BAIT Ministry

Senin, 04 September 2023

Karena KASIH KARUNIA Kamu Diselamatkan Oleh IMAN

 
Karena KASIH KARUNIA Kamu Diselamatkan Oleh IMAN

 

 

Pada suatu Sabat, pendeta jemaat Savannah ketika itu, Pdt. Bob Wint dalam khotbahnya bertanya kepada jemaat, “apakah ada orang benar di bumi ini”. Jemaatpun sontak menggeleng dan menjawab “Hanya Yesus yang benar”. Tetapi, pendeta melontarkan jawaban menarik: “Ada”. Jemaatpun terkejut. Dirinya menyatakan bahwa diri sendirilah yang selalu benar. Tentu saja jawaban tidak terduga ini diucapkan sambil tersenyum, menandakan sebuah ironi. Ya, kenyataannya, di banyak kesempatan, kita sering menempatkan diri sendiri yang paling benar. Dalam urusan keselamatanpun, manusia sering menganggap dirinya mampu mendapatkan keselamatan menurut caranya sendiri. Ketika kita terjebak dalam pemahaman tentang kebenaran diri sendiri, berharap pada kekuatan sendiri, maka saat itulah kita kehilangan pandangan kepada Juruselamat sebagai satu-satunya kebenaran. Kita akan binasa bila tidak segera memandang Juruselamat.

 

Petrus mendapat kesempatan berjalan di atas air ketika dia meminta kepada Kristus, “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepadaMu berjalan di atas air”. Kata Yesus, “Datanglah” (Matius 14:28-29). Dengan iman dia melangkahkan kaki keluar dari perahu. Dia memandang kepada Yesus dan berjalan di air.

 

Dalam kejadian ini, ada peristiwa alam yang terjadi, yakni angin bertiup. Di belakang Petrus, sekumpulan murid sedang menyaksikan. Lalu, dia tenggelam. Mengapa? Karena dia berpaling dari Yesus yang tetap ada di depannya.

 

Tindakan lanjutan dari berpaling dari Yesus adalah melihat alam sekitar dan kepada diri sendiri. Ketika itulah ketakutan dan kecemasan yang ada dalam diri mulai menenggelamkannya hingga hampir binasa. Hanyalah ketika dia meminta tolong,  ”Tuhan, tolonglah aku”, maka pertolongan itu datang. Lalu Yesus berkata, “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah. Tangan Yesuslah yang membebaskan Petrus dari kematian. Bagian Petrus hanyalah kembali memandang dan berharap kepada Yesus.

 

Dalam mengarungi samudera kehidupan, begitu sering peristiwa alam dan lingkungan mengambil perhatian kita dari Juruselamat. Seperti Petrus, kita pasti tenggelam. Kita akan terjebak ke lautan ketakutan, kecemasan bahkan keputusasaan dan terperosok dalam lumpur dosa. Hanyalah ketika kita memandang Yesus, memohon pertolonganNya, kita bisa ditarik keluar dari lumpur dosa yang mematikan.  Bagian kita hanyalah mulai memandang kepadaNya dan tetap memandangNya, dan Dia sendiri yang akan mengangkat kita dan menyelamatkan kita. Inilah iman itu. Iman tidak menyelamatkan tetapi menjadi bagian dalam proses keselamatan. 

 

Saat iman kita nyata, kita memandang terus menerus kepada Yesus, maka bagian Kristuslah yang akan mulai menyelamatkan. Dia akan masuk ke hati kita, menyucikan pikiran dari dosa-dosa kesayangan atau dosa-dosa terselubung yang mungkin tidak kita sadari.

 

Memandang kepada Yesus berarti merelakan diri ini untuk dibentuk menjadi suci terus menerus. Proses ini bisa saja melewati api penyucian yang menyakitkan, sama seperti emas ketika ditempa di dapur pemurnian oleh karena kita harus membuang keinginan diri atau sangkal diri dan memikul salib. Tetapi Yesus akan bekerja untuk itu karena tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Allah. Selama kita tetap memandang Dia, keselamatan itu pasti.

 

Inilah proses keselamatan itu, yakni Yesus yang bekerja untuk menyucikan kita dari dosa ketika kita telah melakukan bagian kita, yakni memandang padaNya dengan iman: percaya kepadaNya dan setia. Tuhan memberkati kita sekalian.

 

Ellen Manueke


0 komentar:

Posting Komentar