BAIT Ministry

Senin, 04 September 2023

Uang atau Hati Yang Diberikan ?

 
Uang atau Hati Yang Diberikan ?
Pdt. Dr. Moldy Mambu


Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persem-bahan dan  memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang kedalam peti itu.  Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.  Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.  Maka dipanggil Nya murid-murid Nya dan berkata kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang  kedalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahan-nya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkah-nya.” (Markus 12:41-43).

 

Menarik kisah yang ditulis dalam Injil Markus diperjanjian baru mengenai lapuran pandangan mata dengan setting sebuah rumah ibadah dengan rombongan Yesus serta muridnya.  Berada di pintu masuk rumah ibadah, Yesus dan murid-murid duduk memper-hatikan setiap pengunjung yang datang berbakti.  Di depan pintu masuk diletakkan  sebuah peti persembahan dimana pengun-jung memasukkan pemberiannya.  Yesus memperhatikan satu persatu tangan yang diulur bersama jumlah pesembahan dan mencermati korelasi antara jumlah persembahan, ketulusan serta semangat berbakti melalui tarikan wajah mereka. Disana jemaat berdatangan lalu muncul seorang kaya memberi persem-bahan disusul seorang janda miskin yang seperti malu dilihat orang ketika menjatuhkan persembahannya.

 

Di jaman itu uang kertas belum digunakan sehingga bunyi gemerincing yang keras dan lama akan terdengar bilamana orang kaya menjatuhkan persem-bahannya.  Setelah bunyi yang panjang selesai maka orang akan melihat si pemberi berjalan masuk, dengan kepala diangkat.  Dibanding dengan si janda yang persembahannya hanya berden-ting kecil dua kali nyaris tidak kedengaran.  Tapi apa yang dilihat manusia beda dengan yang dinilai Yesus. Dimata Yesus persem-bahan perempuan janda miskin ini lebih banyak (lebih bernilai) daripada persembahan semua orang yang dimasukkan dalam peti persembahan ketika itu. Hal ini disebakan sang janda bukan memberi dari kelimpahannya tapi dari kekurangannya.

 

 Suatu pemberian bukan hanya menyangkut jumlah maupun nilai namun terkait pula dengan motif, kwalitas dan kerelaan.  Sehu-bungan dengan janda miskin ini, pemberiannya adalah sebuah ibadah yang didorong oleh rasa syukur.  Pemberiannya itu adalah sesuatu yang direncanakan sehingga kalau terlupa maka akan terasa ada yang kurang dan belum dilakukan.  Selanjutnya ketika tangan melepas persem-bahan maupun perpuluhan di pundi maka jalaran berkat akan terasa mengalir ke hati  memuaskan sanubari yang berserah.  Persembahan adalah pemberian yang merupakan ungkapan terimakasih kepada Tuhan sedangkan perpuluhan adalah mengembalikan kepada  sesuatu yang adalah milikNya. 

 

Dasar Alkitabiah untuk pengem-balian persepuluhan dan persem-bahan dapat ditemukan dalam referensi berikut: Im. 27:30; Mal. 33-12; Mat. 23:23; 1 Kor. 9:9-14; 2 Kor. 9:6-15. Perhatikan juga kutipan berikut ini dari Roh Nubuat:

 "Sistem persepuluhan dan persembahan ini dimaksudkan untuk mengingatkan satu kebenaran besar kepada pikiran mereka bahwa Allah adalah sumber dari segala berkat kepada mahkluk-mahkluk dan kepada-Nyalah rasa syukur manusia harus disampaikan atas segala pemberian-pemberian yang baik dari pemeliharaan-Nya."-Alfa dan Omega, jld. 2, hlm. 140.

 

Tiap anggota jemaat harus diajar untuk setia dalam mengem-balikan persepuluhan dengan tulus."-Testimonies, jld. 9, hlm. 251. "lni bukanlah permintaan manusia; ini adalah petunjuk Allah, melalui mana pekerjaan-Nya dapat disokong dan dijalankan di dunia .... Tidak seorang pun dapat mengizinkan dirinya untuk tidak mengem-balikan persepuluhan dan persembahan kepada Tuhan."-Testimonies to Ministers, hlm. 307.

 

Perpuluhan adalah sakral yang penggunaannya diatur dengan teliti (1 Kor 9:7-14; CS 65-79; AA 335-337). Itu sebabnya uang perpuluhan yang diterima oleh Bendahara Jemaat dari seluruh anggota Jemaat harus dikirim ke Kantor Daerah seluruhnya untuk maksud yang ditentukan. Dapatkah Jemaat yang lagi membangun mengambil uang perpuluhan untuk pembangunan, membeli kendaraan, membayar hutang di bank?  Jawabnya jelas yaitu tidak.  Roh nubuat memberi pencerahan bahwa  “The tithe is to be used for one purpose—to sustain the ministers whom the Lord has appointed to do His work. It is to be used to support those who speak the words of life to the people, and carry the burden of the flock of God.”—Ellen G White, Manuscript 82, 1904.

 

Uang persepuluhan pengelolaan-nya bukan berada di Jemaat.  Pembiayaan perongkosan di Jemaat sudah diatur meng-gunakan kas gereja demikian juga dengan departemen yang ada di Jemaat.  Persentasi keuangan terpadu dibagi menurut porsi anggaran masing-masing depar-temen.  Keuangan pembiayaan pendidikan / sekolah disokong oleh uang sekolah, subsidi organisasi dan persembahan pendidikan.  Itu sebabnya sejum-lah persembahan dan persepu-luhan diatur untuk digunakan menurut aturan yang pengelo-laannya terdapat di Konferens/Misi, Uni, Divisi dan GC.

 

Walaupun proyek evangelisasi menjadi kebutuhan mendesak di Jemaat namun penggunaan uang persepuluhan wewenangnya berada di “store house” – Rumah Perbendaharaan yaitu dikantor Konferens atau Kantor Daerah.  Adalah suatu kekeliruan bilamana kita langsung membiayai proyek KKR ataupun membayar gaji PS/TSPM/Pendeta dari uang perpuluhan yang seharusnya dikirim.  Banyak kali kita mendengar adanya pendeta muda yang dibiayai oleh jemaat namun itu mutlak bukan dari uang perpuluhan.  Fondsnya boleh datang dari donasi maupun keuangan jemaat.  Bendahara Jemaat / Jemaat tidak berada dalam kapasitas untuk mengatur uang perpuluhan karena itu adalah wewenang Konferens/ Daerah. “Only conference/ mission/ field organizations are authorized to make allocations from tithe funds. The tithe is the Lord’s and should be returned to the storehouse, the conference/ mission/field treasury. “Bring ye all the tithes into the storehouse, that there may be meat in mine house, and prove me now herewith, saith the Lord of hosts, if I will not open you the windows of heaven, and pour you out a blessing, that there shall not be room enough to receive it” (Mal 3:10). “The tithe is sacred, reserved by God for Himself. It is to be brought into His treasury to be used to sustain the gospel laborers in their work.”—Gospel Workers,p 226.

 

Anggota gereja yang baru bergabung sangat perlu diman-tapkan mengenai doktrin perse-puluhan.  Dibanyak tempat seseo-rang yang akan diterima menjadi anggota jemaat baik melalui pindahan ataupun baptisan harus lebih dahulu menunjukkan kesetiaan dalam soal persepu-luhan.  Walaupun Persepuluhan bukanlah sebuah ujian untuk keanggotaan namun setiap pemimpin perlu menjadi teladan dalam mengembalikan persepu-luhan.  Sangat janggal bilamana seorang yang menjadi tua-tua jemaat lalu tidak setia dalam soal perpuluhan karena bagaimanakah dia akan menjadi panutan dijemaat?  Seorang pemimpin jemaat yang melalaikan persepuluhan maka ia akan kehilangan kuasa untuk berbicara mengenai penatalayanan.  Keadaan setiap anggota jemaat harus diketahui dengan teliti oleh pendeta Jemaat untuk kepen-tingan pemilihan pegawai Jemaat. 

Banyak kali kita menerima surat maupun himbauan untuk mengirimkan uang persepuluhan ke daerah tertentu yang lagi kekurangan dana.  Kadang pula yang memohon adalah dari tempat asal kita  dimana dulu kita telah dibesarkan.  Ketika dulu kita sekolah di SD/SMP/SMA,  jemaat setempat yang memberi subsidy bersama daerah kepada gaji guru dan  untuk kelangsungan institusi. Juga ketika di Perguruan Tinggi dulu dari konferens/daerah pulalah yang menyokong dengan berbagai cara agar semuanya berjalan maju.  Kemudian setelah tamat merantau kenegeri orang dan memberi persepuluhan ditempat itu.  Maaf kata, tempat baru itulah yang mendapat buahnya padahal dulu tidak ikut menanam, memberi pupuk dan membesarkan, ketika dulu kita berada sejak di pendidikan dasar dan selanjutnya sampai selesai. 

 

Namun policy dalam peraturan Jemaat mengatakan bahwa “Persepuluhan adalah milik Tuhan dan harus dibawa sebagai suatu tindakan perbaktian ke dalam perbendaharaan konferens/ daerah melalui jemaat di mana keanggotaan seseorang berada. (Peraturan Jemaat hal. 164 – Edisi ke 17). Walaupun ada banyak kebutuhan keuangan yang terjadi namun Tuhan mempunyai banyak cara untuk mencukupkan kebu-tuhan ladang Nya.

 

Persembahan dan Persepuluhan adalah milik Tuhan yang peng-gunaannya sudah diatur melalui petunjuk Firman Tuhan dan Roh Nubuat.  Melalui sarana pembe-rian ini maka berkat akan dicurahkan dari tingkap-tingkap langit kepada seluruh anggota jemaat sehingga kita akan berkelimpahan kekayaan badani terlebih rohani yang nanti  akan disempurnakan dalam kerajaan Surga.

 

Bila kita sudah memberikan hati kita untuk Tuhan maka waktu, uang dan talenta lainnya akan  mengikuti.  Selanjutnya menda-pat berkat seperti Perempuan janda yang telah lebih dahulu memberikan seluruh kehidupan-nya kepada Tuhan.


0 komentar:

Posting Komentar