Banyak
pernikahan yang menderita sengsara akibat
masalah pertengkaran yang berkepanjangan. Hal ini menyebabkan
ketidak-bahagiaan dan merusak keintiman dalam rumah tangga. Ada beberapa faktor
yang sering memicu terjadinya
pertengkaran yang terus menerus dalam rumah tangga antara lain: kekerasan, tidak jujur, tidak setia, perselingkuhan di mana kalau
dibiarkan atau tidak ditanggulangi dengan baik maka seringkali masalah-masalah
ini akan mengakibatkan perceraian.
Perceraian sering menjadi pilihan untuk menghindari masalah dalam rumah tangga,
ataupun sering mereka membiarkan kekerasan, perselingkuhan ataupun
masalah-masalah yang lain terjadi dengan tidak ada solusi sehingga penderitaan
berlangsung berkepanjangan.
Satu hal yang patut disadari oleh
suami istri adalah apapun kelemahan kita,
tidak boleh dijadikan dalih untuk berbuat dosa. Kita harus menyadari
bahwa sebagai manusia, kita gampang terjerumus dalam dosa. Tapi ingat! apapun masalah anda, sebesar
apapun penderitaan yang dialami, hukum Tuhan dengan tegas menyatakan:
"jangan berzinah" Keluaran 20:14
"Sekiranyapun hukuman dalam
kehidupan di akhirat tidak ada, harus selalu disadari bahwa setia dalam
pernikahan adalah baik dan sebaliknya ketidak setiaan adalah tidak baik. Harus disadari bahwa ada kehidupan di akhirat
dan kelayakan memasukinya tergantung kepada kerelaan untuk dibersihkan dari
segala kenajisan. Orang yang berzinah mendapat hukuman rangkap dua. Ia kehilangan
sukacita sejati sekarang ini, dan tidak akan menikmati sukacita yang lebih
besar dan yang lebih lama dalam kehidupan yang akan datang." III SDA - BC
964
Boleh jadi saudara mendapat
kesempatan tanpa dapat diketahui orang lain. Contoh kehidupan Yusuf, kiranya
menjadi pilihan kita. "Di bawah pengawasan mata Allah dan
malaikat-malaikat surga, banyak orang yang berani berbuat sesuka hatinya yang
ia sendiri tidak berani melakukannya jika dilihat oleh orang lain, tetapi
pemikiran Yusuf yang terutama ialah Allah. "Bagaimanakah mungkin aku
melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"
katanya. I SPN 220.
Kasih bukan
hawa nafsu. Suatu hubungan yang baik akan membawa kebahagiaan bila didorong
oleh kasih. Hubungan yang didorong oleh hawa nafsu hanya akan membawa
kenikmatan sesaat, tetapi membawa kehidupan sengsara yang panjang. "Kasih
adalah prinsip yang murni dan kudus, sedangkan hawa nafsu tidak dapat bertahan
dan tidak digerakkan dan dikendalikan oleh pertimbangan pikiran sehat. Ia buta
terhadap segala akibat, dan tidak mempertimbangkan sebab dan akibat." RTA
119
Untuk itu kita harus banyak
berdoa dan belajar Alkitab. "Pikiran yang
tidak terlindung dengan doa, dan tidak kokoh dalam kebenaran Alkitab akan
mudah sekali dikuasai dan dikendalikan oleh seteru itu." 5 T 292 . Amsal
5:15,16, "Minumlah air dari kulahmu sendiri, minumlah air dari sumurmu
yang membual. Patutkah mata airmu meluap keluar seperti batang-batang air ke
lapangan-lapangan ?". Ayat ini mengajak kita untuk mencari kebahagiaan
dari rumah tangga kita sendiri. "Ayat ini merupakan afirmasi yang tegas
terhadap pernikahan, dan mendidik agar membina cinta dengan seorang teman
hidupnya. Di sini, Alkitab mengibaratkan persatuan suami-istri seperti
mata air yang menyegarkan hati keduanya." II SDA-BC 964
"Manusia membenci orang
berdosa, tetapi mengasihi dosa. Kristus membenci dosa, tetapi mengasihi orang
berdosa. Sikap seperti inilah yang harus dimiliki
semua pengikut-pengikut-Nya. Kasih Kristen lambat mengeritik, cepat menanggapi penyesalan,
bersedia mengampuni, memberi semangat, menuntun orang yang tersesat kepada
jalan kesucian, dan menetapkan kakinya di jalan itu." II KSZ 93
Untuk memelihara pernikahan yang
sehat perlu mengulangi langkah-langkah terciptanya jalinan cinta,saling mengampuni,
berbicara, menyentuh, bermain, tertawa, mendengar, berbakti bersama-sama,
saling memuji kualitas dan bakat khusus yang dimiliki pasangannya, saling
menerima keterbatasan pasangannya, saling membagikan sukacita dan kekuatiran
mereka yang paling dalam.
Marilah masing-masing
memperbaharui diri untuk menjauhi masalah, ketegangan dan pertengkaran. Jadikan rumah anda tempat penuh kedamaian
yang disegarkan dengan situasi sukacita. Sikap menyalahkan harus dijauhi.
Jadilah murah hati bukan pendakwa. Penyemangat dan bukan pehukum.Apakah anda di
rumah jadi penggembira, yang mana bila anda ada di rumah, maka situasi rumah
penuh sukacita, sehingga kehadiran anda selalu dirindukan. Ataukah kehadiran
anda di rumah membuat suasana sepi. Tidak ada yang berani bicara dan
mengakibatkan masing-masing melakukan kegiatan sendiri-sendiri. Ingatlah, Tuhan
menyediakan kebahagiaan di rumah anda, bukan di tempat lain !!! ***
0 komentar:
Posting Komentar