BAIT Ministry

Senin, 04 September 2023

Menghalau Kesepian

 

MENGHALAU  KESEPIAN

Oleh: Pdt. DR. Moldy Ruddy Mambu


Pernakah anda merasa sepi ditengah Mega Mall atau merasa sendirian di Taman Kesatuan Bangsa, jantung kota Manado?  Atau anda merasakan pengalaman duduk merenung sambil pikiran menerawang lalu terasa ada himpitan berat menindih karena ditinggalkan?  Benar mengalami kesepian, perasaan berada seorang diri adalah  karena tidak mendapat kasih sayang maupun penghargaan. 

 

Kesepian membuat orang merasakan kekosongan jiwa sehingga sulit berkomunikasi dengan orang lain.  Berbagai perasaan sedih, putus asa, gelisah, kuatir, keinginan untuk dikasihi atau disayangi menjadi begitu kuat sehingga akan merasa “sendiri” walau berada ditengah keramaian.  Lebih parah kalau ada perasaan ditolak atau ditinggalkan.

 

Banyak sahabat yang menghindar dari kesepian oleh kumpul-kumpul sabil makan, bayarnya masing-masing.  Ada yang untuk melawan kesendirian oleh mengajak para sahabat bepergian sambil menyediakan transportasi dan akomodasi. Yang penting boleh jalan bareng ditempat wisata, boleh bercanda sambil tamasya.  Hasilnya adalah kebersamaan, sudah olahraga  jalan kaki dan terutama jadi capek, gampang tidur dan kesepian menghilang sendirinya. Menyibukkan diri pada berbagai kegiatan sosial akan banyak menolong.   “Lonely” dapat terjadi kepada siapa saja tua dan muda.  Komunikasi melalui WA, SMS, chatting dan telepon akan menolong keluar dari masalah ini.

 

Berada seorang diri adalah suatu keadaan yang sulit.  Sejak penciptaan, Tuhan telah melihat bahwa sendirian saja itu tidak baik. Masalah kesepian inilah yang pertama diakui Tuhan sehingga Hawa dijadikan.  “Tuhan Allah berfirman:  Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.  Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia”.(Kejadian 2:18).  Kalau Adam sendirian saja bukan tidak mungkin dia akan merasakan sulitnya kesepian itu,  karena tidak ada penolong untuk berbagi kebahagiaan, buat mengurai  persoalan, tidak ada koreksi  apalagi menerima apresiasi.

 

Disebuah Jemaat besar, anggotanya ratusan orang, acara berlangsung lancar dan hikmat.  Sabat itu istimewa karena penutupan acara KKR.  Setelah acara baptisan berlangsung lalu penerimaan keanggotaan baru dihadapkan kepada Jemaat.  Semua anggota bersukacita namun kadang ada satu hal yang lepas dari pengamatan tua-tua jemaat.  Anggota yang baru dibaptis ini adalah jiwa baru yang bagai adik bayi didalam jemaat.  Adakah kita peduli padanya supaya jangan kesepian dalam Gereja?  Dia perlu perawatan karena masih bayi yang kecil, perlu perhatian dan kepedulian. Dia butuh komunikasi untuk menyampaikan pengalaman rohani yang baru dialaminya disuatu tempat yang berbeda dengan yang sebelumnya.  Kita mesti catat HP nya, ajak dia ke kumpulan BWA, Rumah Tangga, acara  pemuda, piknik dll.  Jadikan dia betah dengan komunitasnya yang baru sehingga dia tidak akan merasa kesepian.

 

Sering kita terlalu sibuk sehingga  abai dalam menangani mereka  yang baru menerima kebenaran Kristus.  Tidak heran banyak kita mendengar ada orang yang meninggalkan gereja dengan sebab utama adalah, kesepian, sebab tidak ada yang memperhatikan dia.

 

Ketika Yesus dicecar pertanyaan menjebak penguasa Roma Pontius Pilatus semuanya dijawab dengan jitu. 

Di Gedung pengadilan oleh serdadu-serdadu wali negeri Yesus dipakaikan jubah ungu, memakaikan makota duri, meludahi dan mengoloknya, Yesus tidak menjawab satu katapun.

Melalui jalan Via Dolorosa memikul salib yang berat, terjatuh, dicambuk, Yesus tegar menjalaninya.

Di puncak bukit Golgota yang artinya tempat tengkorak serdadu memberi air anggur bercampur empedu, mengolok dan mencela-Nya, semua itu ditanggung Nya dalam diam.  Namun pada penghujung kehidupannya di kayu salib bukan penderitaan  amat hebat dan berat  yang  dikeluhkan namun Yesus mengeluh karena merasa kesepian.  (Matius 27:46).

 

Kesepian datang menggoda?  Kita harus jadi pemenang  melalui persekutuan dengan Tuhan yang saling mengasihi (Yohanis 13:35); saling memikirkan kesejahteraan (Kisah 2:44-45); saling menasehati dan menghibur (Kolose 3:16; 2 Timotius 4:2).

 




0 komentar:

Posting Komentar