BAIT Ministry

Sabtu, 09 September 2023

Bintang Yang Berbeda

 

Pemandangan langit malam mempunyai daya tarik yang mempesona bagi manusia sejak masa prasejarah bahkan sampai saat ini. Dalam Alkitab Raja Daud mengungkapkan dalam Mazmur 8 akan keheranannya kepada Tuhan Sang Pencipta yang mempunyai kekuasaan menciptakan Bintang dan Bulan tetapi mengingat bahkan mengindahkan Manusia seperti dirinya. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? (Maz 8 : 4,5).

 Jauh sebelum Galileo menemukan Teleskop pada tahun 1610, ilmu astronomi sudah cukup berkembang pesat dan banyak digunakan untuk kebutuhan manusia saat itu

(Navigasi, perhitungan tahun, dll) sejak Masa Kerajaan Yunani kemudian Roma, kendatipun observasi langit malam hanya mengandalkan mata manusia. Ketika

memperhatikan Bintang (pada waktu itu semua objek malam selain bulan disebut bintang) "astronom Masa lampau" memperhatikan bahwa ada sedikit bintang yang tidak seperti ribuan bintang lainnya.

Bintang-bintang ini tidak bisa dijadikan bagian dari "Rasi bintang" (konstelasi sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang ini tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok.Contoh :

Aquarius, Libra, Aries, Orion, Gemini ,Pegasus, dll) karena Pola gerakannya berubah-ubah tidak seperti bintang pada umumnya. pada masa itu ada 4 bintang yang  termasuk "Bintang Berbeda" yaitu nama-namanya : Merkurius, Venus, Mars, dan Jupiter. Saturnus. Akhirnya sains modern mengetahui bahwa Bintang yang berbeda tersebut adalah Planet yang seperti Bumi, bergerak mengelilingi matahari yang membuat pola gerakannya sangat berbeda dengan bintang-bintang.

Setiap saat dalam hati, kita harus memilih kepada siapa kita memihak, sesuai "pekabaran Malaikat yang pertama" dalam Wah. 14 : 7  "dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." Pilihanya jelas ada dua yaitu Menyembah Allah atau dilain sisi Tidak Perlu Menyembah. Mengapa harus menyembah Allah? ayat Alkitab tadi jelas menyebut alasannya yaitu  TUHAN-lah yang adalah pencipta, sedangkan pilihan yang lain tentu saja tidak percaya kalau kita diciptakan Tuhan.

Konsep berpikir (mindset) mempercayai bahwa semua alam semesta diciptakan TUHAN sehingga kita manusia harus menyembah dan memuliakanNYA, saat ini makin tidak populer di dunia. Bahkan survey-survey terbaru menyebutkan bahwa Agama yang terbesar saat ini  adalah "tidak beragama." Bahkan Konsep berpikir tidak percaya Tuhan adalah Pencipta telah merasuk kepada manusia-manusia yang adalah pemeluk agama, termasuk yang mengaku/terdaftar sebagai anggota Umat yang sisa.

Saudara-saudara pembaca sekalian yang memilih percaya dengan konsep berpikir (mindset) bahwa semua alam semesta diciptakan TUHAN sehingga kita manusia harus menyembah dan memuliakanNYA, anda bagaikan Planet yang jauh berbeda pergerakannya dibandingkan bintang-bintang pada umumnya di langit Malam, seperti yang dijelaskan di bagian awal tulisan ini. Karena faktanya konsep berpikir akan berbuah perilaku "Where the Mind Goes, the Body Follows." Roma  12:2 mengatakan : "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." sehingga kesimpulannya: manusia yang Percaya Tuhan Adalah Pencipta, manusia yang menjawab Panggilan Malaikat yang pertama dengan jawaban "YA saya akan menyembah dan Memuliakan TUHAN" pastilah perilakunya, berbeda dengan "manusia dunia." Menjadi unik adalah Tanda bahwa kita adalah Penyembah Allah. batu uji keunikan ini yaitu tindakan-tindakan yang sesuai dengan perintah Tuhan sama seperti dikatakan Yesus sendiri dalam Yohanes  14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."

Umat Allah yang sisa (yang benar-benar sejati) harus senantiasa menanyakan pertanyaan dalam hatinya pada saat hendak mengambil keputusan yang paling terkecilpun : "Kalau Tuhan Yesus yang berada di posisi saya saat ini, apa yang akan dilakukanNYa?"

Menggunakan contoh yang paling sederhana : Ketika berada di jalan yang macet dan kita sebagai  pengendara mobil melihat dari lorong depan sebelah kiri ada mobil lain yang kesulitan untuk menembus padatnya antrian  di jalur lurus, dan semua mobil didepan tidak mau "memberi jalan." kemudian tibalah giliran kita. Apa yang akan kita lakukan? apakah sama seperti "manusia dunia" yang egois dan masa bodoh dengan tidak juga mau memberi jalan. Ataukah kita adalah sopir yang termasuk "bintang yang berbeda" yang mau mengasihi sesama Manusia sehingga mau berhenti sejenak mempersilahkan mobil yang lain tadi masuk mendahului mobil kita. "Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" Matius  22:39.

Menggunakan contoh yang lebih kompleks : ketika kita dipercayakan Tuhan menjadi Penguasa dalam sebuah Lembaga (apalagi lembaga-lembaga yang berlabel "milik TUHAN") Apakah kita termasuk "koruptor" yang sama seperti "manusia dunia" pada umumnya : menggunakan kekuasaan tersebut untuk kepentingan-kepentingan pribadi (KPK menyebut potensi kerugian Negara Indonesia Rp 200 triliun pada 2019). Ataukah kita termasuk penguasa yang tergabung dalam "bintang yang berbeda" yang

senantiasa membuat keputusan dan kebijakan yang adil dan sesuai Perintah Tuhan. "Sungguhkah kamu memberi keputusan yang adil, hai para penguasa? ..." Mazmur  58:2

 Semoga kita semua bisa selalu menjadi "bintang yang berbeda" Semoga bisa menguatkan bagi saudara-saudara seiman para "bintang-bintang yang berbeda".

 

Referensi :

https://kumparan.com/@kumparanstyle/agama-baru-penduduk-bumi-tak-beragama 

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46728691


0 komentar:

Posting Komentar