BAIT Ministry

Minggu, 08 Agustus 2021

Allah Menyediakan Kebahagiaan di Rumah

 

Pdt. Jacky Runtu

Banyak pernikahan yang menderita sengsara akibat  masalah pertengkaran yang berkepanjangan. Hal ini menyebabkan ketidak-bahagiaan dan merusak keintiman dalam rumah tangga. Ada beberapa faktor yang  sering memicu terjadinya pertengkaran yang terus menerus dalam rumah tangga antara lain: kekerasan, tidak jujur, tidak setia,  perselingkuhan di mana kalau dibiarkan atau tidak ditanggulangi dengan baik maka seringkali masalah-masalah ini  akan mengakibatkan perceraian. Perceraian sering menjadi pilihan untuk menghindari masalah dalam rumah tangga, ataupun sering mereka membiarkan kekerasan, perselingkuhan ataupun masalah-masalah yang lain terjadi dengan tidak ada solusi sehingga penderitaan berlangsung berkepanjangan.


               Satu hal yang patut disadari oleh suami istri adalah apapun kelemahan kita,  tidak boleh dijadikan dalih untuk berbuat dosa. Kita harus menyadari bahwa sebagai manusia, kita gampang terjerumus dalam dosa.  Tapi ingat! apapun masalah anda, sebesar apapun penderitaan yang dialami, hukum Tuhan dengan tegas menyatakan: "jangan berzinah" Keluaran 20:14


               "Sekiranyapun hukuman dalam kehidupan di akhirat tidak ada, harus selalu disadari bahwa setia dalam pernikahan adalah baik dan sebaliknya ketidak setiaan adalah tidak baik.  Harus disadari bahwa ada kehidupan di akhirat dan kelayakan memasukinya tergantung kepada kerelaan untuk dibersihkan dari segala kenajisan. Orang yang berzinah mendapat hukuman rangkap dua. Ia kehilangan sukacita sejati sekarang ini, dan tidak akan menikmati sukacita yang lebih besar dan yang lebih lama dalam kehidupan yang akan datang." III SDA - BC 964


               Boleh jadi saudara mendapat kesempatan tanpa dapat diketahui orang lain. Contoh kehidupan Yusuf, kiranya menjadi pilihan kita. "Di bawah pengawasan mata Allah dan malaikat-malaikat surga, banyak orang yang berani berbuat sesuka hatinya yang ia sendiri tidak berani melakukannya jika dilihat oleh orang lain, tetapi pemikiran Yusuf yang terutama ialah Allah. "Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?" katanya. I SPN 220.


Kasih bukan hawa nafsu. Suatu hubungan yang baik akan membawa kebahagiaan bila didorong oleh kasih. Hubungan yang didorong oleh hawa nafsu hanya akan membawa kenikmatan sesaat, tetapi membawa kehidupan sengsara yang panjang. "Kasih adalah prinsip yang murni dan kudus, sedangkan hawa nafsu tidak dapat bertahan dan tidak digerakkan dan dikendalikan oleh pertimbangan pikiran sehat. Ia buta terhadap segala akibat, dan tidak mempertimbangkan sebab dan akibat." RTA 119


               Untuk itu kita harus banyak berdoa dan belajar Alkitab. "Pikiran yang tidak terlindung  dengan doa, dan  tidak kokoh dalam kebenaran Alkitab akan mudah sekali dikuasai dan dikendalikan oleh seteru itu." 5 T 292 . Amsal 5:15,16, "Minumlah air dari kulahmu sendiri, minumlah air dari sumurmu yang membual. Patutkah mata airmu meluap keluar seperti batang-batang air ke lapangan-lapangan ?". Ayat ini mengajak kita untuk mencari kebahagiaan dari rumah tangga kita sendiri. "Ayat ini merupakan afirmasi yang tegas terhadap pernikahan, dan mendidik agar membina cinta dengan seorang teman hidupnya. Di sini, Alkitab mengibaratkan persatuan suami-istri seperti mata air yang menyegarkan hati keduanya." II SDA-BC 964


               "Manusia membenci orang berdosa, tetapi mengasihi dosa. Kristus membenci dosa, tetapi mengasihi orang berdosa. Sikap seperti inilah yang harus dimiliki semua pengikut-pengikut-Nya. Kasih Kristen lambat mengeritik, cepat menanggapi penyesalan, bersedia mengampuni, memberi semangat, menuntun orang yang tersesat kepada jalan kesucian, dan menetapkan kakinya di jalan itu." II KSZ 93


               Untuk memelihara pernikahan yang sehat perlu mengulangi langkah-langkah terciptanya jalinan cinta,saling mengampuni, berbicara, menyentuh, bermain, tertawa, mendengar, berbakti bersama-sama, saling memuji kualitas dan bakat khusus yang dimiliki pasangannya, saling menerima keterbatasan pasangannya, saling membagikan sukacita dan kekuatiran mereka yang paling dalam.


               Marilah masing-masing memperbaharui diri untuk menjauhi masalah, ketegangan dan pertengkaran. Jadikan rumah anda tempat penuh kedamaian yang disegarkan dengan situasi sukacita. Sikap menyalahkan harus dijauhi. Jadilah murah hati bukan pendakwa. Penyemangat dan bukan pehukum.Apakah anda di rumah jadi penggembira, yang mana bila anda ada di rumah, maka situasi rumah penuh sukacita, sehingga kehadiran anda selalu dirindukan. Ataukah kehadiran anda di rumah membuat suasana sepi. Tidak ada yang berani bicara dan mengakibatkan masing-masing melakukan kegiatan sendiri-sendiri. Ingatlah, Tuhan menyediakan kebahagiaan di rumah anda, bukan di tempat lain !!! ***


 


0 komentar:

Posting Komentar