BAIT Ministry

Senin, 04 September 2023

Yerobeam, Abdi Allah & Nabi Tua



Tokoh pertama: Raja Yerobeam

Raja Yerobean ditempatkan di atas takhta oleh sepuluh suku Israel yang telah memberontak terhadap keturunan Daud atas restu Tuhan. (Baca 1 Raja 11:28-31). Yerobeam adalah mantan pelayan Salomo. Ellen White menjelaskan “Di bawah pemerintahan Salomo, dia (Yerobeam) telah menunjukkan keterampilan dan mempunyai pertimbangan yang baik dan pengetahuan yang diperolanya selama bertahun-tahun mengabadi dengan kesetiaan menjadikan dia pantas untuk memerintah dengan bijaksana. Tetapi Yerobeam tidak berhasil menjadikan Allah sebagai tempat bergantungnya.” (Alfa Omega, Jilid 3, hal. 81).

 

Yerobeam seharusnya berada dalam posisi untuk mewujudkan reformasi yang bijaksana, baik dalam urusan sipil maupun agama. Nabi Ahia yang mengurapi Yerobeam menjadi raja sudah berpesan kepadanya dalam 1 Raja 11:38 “Dan jika engkau mendengarkan segala yang Kuperintahkan kepadamu dan hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan apa yang benar di mata-Ku dengan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku seperti yang telah dilakukan oleh hamba-Ku Daud, maka Aku akan menyertai engkau dan Aku akan membangunkan bagimu suatu keluarga yang teguh seperti yang Kubangunkan bagi Daud, dan Aku akan memberikan orang Israel kepadamu.

 

Di dalam 1 Raja 12: 26-31 Firman Tuhan mencatat apa yang dipikirkan oleh Yerobeam yang diwujudkan kepada apa yang dilakukannya. Perhatian ayat 26-32 Maka berkatalah Yerobeam dalam hatinya: "Kini mungkin kerajaan itu kembali kepada keluarga Daud. 27 Jika bangsa itu pergi mempersembahkan korban sembelihan di rumah TUHAN di Yerusalem, maka tentulah hati bangsa ini akan berbalik kepada tuan mereka, yaitu Rehabeam, raja Yehuda, kemudian mereka akan membunuh aku dan akan kembali kepada Rehabeam, raja Yehuda." 28 Sesudah menimbang-nimbang, maka raja membuat dua anak lembu jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka: "Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir." 29 Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain ditempatkannya di Dan. 30 Maka hal itu menyebabkan orang berdosa, sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan menyembah patung yang lain. 31 Ia membuat juga kuil-kuil di atas bukit-bukit pengorbanan, dan mengangkat imam-imam dari kalangan rakyat yang bukan dari bani Lewi. 32 Kemudian Yerobeam menentukan suatu hari raya pada hari yang kelima belas bulan kedelapan, sama seperti hari raya yang di Yehuda, dan ia sendiri naik tangga mezbah itu. Begitulah dibuatnya di Betel, yakni ia mempersembahkan korban kepada anak-anak lembu yang telah dibuatnya itu, dan ia menugaskan di Betel imam-imam bukit pengorbanan yang telah diangkatnya.

 

Tiga pelajaran dari kehidupan Yerobeam:

1.      Ambisi pribadi akan menutup mata terhadap nasihat surga. Yerobeam memerintahkan untuk menangkap nabi yang datang untuk menegurnya. (1 Raja 13:4)

2.      Ambisi pribadi akan menuntun pada strategi untuk mempertahankan posisi.

3.      Ambisi pribadi akan menuntun untuk membuat keputusan dan perintah yang tidak berdasarkan kehendak Tuhan. Yerobeam membuat dua anak lembu jantan terbuat dari emas, untuk menggantikan posisi Allah dan mengangkat pejabat berdasarkan ambisi pribadi bukan berdasarkan nasihat Tuhan. 1 Raja 12:29, 31.

 

Raja Yerobeam menjadi pengingat yang buruk kepada raja-raja yang memerintah kemudian. Kalau raja melakukan hal yang baik dan benar maka frase yang muncul adalah: “melakukan apa yang benar dimata Tuhan seperti yang dilakukan oleh Daud bapa leluhurnya.” Tetapi kalau raja yang jahat, frase yang muncul adalah “dosa Yerobeam bin Nebat yang mengakibatkan orang Israel berdosa.”

 Ellen G. White mengatakan dalam buku Christian Leadership, halaman 21: Para pemimpin bertanggung jawab bukan saja kesalahan tidak kudus yang dilakukan, tetapi juga terhadap kesalahan dari mereka yang mengikuti teladan mereka yang salah. Selanjutnya Ellen White mengatakan di buku yang sama halaman 34, segera pada saat seseorang mulai menggunakan tangan besi terhadap orang lain, segera saat dia mulai berlaku keras dan memaksa manusia sesuai dengan pikirannya sendiri, dia tidak menghormati Allah, dan membayakan jiwanya sendiri, dan jiwa saudara-saudaranya.

 

2 Tawarikh 13:20 “Tuhan memukul dia (Yerobeam), sehingga mati.

 

Tokoh 2: Abdi Allah dari Yehuda

 

Allah menggunakan abdi Allah dari Yehuda, untuk menegur raja Yerobeam yang sedang mengadakan acara peresmian suatu jenis upacara penyembahan baru di Betel. Tidak disebutkan siapa namanya, Alkitab menyebutkan abdi Allah dari Yehuda. Nama dalam hal ini tidak penting yang penting adalah misi yang diemban.

 

Ada tiga larangan Tuhan: tidak boleh makan, tidak boleh minum, pulang mengikuti jalan yang berbeda. Abdi Allah dari Yehuda ini berhasil menolak tawaran raja Yerobeam dalam 1 Raja 13:7 “Marilah Bersama-sama dengan aku ke rumah, segarkanlah badanmu, dan sesudah itu aku hendak memberikan suatu hadiah kepadamu.” Tetapi dia tertipu oleh seorang yang mengaku nabi.

 

Tiga Pelajaran dari Abdi Allah:

 

1. Keberanian untuk menyampaikan pekabaran Allah. Tuhan berjanji untuk memberikan keberanian kepada hambanya, untuk memberikan kesan yang mendalam kepada yang mendengar. “Jurukabar-jurukabar Allah tidak pernah merasa gentar terhadap rupa manusia, karena mereka berdiri dengan tidak goyah demi kebenaran. Selama mereka bergantung pada Allah, mereka tidak perlu takut; sebab Ia yang menyuruh mereka juga mengaruniakan penjagaan yang pasti kepada mereka.” (Alfa Omega jilid 3, hal. 85).

 

2. Setelah menyelesaikan misi dia menjadi lengah, bersantai. Dia seharusnya segera kembali ke Judea tanpa berlambat. Nabiah Tuhan selanjutnya menjelaskan dalam Alfa Omega jilid 3, hal. 85 “Adalah baik bagi nabi itu menuruti rencananya dengan tidak menunggu-nunggu kembai ke Yehuda.” Setelah menyampaikan pekabaran Allah dengan berani, dia merasa bahwa sekarang dia tidak memiliki tekanan lagi. Dia berasumsi bahwa Allah tidak akan bermasalah jika dia bersantai setelah apa yang dia telah lalui. Tetapi pada saat dia bersantai, berdiam dan mempercayai tipuan, harga yang harus dia bayar adalah nyawanya sendiri!

 

3. Mengesampingkan nasihat/Firman Allah. Dia seharusnya bertanya kepada Allah untuk memberikan tuntunan. Pada saat nabi tua membujuk dia untuk mampir di rumahnya yang katanya menurut nasihat Tuhan, seharusnya abdi Allah dari Yehuda bertanya kepada Allah.

 

“Oleh karena nabi yang benar itu membiarkan dirinya untuk mengikuti jalan yang bertentangan dengan tugas yang diamanatkan kepadanya, maka Allah membiarkan hukuman pelanggaran menimpa kepadanya.” (Alfa Omega jilid 3, ha. 85). 1 Raja 13:24 “Orang itu pergi, tetapi di tengah jalan ia diserang seekor singa dan mati diterkam.”

 

Tokoh ketiga: Nabi Tua

Alkitab menyebutnya nabi yang sudah tua. Kemungkinan dia tadinya nabi, tetapi saat itu dia tidak lagi mendapatkan karunia bernubuat. Tuhan tidak lagi berbicara kepadanya. Nabi ini tinggal di Betel, kota yang kemungkinan sudah berkompromi dengan kejahatan. Seharusnya kalau dia nabi yang setia seharusnya dia yang memberikan amaran kepada raja Yerobeam saat menahbiskan suatu bentuk peribadatan baru di Betel. Tetapi nyatanya, Tuhan harus menggunakan abdi Allah dari Yudea untuk memberikan amaran kepada raja Yerobeam. Tiga pelajaran dari nabi tua:

1.      Jangan berdusta. Nabi tua mengaku mendapat pekabaran dari Tuhan, Bahayanya memutar balikkan kebenaran.

2.      Menggunakan pengaruh dengan cara yang salah.

3.      Lebih besar pengaruh kita, lebih tinggi posisi kita, lebih banyak pengalaman kita, lebih tinggi Pendidikan kita, lebih mudah untuk menipu orang lain.

 

Kesimpulan:

Raja Yerobeam dipilih oleh Tuhan, tetapi ambisi pribadi menuntun dia melakukan tindakan-tindakan yang salah.

 Abdi Allah dari Yehuda, berani membawakan pekabaran Allah, tetapi kemudian lengah dan gagal.

 Nabi tua: menggunakan pengaruh, posisi, pengalaman, untuk menipu orang lain.

 “Allah akan menolong kita untuk menang dari berbagai kesalahan jika kita berdoa dan percaya  kepadaNya.” 3 T, 540.


 

0 komentar:

Posting Komentar