BAIT Ministry

Sabtu, 09 September 2023

Ingin

 
INGIN
Pdt. Raymond Lohonauman

Hari ini kita hidup di sebuah zaman dimana pengaruh media sosial begitu kuat sehingga manusia modern sadar atau tidak sering "terjebak" keadaan "menginginkan" banyak hal bahkan sering melampaui kewajaran.

 

Menyangkut keinginan,

Keluaran 20:17 berkata demikian:

“JANGAN MENGINGINI rumah sesamamu; JANGAN MENGINGINI isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau APAPUN YANG DIPUNYAI SESAMAMU.“

Kata “ingin” datang dari bahasa aslinya “chamad” (khaw-mad') yang dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai desire (hasrat), covet (iri hati, dambaan hati yang terlalu berlebihan). 

Dalam banyak kasus, dari dosa keinginan atau hasrat berlebihan inilah maka bisa menjurus selanjutnya pada dosa mencuri. Itu sebabnya SDA BC Vol 1 hal 606 menyebutkan, “the tenth commandment is supplementary to the eight, for covetousness is the root from which theft grows.” Jadi mencuri akarnya adalah ingin. 

Jika disimak, memang hukum ini adalah perintah yang terakhir namun permulaan dosa justru dimulai dari pelanggaran akan perintah ini. Perhatikan kasus-kasus ini: 

1.    Lucifer (pembawa terang itu, pemimpin para malaikat Sorga) jatuh dalam dosa disebabkan karena keinginannya. Perhatikan sindiran Allah terhadap setan (Yesaya 14:13,14) “Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: AKU HENDAK naik ke langit, AKU HENDAK mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan AKU HENDAK duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. AKU HENDAK naik mengatasi ketinggian awan-awan, HENDAK MENYAMAI YANG MAHATINGGI!” Terlihat jelas bahwa setan punya ambisi, iri hati, keinginan kuat untuk menjadi seperti Allah dalam hal posisi (dan bukan dalam hal tabiat). Dari dosa inilah maka ia berani membuat pemberontakan yang akhirnya menyebabkannya dihempaskan dari sorga dan menjadi permulaan segala dosa yang lain yang terjadi sampai saat ini. DOSA KEINGINAN. 

2.      Adam dan Hawa (manusia pertama yang diciptakan Allah), jatuh dalam dosa juga karena keinginan.  Dia tertarik dengan buah, dia terpikat oleh kata-kata ular: (Kej 3:4,5)  "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan KAMU AKAN MENJADI SEPERTI ALLAH, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Betapa Hawa yang diciptakan sempurna itu, berkeinginan untuk menjadi SAMA SEPERTI ALLAH. DOSA KEINGINAN. 

Sebenarnya membicarakan tentang keinginan adalah sesuatu yang normal, karena salah satu kunci keberhasilan adalah dimulai dengan keinginan atau lebih tepat kita menyebutnya TEKAD atau boleh juga disebut CITA-CITA. Dan ini tidak salah. Yang salah adalah ketika kita menginginkan apa yang SUDAH MENJADI MILIK ORANG LAIN apalagi jika untuk memuaskan keinginan kita, maka kita “menghalalkan segala cara” untuk memperolehnya. 

Disinilah akhirnya kita temukan beberapa kasus dalam Alkitab yang dengan jelas dinyatakan bahwa itu dosa:

1.    Ketika Daud “INGIN” Batsyeba, yang adalah milik Uria, suaminya yang sah, maka setelah Daud berhasil tidur dengan wanita ini, diapun merampasnya dengan cara kotor dari Uria (2 Sam 11,12)

2.    Ketika Ahab “INGIN” kebun anggur yang adalah sah milik Nabot, maka bersama Izebel, istrinya, Ahab membuat kesaksian palsu untuk dijadikan alasan untuk membunuh Nabot dan setelah itu merampasinya (1 Raja 21)

Kita bisa juga menaruh dalam daftar panjang mereka-mereka yang dicatat dalam Alkitab yang akhirnya harus dihukum berat karena melakukan dosa disebabkan karena keinginan materi

1.    Akhan dari suku Yehuda dan keluarga yang akhirnya dihukum mati dengan dilempari batu karena begitu ingin harta sehingga akhirnya mengambil barang-barang jarahan dari Yerikho yang seharusnya tidak boleh diambil karena MILIK TUHAN (Yosua 7)

3.    Saul, Raja Israel yang pertama, yang mengambil harta jarahan, ternak dari Amalek yang sudah jelas-jelas disebutkan jangan diambil dan harus ditumpas seluruhnya tapi karena tertarik ingin memiliki lembu-lembu yang tambun maka dia membiarkannya hidup dan diambilnya  hingga akhirnya dia ditolak sebagai raja (1 Samuel 15)

4.    Gehazi, hamba Elisa, yang ingin sekali mengambil hadiah-hadiah dari Naaman yang seharusnya bukan menjadi haknya, rela menipu Naaman supaya diberikan hadiah-hadiah itu kepadanya hingga akhirnya dia kena kusta (2 Raja 5) 

Boleh dikata, orang-orang yang disebutkan diatas, Gehazi, Saul, Akhan, Hawa bahkan Lucifer, adalah contoh manusia yang tidak bisa mengontrol pikiran mereka pada keinginan yang buruk.  Satu kalimat bagus yang ditulis dalam SDA BC Vol 1 hal 607, patut kita simak: “the wrong thought entertained promotes a wrong desire, which in time gives birth to a wrong action.”

Itu sebabnya Salomo berkata demikian dalam Amsal 4:23, CJB: “Above everything else, guard your hear (Jagalah pikiranmu); for it is the source of life's consequences (sumber dari segala konsekuensi kehidupan).” RSV:” Keep your heart with all vigilance; Jagalah hati dengan segala KEWASPADAAN. 

Mengapa akhirnya Salomo dan Daud jatuh? Kenapa Kain membunuh Habel? Kenapa Yudas mengkhianat? Jawabannya semua sama, "karena pikiran dan keinginan yang tidak dikontrol dan dijaga" 

Sebaliknya, kenapa Yusuf berhasil? Kenapa Daniel sukses? Kenapa Henokh diangkat ke sorga? Jawabannya juga sama:  "karena pikiran dan keinganan yang dikontrol dan dijaga dengan baik." 

Manusia diberi hak untuk memilih, menjadi orang baik atau buruk itu adalah pilihan, memikirkan yang baik ataupun buruk juga adalah pilihan, maka dari itu pilihlah untuk hal yang positif hari ini. Jika sulit untuk melakukan pilihan ini, Alkitab berkata: 

Mazmur 37:5, “Serahkanlah HIDUPMU kepada TUHAN…..Ia akan bertindak (menolong pikiranmu)”

Mazmur 55:23, “Serahkanlah KUATIRMU kepada TUHAN….Ia akan memelihara engkau (termasuk pikiranmu)”

Amsal 16:3, Serahkanlah PERBUATANMU kepada TUHAN…..maka terlaksanalah segala rencanamu (yang sudah dipikirkan)” 

Semoga ditengah hiruk-pikuk kehidupan manusia modern yang hampir tidak lepas dari aktivitas di media sosial, kita tidak  akan lupa mengontrol keinginan hati kita kepada hal-hal baik dan positif dan yang terutama, kita serahkan semua pilihan kita kepada Tuhan yang akan membantu kita untuk membuat keputusan-keputusan tepat untuk kehidupan kita. Tuhan berkati kita semuanya.  ***


0 komentar:

Posting Komentar