Mungkinkah di zaman kita sekarang ini ada karunia
kenabian, di mana seseorang menerima wahyu dari Tuhan. Bila ada, bagaimana kita
mengetahui bahwa karunia itu benar dari Tuhan ?
Untuk menjawab apakah masih ada nabi di akhir
zaman ini, kita harus mengetahui dengan jelas dulu siapakah yang disebut nabi
itu.
Padanan
kata nabi dalam bahasa Ibrani, dalam
bahasa Yunani disebut Prophetes, kata
yang kemudian diadopsi bahasa Inggris menjadi Prophet, mengandung arti ORANG YANG DIANGKAT ALLAH menjadi
JURUBICARA ALLAH atau PERANTARA ALLAH kepada MANUSIA. Pada zaman orang Israel, nabi disebut juga
pelihat yang dalam bahasa Ibrani-nya Roeh
atau Chozeh yang berarti juga orang
yang mendapat karunia nubuat.
Fungsi
Nabi yang juga erat kaitannya dengan karunia nubuat ialah untuk membantu
membangun jemaat (Efesus 2 : 20,21), Membantu usaha jangkauan keluar (Kisah 13
: 1,2,; 16:6-10, Menyiapkan umat percaya untuk pekerjaan pelayanan (Efesus 4 :
12), Mempersatukan dan melindungi jemaat, Memberikan amaran untuk kesukaran
yang akan datang, Menguatkan iman pada saat terjadi masalah dan memberikan
teguran pada umatNya.
Banyak
orang yakin bahwa karunia nubuat atau karunia kenabian telah berakhir pada
zaman perjanjian baru namun tidak ada bukti dalam Alkitab yang dengan tegas
menyatakan bahwa tidak ada lagi nabi di akhir zaman.
Yesus
Kristus sebelum Dia terangkat ke Surga, Dia pernah mengamarkan kita untuk
berhati-hati terhadap nabi-nabi palsu yang akan muncul menjelang kedatanganNya
(Matius 7 : 15, 24 : 11,24). Bila kita
telaah dengan seksama maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa bila ada
nabi-nabi palsu menjelang kedatangan Kristus kedua kali maka ini juga berarti
bahwa akan ada nabi-nabi yang benar. Ini juga menunjukkan bahwa nabi-nabi yang
benar dan yang palsu sama-sama akan muncul sehingga umat-umat percaya harus
berhati-hati jangan sampai tertipu dengan nabi ”Aspal” (seperti asli tapi
palsu).
Sekitar 800 tahun sebelum
Kristus, nabi Yoel sudah menubuatkan bahwa menjelang Hari Tuhan, hari
kedatangan Tuhan yang kedua kali maka ” Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke
atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat;
orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat
penglihatan-penglihatan. Yoel 2 : 28”. Banyak yang akan mendapatkan karunia
kenabian, entah dia orang tua, orang muda maupun anak-anak akan mendapatkan
kesempatan menjadi perantara dari Allah untuk menyampaikan amaran Allah kepada
manusia, mendapatkan karunia nubuat, karunia kenabian.
Namun karena setan akan
mengadakan berbagai macam penipuan maka kita jangan sampai tertipu. Penipu
tidak akan menggunakan ayat-ayat dari kitab setan untuk membuat penipuan tapi
si penipu akan mengambil ayat-ayat FirmanNya untuk menipu mereka yang tidak berhati-hati
dan hanya menerima bulat-bulat apa yang didapatnya. Ada beberapa hal yang harus
kita perhatikan untuk mengetahui apakah kita berhadapan dengan seorang nabi
yang datangnya dari Tuhan atau nabi palsu yaitu dengan menilai :
1.
Apakah pekabaran yang
dia bawakan serasi dengan Alkitab atau tidak ? Yesaya 8 : 20, ”Siapa yang tidak
berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar”.
Pekabaran nabi tidak boleh bertentangan dengan pekabaran nabi sebelumnya / Alkitab.
Bila bertentangan maka kita bisa mengambil kesimpulan roh yang memberikan ilham
adalah roh yang berbeda (palsu).
2.
Apakah ramalannya menjadi kenyataan atau tidak ? (Ulangan 18 : 21,22
Yeremia 28 : 9) Kecuali nubuatan bersyarat atau bila janji penghukuman bila
tidak bertobat seperti kasus Ninewe maka nubuatan yang disampaikan nabi
haruslah digenapi dan bila tidak digenapi maka kita bisa mengambil kesimpulan
bahwa itu bukan berasal dari Allah. Kita harus berhati-hati juga dengan hal ini
karena ada juga yang meramal dan kebetulan ramalannya terjadi, sang peramal
belum tentu mendapat ilham dari Tuhan, perhatikan ”ujian” yang lain.
3.
Apakah dia mengakui
Yesus Kristus datangnya dari Allah atau tidak ?. Bila dia tidak mengakui Yesus
sebagai oknum yang menjelma dari Allah maka kita bisa mengambil kesimpulan
bahwa roh yang datang kepadanya bukan berasal dari Allah yang benar. (1 Yohanes
4 : 2,3).
4.
Apakah nabi itu
mendatangkan buah yang baik ataukah yang buruk ? Pohon yang baik tidak mungkin
menghasilkan buah yang tidak baik (Matius 7 : 18 – 20). Hal ini memang sangat
berat sebagai ujian seorang nabi. Ini bukan mengandung arti bahwa seorang nabi
seorang yang mutlak sempurna karena Alkitab juga mengatakan bahwa Elia juga
sebagai manusia yang biasa sama seperti kita (Yakobus 5 : 17) tetapi
kehidupannya haruslah ditandai dengan buah-buah Roh dan bukannya karena
perbuatan jasmani (Galatia 5 : 19 – 23
Menjadi seorang nabi adalah
seorang yang dipilih oleh Tuhan dan bukan oleh manusia dan memang adalah sangat
sulit untuk menjadi seorang nabi. Tuhan yang memilih, kita yang menilai dan
bila kita mengetahui bahwa benar dia berasal dari Allah maka kita wajib untuk
mendengarkan dan melakukan yang di amarkan Allah pada kita. 2 Tawarik 20 : 20.. ***
0 komentar:
Posting Komentar