tiba dari jendela masuk seekor lebah.  Anak itu menjerit ketakutan.  Si bapa menangkap lebah itu, dan memegangnya pada ibu jari dan telunjuknya dengan demikian upa sehingga lebah itu menyengatkan bisanya kepada ibu jari sang bapa.  Setelah itu bapa itu melepaskan lagi si lebah.  Anak itu ketakutan dan menjerit lagi ketika lebah itu mendekatinya, tapi bapanya berkata dengan tenang: "Tidak usah takut, nak.  Lebah itu sudah tidak bisa menyengat kamu lagi.  Bisanya sudah berada didalam ibu jariku."  Ya, Yesus sudah menerima sengatan dosa dan menanggung ketujuh kutuknya sehingga itu tidak akan mempan lagi menyengat kita untuk selamanya.  Sengat maut sudah punah, sengat dosa sudah tak berdaya lagi.

               Dia dinubuatkan dari awal kejadian alam akan datang, menderita kematian karena ulah setan, si bapa pembohong dan pembunuh dari awalnya.  Tapi Dia pulalah yang akan berhasil meremukkan kepada ular tua atau naga itu pada akhirnya.  Dibawah pohon kedua manusia itu melanggar perintah Tuhan mereka.  Diatas pohon berupa kayu palang, Tuhan mati tergantung meregang nyawa sebagai Qurban, atau Tebusan bagi manusia yang berdosa.

               Dialah Anak Domba Allah yang satu-satunya dapat memberikan kebenaran yang sudah hilang dari manusia.  Dalam bahasa Mandarinnya, "Yi"=Kebenaran, hanya dapat diperoleh "Aku/wo" itu, yang adalah "tangan yang memegang tombak/pisau" yang menyembelih sang domba itu.  Yesus, harus mati karena dosa kita manusia.  Jadi dosa kitalah yang menyebabkan kematianNya, yang pada saat yang sama menebus kita sehingga kita bisa dianggap benar lagi.

               Itu adalah kasih yang tidak ada taranya.  Bukti tak terbantahkan mengenai kasih tak terduga Pencipta kepada makhluk yang diciptakanNya.  Cinta yang tidak mengenal batas dan ujung, yang mencari terus semua yang mau diselamatkan.  Dan pada akhirnya, setelah sejarah dunia berakhir, setelah tamat kisah pertarungan terbesar antara terang dan gelap, antara kebaikan dan kejahatan, maka Allah, Kalam, Firman, Sabda, Tao dan Word yang sama itu, akan kembali menyambut umat manusia yang sudah tidak terhitung jumlahnya nanti.  Kembali dibawah naungan pohon-pohon kehidupan dari Taman Eden yang dipulihkan.  Pada saat itu, tidak untuk mengalami kegagalan, kekalahan dan kekecewaan serta duka nestapa.  Dosa akan ditaklukkan untuk selamanya tidak akan muncul lagi.  Dan Tuhan Pencipta semesta alam itu sendiri, Jehovah, Allah yang kekal, yang Mahakasih, Mahatahu dan Mahakuasa, akan memerintah untuk selama-lamanya.  Dia akan tinggal bersama-sama dengan manusia yang pernah mendurhaka itu.  

               Dia akan menjadi Raja Damai dan Raja Cinta kekal abadi selamanya dalam Ibu Kota Kerajaan Semesta Alam yang akan berubah namanya menjadi Jehovah Shammah.  "Jehovah Ada Disitu untuk kekal selamanya!" (Yehezkiel 48:35)  Oh, alangkah indah dan mulianya!  Datanglah dan genapilah janjiMu dengan segera, ya Allah kami!  Dan pada saat ini bersemayamlah dan berkuasalah didalam hati kami.

***

0 komentar:

Posting Komentar