Tuhan ada hadir disitu
Oleh : Pdt. Orlando Sinambela,
Instruktur 1000 MM
Yehezkiel 48:35. Tuhan ada hadir pada mula awal kejadian. Tuhan menciptakan semua yang ada diatas bumi ini lebih dahulu, sebagai persiapan untuk anak-anakNya yang Dia sangat kasihi. Begitu Dia kasihi sehingga Dia membuat dan menyediakan yang terbaik dan membuat mereka itu seperti gambar atau rupaNya sendiri.
Catatan Alkitab
dibuka dengan kalimat pertama yang sederhana tapi mencekam dan penuh ketegasan,
tanpa tedeng aling-aling, tanpa bayangan keragu-raguan atau, tanpa maaf, tanpa
sorry atau punten: "Pada mulanya Allah menjadikan langit dan bumi."
Kejadian 1:1.
Empat ribu tahun
kemudian, ketika salah seorang dari dua belas rasul Yesus yang telah hidup
bersama Dia paling lama, dan paling permulaan dari semua bertemu dengan Dia,
yaitu Yohanes, rasul yang terkasih, maka dia pun diilhamkan untuk menggemakan
ucapan yang sama: "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." Yohanes 1:1.
Yohanes
menambahkan nama Allah yang menciptakan semua itu dengan suatu fungsi utama dan
terpenting: Firman-Kalam-Sabda-Perkataan dari Allah. Dia adalah pewujudan dari Pikiran Allah, Kalam yang menyampaikan dan
menyatakan Kehendak Allah kepada semua makhluk ciptaanNya disemesta alam
sekalian. Heran bin ajaib, salah satu dari tiga orang paling sakti atau
suci bagi orang Tionghoa, yaitu Lautze, atau Laozi, mengungkapkan tentang
penciptaan alam ini dengan kata-kata yang persis sama seperti Musa dan Yohanes.
Laozi hidup
sejaman dengan Daniel, yaitu diakhir tahun 600-an sampai pertengahan tahun
500-an STM. Laozi mengucapkan kata-kata berikut ini yang
dicatat oleh penulis-penulis sejarah kuno Tionghoa:
"Tengoklah,
itu tidak dapat dilihat, Itu melampaui wujud
atau bentuk.Dengarkan, itu tak
kedengaran Itu melampuai wujud suara.Raihlah, itu tidak dapat dipegang,Itu bukan benda. Ketiga-tiganya ini tidak
dapat diuraikan: Sebab itu ketiganya itu menjadi
satu...
Tinggalah dengan Tao yang tak
berujung; Bergeraklah dengan waktu sekarang. Mengenal
akan asal mula kejadian hádala Intisari
dari Tao." – The Chinese Classics, Vol. I (Taipei: SM
Publishing, In., 1983), Confucian Analects, Bk. IV. 14, p. 16.
"Sesuatu
yang misterius sudah ada semula,
Hidup sebelum langit dan bumi dalam kehampaan
yang hening, Berdiri sendirinya
tak berubah, Selalu berputar dalam lingkaran. Mungkin
Dia itu sumber dari berlaksa benda. Aku tidak tahu namanya. Panggil saja Dia itu Tao, Karena terbatasnya kata-kata yang lebih baik, aku
memanggil Dia "Yang Maha Kuasa" (Yang
Maha Besar).
-- Gia FuFeng and
Jane English, Translation of Lao Zi, Tao Te Ching (Toronto: Vintage
Books, RandomHouse,Inc. 1989),Ch.25,p.255.
Bukankah itu sangat
mengesankan. Tiga peradaban dunia terbesar didunia, Yahudi-Kristiani,
Islam dan Tiongkok menyebutkan bahwa alam ini dan semua yang ada didalamnya
diciptakan oleh suatu tokoh Pencipta yang diberikan gelar atau
julukan Firman/Kalam/Sabda/Word/Tao.
Kemudian setelah manusia
diciptakan oleh Kalam/Tao/Word/ Firman itu, dari tanah dan dihembuskan napas
hidup kedalam lobang hidungnya, maka terjadilah satu makhluk hidup yang dikenal
dengan nama manusia.
Sangat
heran pula, bahwa dalam huruf Mandarin (Tionghoa) kata "zao" atau
menciptakan/menjadikan itu, terdiri dari komponen "napas" +
"tanah" + "mulut" + "bergerak/berjalan".
Bukankah itu merupakan uraian sederhana atau gambaran kata-kata mengenai
bagaimana Allah menciptakan manusia yang pertama, Adam, dari tanah,
menghembuskan nafas hidup kedalam lubang hidungnya, dengan menggunakan mulutNya
tentu, dan kemudian tanah yang sudah dihembusi dengan nafas hidup dari Allah
itu pun bergerak atau hidup.
Jadi Allah ada
disana pada mulanya. Hanya sayangnya, manusia
pertama tidak lulus dalam ujian. Hawa, ibu semua manusia, melanggar
perintah Penciptanya untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan baik dan jahat
yang dilarang. Kemudian dia membujuk suaminya, Adam, bapak semua umat
manusia, untuk turut melanggar perintah Allah dan berdosa. Manusia yang
diciptakan dengan penuh kasih saying dan secara istimewa melanggar perintah
Bapa Samawi mereka. Akibatnya ialah mereka harus mati, perlahan-lahan
kembali lagi kepada asalnya yaitu tanah.
Tapi Allah yang dilukai hatiNya,
dan didurhakai anak-anakNya, dengan penuh kasih sayang mencari mereka yang
berdosa itu, yang bersembunyi dibalik semak-semak atau pohon-pohon kecil.
(Dalam aksara Tionghoa tidak ada bedanya antara pohon dan semak-semak.
Malah kata "pohon" atau "muk" itu adalah merupakan
gambaran sederhana dari satu batang, yang ujung atasnya terdapat dua keping
daun, dan ditengahnya muncul pucuk yang ketiga, dan dibawahnya ada akar yang
bercabang tiga menuju ketanah. Dibelakang pohon itulah digambarkan
"dua orang manusia" (suang ren) yang bersembunyi, ketika Tuhan Allah
datang mencari mereka. Huruf itu, yang terdiri dari sebuah pohon (muk)
dengan ada dua manusia kecil pada sisi kiri dan kanannya, jadi berarti dibelakang
pohon itu, dalam bahasa Mandarin dibaca: "lai" artinya, "marilah
kemari". Bukankah itu adalah gambaran dari Yesus yang tergantung
dipohon (pohon, juga adalah merupakan sebuah "salib" atau
"palang" dimana ada seorang manusia (ren) yang tergantung pada
tengahnya) yang mengundang kedua manusia berdosa itu untuk datang kepadaNya dan
mendapat keampunan atau "istirahat dari beban dosa mereka" (rest from
their burden of sin)?
Dengan penuh kesedihan tapi tetap
juga penuh dengan belas kasihan, Allah menyampaikan kabar sedih tentang hukuman
mati mereka akibat pelanggaran mereka itu, yang disertai dengan kutuk-kutuk
lainnya seperti "kesakitan", "kesusahan",
"penaklukan", "onak duri", "suar lelah",
"kutuk/laknat"(terkutuklah bumi, dan terkutuklah dia yang tergantung
diatas pohon itu) dan "kematian". (Kejadian
3:16-19). Namun sebelumnya dalam ayat 15 dijanjikan akan kedatangan
"benih perempuan" itu, bukan "benih lelaki" seperti manusia
lainnya. Hanya ada seorang yang dinamakan "benih perempuan"
atau dilahirkan tanpa ada bapanya, karena dikandung oleh kuasa Roh Kudus.
Dia adalah Isa Anak Maryam, yang bergelar Almaseh atau Messias. Dia
akan menanggung semua ketujuh-tujuh kutuk dosa yang disebutkan dalam Kejadian
3:16-19, agar bisanya habis untuk selamanya, tidak akan muncul lagi. Sama
seperti kisah seorang bapa yang sedang berada di mobil dengan anak
perempuannya. Tiba-tiba dari jendela masuk seekor lebah. Anak itu
menjerit ketakutan. Si bapa menangkap lebah itu, dan memegangnya pada ibu
jari dan telunjuknya dengan demikian upa sehingga lebah itu menyengatkan
bisanya kepada ibu jari sang bapa. Setelah itu bapa itu melepaskan lagi
si lebah. Anak itu ketakutan dan menjerit lagi ketika lebah itu
mendekatinya, tapi bapanya berkata dengan tenang: "Tidak usah takut,
nak. Lebah itu sudah tidak bisa menyengat kamu lagi. Bisanya sudah
berada didalam ibu jariku." Ya, Yesus sudah menerima sengatan dosa
dan menanggung ketujuh kutuknya sehingga itu tidak akan mempan lagi menyengat
kita untuk selamanya. Sengat maut sudah punah, sengat dosa sudah tak
berdaya lagi.
Dia dinubuatkan dari awal kejadian
alam akan datang, menderita kematian karena ulah setan, si bapa pembohong dan
pembunuh dari awalnya. Tapi Dia pulalah yang akan berhasil meremukkan
kepada ular tua atau naga itu pada akhirnya. Dibawah
pohon kedua manusia itu melanggar perintah Tuhan mereka. Diatas pohon
berupa kayu palang, Tuhan mati tergantung meregang nyawa sebagai Qurban, atau
Tebusan bagi manusia yang berdosa.
Dialah Anak Domba Allah yang
satu-satunya dapat memberikan kebenaran yang sudah hilang dari manusia.
Dalam bahasa Mandarinnya, "Yi"=Kebenaran, hanya dapat diperoleh
"Aku/wo" itu, yang adalah "tangan yang memegang
tombak/pisau" yang menyembelih sang domba itu. Yesus, harus mati
karena dosa kita manusia. Jadi dosa kitalah yang menyebabkan kematianNya,
yang pada saat yang sama menebus kita sehingga kita bisa dianggap benar lagi.
Itu adalah kasih yang tidak ada
taranya. Bukti tak terbantahkan mengenai kasih tak terduga Pencipta
kepada makhluk yang diciptakanNya. Cinta yang tidak mengenal batas dan
ujung, yang mencari terus semua yang mau diselamatkan. Dan pada akhirnya,
setelah sejarah dunia berakhir, setelah tamat kisah pertarungan terbesar antara
terang dan gelap, antara kebaikan dan kejahatan, maka Allah, Kalam, Firman,
Sabda, Tao dan Word yang sama itu, akan kembali menyambut umat manusia yang
sudah tidak terhitung jumlahnya nanti. Kembali dibawah naungan
pohon-pohon kehidupan dari Taman Eden yang dipulihkan. Pada saat itu,
tidak untuk mengalami kegagalan, kekalahan dan kekecewaan serta duka nestapa.
Dosa akan ditaklukkan untuk selamanya tidak akan muncul lagi. Dan
Tuhan Pencipta semesta alam itu sendiri, Jehovah, Allah yang kekal, yang
Mahakasih, Mahatahu dan Mahakuasa, akan memerintah untuk selama-lamanya. Dia
akan tinggal bersama-sama dengan manusia yang pernah mendurhaka itu.
Dia akan menjadi Raja Damai dan
Raja Cinta kekal abadi selamanya dalam Ibu Kota Kerajaan Semesta Alam yang akan
berubah namanya menjadi Jehovah Shammah. "Jehovah Ada Disitu untuk
kekal selamanya!" (Yehezkiel 48:35) Oh, alangkah indah dan mulianya!
Datanglah dan genapilah janjiMu dengan segera, ya Allah kami! Dan
pada saat ini bersemayamlah dan berkuasalah didalam hati kami.
0 komentar:
Posting Komentar