Kain dan Habel adalah dua bersaudara dari Adam dan Hawa. Dua
bersaudara ini memiliki Tabiat berbeda, Habel memiliki Roh Kesetiaan kepada
Tuhan sedangkan Kain memanjakan roh pemberontakan dan persungutan.
Fakta tentang Kain “Mereka
mengetahui akan persediaan yang telah diadakan untuk keselamatan manusia, dan
mengerti tata cara persembahan yang telah ditetapkan Allah.” PB1 64.2. “Kain
telah melanggar petunjuk dan perintah Tuhan yang jelas itu, dengan hanya
membawa persembahan buah-buahan. “ PB1 64.3
1. Semua petunjuk keagamaan telah
diberikan, sama-sama datang ke gereja pada hari sabat, sama sama ada Alkitab
dan baca Alkitab
“Habil mengajak
saudaranya untuk menghampiri Allah dengan cara seperti yang telah dijelaskan
Tuhan tetapi bujukan Habil itu hanya membuat kain lebih nekad untuk mengiktui
kemauannya. Sebagai anak sulung ia merasa terlalu tinggi untuk menerima nasihat
saudaranya, diapun menolaknya.” PB1 64.4
“Kain datang ke
hadapan Allah dengan disertai persungutan dan tidak percaya di dalam hatinya sehubungan dengan korban
yang dijanjikan itu dan perlunya persembahan korban itu. Pemberiannya tidak
menyatakan adanya pertobatan akan dosanya. Ia merasa sebagaimana banyak orang
sekarang ini, bahwa adalah merupakan satu kelemahan untuk mengikuti dengan
seksama akan rencana yang telah digariskan oleh tuhan, untuk mempercayakan
keselamatan itu dengan sepenuhnya kepada kepada penebusan Juruselamat yang
telah dijanjikan. Ia memilih bergantung kepada dirinya sendiri. Ia mau
mengandalkan jasa baiknya sendiri,... dan ia mengharapkan untuk memperoleh
persetujuan ilahi.” PB1 65.1
2. Terlalu bergantung kepada diri sendiri,
terlalu percaya diri. Menganggap saya bisa, saya mampu, tanpa pertolonngan
orang lain, apalagi Tuhan.
“Sehubungan dengan
kelahiran mereka dan petunjuk-petunjuk keagamaan yang mereka terima, kedua
bersaudara ini adalah sama. Kedua-duanya adalah orang berdosa. Kedua-duanya
mengakui tuntutan Allah dalam hal perbaktian dan penghormatan. Sampai titik
tertentu agama mereka .kelihatannya sama dari luarnya, tetapi lebih dari itu
perbedaan antara keduanya itu sangatlah besar.” PB1 65.2
Habil datang kepada
Tuhan dengan rendah hati melihat bahwa dirinya sendiri penuh dengan dosa
sementara Kain datang dengan kesombongan melihat dirinya tidak berdosa dan
tidak memerlukan siapa – siapa termasuk Tuhan.
3. Pilihan – Pilihan kehidupan kita setiap hari apakah menuntun kepada
kesempurnaan atau tidak
“Kain mempunyai
kesempatan yang sama untuk belajar dan menerima kebenaran-kebenaran ini
sebagaimana halnya dengan Habel. Ia bukanlah merupakan korban dari satu
tindakan yang sewenang-wenang. Seorang tidak dipilih untuk diterima tuhan dan
yang lain untuk ditolak. Habel memilih iman dan penurutan, Kain memilih tidak
percaya dan pemberontak. Disinilah letak masalahnya.” PB1 66.1
“Pada Waktu Kain
melihat bahwa persembahannya ditolak, ia marah terhadap Tuhan dan Habil, ia
maraha bahwa Tuhan tidak menerima usaha manusia sebagai pengganti korbah yang
telah ditetapkan oleh ilahri, ia marah terhadap saudaranya karena telah memilih
untuk mneurut Allah gantinya bergabung dalam pemberotak kepada Tuhan.” PB1 67.2
Seringkali kita
diajak berdosa oleh saudara seiman kita, seringkali kita dipengaruhi orang lain
untuk membenci seseorang, seringkali bibit kebencian sengaja dibuat bagi orang
lain, sehingga sering kita melihat tiba-tiba saja orang menjadi tidak baik dengan
kita karena termakan pengaruh jahat yang dihembuskan orang lain karena iri dan
tidak senang dengan kita. Orang itu bersalah dan orang yang mempengaruhinya
akan mendapat akibat dari Tuhan.
1 Yohanes 3:12 “Karena perbuatannya jahat dan perbuatan saudaranya adalah benar.”
Kesimpulan :
“Kain dan Habil
menggambarkan dua golongan yang akan ada di dalam dunia ini sampai kesudahan
zaman. Satu golongan akan berharap kepada korbah yang telah ditentukan bagi
dosa, yang lainnya sengaja bergantung kepada jasa baik diri mereka.
Hanya melalui jasa – jasa Yesus bahwa pelanggaran-pelanggaran kita dapat diampuni.
Golongan orang yang berbakti dengan mengikuti teladan kain mencakup jumlah yang lebih besar di dalam dunia ini, oleh karena hampiur setiap agama palsu didasarkan atas prinsip yang sama, bahwa manusia dapat bergantung atas usahanya sendiri untuk mendapat keselamatan. Diakui oleh banyak orang bahwa umat manusia membutuhkan bukan penebusan, melainkan perkembangan bahwa itu dapat menghaluskan, meninggihkan dan membaharui diri sendiri. PB1 66.3
“Iman yang benar yang bergantung sepenuhnya kepada Kristus, akan dinyatakan melalui penurutan kepada semua tuntutan-tuntutan Allah, mulai dari zaman Adam sampai sekarang ini pertarungan yang besar itu menyangkut penuturan terhadap hukum Allah. PB 1 67.1
0 komentar:
Posting Komentar