BAIT Ministry

Senin, 04 September 2023

Tanya Jawab : Mungkinkah di zaman kita sekarang ini ada karunia kenabian

 

Mungkinkah di zaman kita sekarang ini ada karunia kenabian, di mana seseorang menerima wahyu dari Tuhan. Bila ada, bagaimana kita mengetahui bahwa karunia itu benar dari Tuhan ?

 


Untuk menjawab apakah masih ada nabi di akhir zaman ini, kita harus mengetahui dengan jelas dulu siapakah yang disebut nabi itu.

               Padanan kata nabi dalam bahasa Ibrani, dalam bahasa Yunani disebut Prophetes, kata yang kemudian diadopsi bahasa Inggris menjadi Prophet, mengandung arti ORANG YANG DIANGKAT ALLAH menjadi JURUBICARA ALLAH atau PERANTARA ALLAH kepada MANUSIA.  Pada zaman orang Israel, nabi disebut juga pelihat yang dalam bahasa Ibrani-nya Roeh atau Chozeh yang berarti juga orang yang mendapat karunia nubuat.

               Fungsi Nabi yang juga erat kaitannya dengan karunia nubuat ialah untuk membantu membangun jemaat (Efesus 2 : 20,21), Membantu usaha jangkauan keluar (Kisah 13 : 1,2,; 16:6-10, Menyiapkan umat percaya untuk pekerjaan pelayanan (Efesus 4 : 12), Mempersatukan dan melindungi jemaat, Memberikan amaran untuk kesukaran yang akan datang, Menguatkan iman pada saat terjadi masalah dan memberikan teguran pada umatNya.

               Banyak orang yakin bahwa karunia nubuat atau karunia kenabian telah berakhir pada zaman perjanjian baru namun tidak ada bukti dalam Alkitab yang dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada lagi nabi di akhir zaman.

               Yesus Kristus sebelum Dia terangkat ke Surga, Dia pernah mengamarkan kita untuk berhati-hati terhadap nabi-nabi palsu yang akan muncul menjelang kedatanganNya (Matius 7 : 15, 24 : 11,24).  Bila kita telaah dengan seksama maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa bila ada nabi-nabi palsu menjelang kedatangan Kristus kedua kali maka ini juga berarti bahwa akan ada nabi-nabi yang benar. Ini juga menunjukkan bahwa nabi-nabi yang benar dan yang palsu sama-sama akan muncul sehingga umat-umat percaya harus berhati-hati jangan sampai tertipu dengan nabi ”Aspal” (seperti asli tapi palsu).

               Sekitar 800 tahun sebelum Kristus, nabi Yoel sudah menubuatkan bahwa menjelang Hari Tuhan, hari kedatangan Tuhan yang kedua kali maka ” Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Yoel 2 : 28”. Banyak yang akan mendapatkan karunia kenabian, entah dia orang tua, orang muda maupun anak-anak akan mendapatkan kesempatan menjadi perantara dari Allah untuk menyampaikan amaran Allah kepada manusia, mendapatkan karunia nubuat, karunia kenabian.

               Namun karena setan akan mengadakan berbagai macam penipuan maka kita jangan sampai tertipu. Penipu tidak akan menggunakan ayat-ayat dari kitab setan untuk membuat penipuan tapi si penipu akan mengambil ayat-ayat FirmanNya untuk menipu mereka yang tidak berhati-hati dan hanya menerima bulat-bulat apa yang didapatnya. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk mengetahui apakah kita berhadapan dengan seorang nabi yang datangnya dari Tuhan atau nabi palsu yaitu dengan menilai :

1.      Apakah pekabaran yang dia bawakan serasi dengan Alkitab atau tidak ? Yesaya 8 : 20, ”Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar”. Pekabaran nabi tidak boleh bertentangan dengan pekabaran nabi sebelumnya / Alkitab. Bila bertentangan maka kita bisa mengambil kesimpulan roh yang memberikan ilham adalah roh yang berbeda (palsu).

2.      Apakah ramalannya menjadi kenyataan atau tidak ? (Ulangan 18 : 21,22 Yeremia 28 : 9) Kecuali nubuatan bersyarat atau bila janji penghukuman bila tidak bertobat seperti kasus Ninewe maka nubuatan yang disampaikan nabi haruslah digenapi dan bila tidak digenapi maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa itu bukan berasal dari Allah. Kita harus berhati-hati juga dengan hal ini karena ada juga yang meramal dan kebetulan ramalannya terjadi, sang peramal belum tentu mendapat ilham dari Tuhan, perhatikan ”ujian” yang lain.

3.      Apakah dia mengakui Yesus Kristus datangnya dari Allah atau tidak ?. Bila dia tidak mengakui Yesus sebagai oknum yang menjelma dari Allah maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa roh yang datang kepadanya bukan berasal dari Allah yang benar. (1 Yohanes 4 : 2,3).

4.      Apakah nabi itu mendatangkan buah yang baik ataukah yang buruk ? Pohon yang baik tidak mungkin menghasilkan buah yang tidak baik (Matius 7 : 18 – 20). Hal ini memang sangat berat sebagai ujian seorang nabi. Ini bukan mengandung arti bahwa seorang nabi seorang yang mutlak sempurna karena Alkitab juga mengatakan bahwa Elia juga sebagai manusia yang biasa sama seperti kita (Yakobus 5 : 17) tetapi kehidupannya haruslah ditandai dengan buah-buah Roh dan bukannya karena perbuatan jasmani (Galatia 5 : 19 – 23

               Menjadi seorang nabi adalah seorang yang dipilih oleh Tuhan dan bukan oleh manusia dan memang adalah sangat sulit untuk menjadi seorang nabi. Tuhan yang memilih, kita yang menilai dan bila kita mengetahui bahwa benar dia berasal dari Allah maka kita wajib untuk mendengarkan dan melakukan yang di amarkan Allah pada kita. 2 Tawarik 20 : 20.. ***


0 komentar:

Posting Komentar