|
Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persem-bahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak
memasukkan uang kedalam peti itu. Banyak
orang kaya memberi jumlah yang besar.
Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser,
yaitu satu duit. Maka dipanggil Nya
murid-murid Nya dan berkata kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan
uang kedalam peti persembahan. Sebab
mereka semua memberi dari kelimpahan-nya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya,
semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkah-nya.” (Markus 12:41-43).
Menarik kisah yang ditulis dalam Injil Markus
diperjanjian baru mengenai lapuran pandangan mata dengan setting sebuah rumah
ibadah dengan rombongan Yesus serta muridnya.
Berada di pintu masuk rumah ibadah, Yesus dan murid-murid duduk memper-hatikan setiap
pengunjung yang datang berbakti. Di
depan pintu masuk diletakkan sebuah peti
persembahan dimana pengun-jung memasukkan pemberiannya.
Yesus memperhatikan satu persatu tangan yang diulur bersama jumlah
pesembahan dan mencermati korelasi antara jumlah persembahan, ketulusan serta
semangat berbakti melalui tarikan wajah mereka. Disana jemaat berdatangan lalu
muncul seorang kaya memberi persem-bahan disusul seorang janda miskin yang seperti
malu dilihat orang ketika menjatuhkan persembahannya.
Di jaman itu uang kertas belum digunakan sehingga
bunyi gemerincing yang keras dan lama akan terdengar bilamana orang kaya
menjatuhkan persem-bahannya. Setelah bunyi yang
panjang selesai maka orang akan melihat si pemberi berjalan masuk, dengan
kepala diangkat. Dibanding dengan si
janda yang persembahannya hanya berden-ting kecil dua kali nyaris tidak kedengaran. Tapi apa yang dilihat manusia beda dengan
yang dinilai Yesus. Dimata Yesus persem-bahan perempuan janda miskin ini lebih banyak
(lebih bernilai) daripada persembahan semua orang yang dimasukkan dalam peti
persembahan ketika itu. Hal ini disebakan sang janda bukan memberi dari
kelimpahannya tapi dari kekurangannya.
Suatu pemberian
bukan hanya menyangkut jumlah maupun nilai namun terkait pula dengan motif,
kwalitas dan kerelaan. Sehu-bungan dengan
janda miskin ini, pemberiannya adalah sebuah ibadah yang didorong oleh rasa
syukur. Pemberiannya itu adalah sesuatu
yang direncanakan sehingga kalau terlupa maka akan terasa ada yang kurang dan
belum dilakukan. Selanjutnya ketika
tangan melepas persem-bahan maupun perpuluhan di pundi maka jalaran berkat akan terasa
mengalir ke hati memuaskan sanubari yang
berserah. Persembahan adalah pemberian
yang merupakan ungkapan terimakasih kepada Tuhan sedangkan perpuluhan adalah
mengembalikan kepada sesuatu yang adalah
milikNya.
Dasar Alkitabiah untuk pengem-balian persepuluhan dan
persem-bahan dapat ditemukan dalam referensi berikut: Im. 27:30; Mal.
33-12; Mat. 23:23; 1 Kor. 9:9-14; 2 Kor. 9:6-15. Perhatikan juga kutipan
berikut ini dari Roh Nubuat:
"Sistem
persepuluhan dan persembahan ini dimaksudkan untuk mengingatkan satu kebenaran
besar kepada pikiran mereka bahwa Allah adalah sumber dari segala berkat kepada
mahkluk-mahkluk dan kepada-Nyalah rasa syukur manusia harus disampaikan atas
segala pemberian-pemberian yang baik dari pemeliharaan-Nya."-Alfa dan
Omega, jld. 2, hlm. 140.
Tiap anggota jemaat harus diajar untuk setia dalam
mengem-balikan persepuluhan dengan tulus."-Testimonies, jld. 9, hlm.
251. "lni bukanlah permintaan manusia; ini adalah petunjuk Allah, melalui
mana pekerjaan-Nya dapat disokong dan dijalankan di dunia .... Tidak seorang
pun dapat mengizinkan dirinya untuk tidak mengem-balikan persepuluhan dan
persembahan kepada Tuhan."-Testimonies to Ministers, hlm. 307.
Perpuluhan adalah sakral yang penggunaannya diatur
dengan teliti (1 Kor 9:7-14; CS 65-79; AA 335-337). Itu sebabnya uang
perpuluhan yang diterima oleh Bendahara Jemaat dari seluruh anggota Jemaat
harus dikirim ke Kantor Daerah seluruhnya untuk maksud yang ditentukan.
Dapatkah Jemaat yang lagi membangun mengambil uang perpuluhan untuk
pembangunan, membeli kendaraan, membayar hutang di bank? Jawabnya jelas yaitu tidak. Roh nubuat memberi pencerahan bahwa “The tithe is to be used for one purpose—to
sustain the ministers whom the Lord has appointed to do His work. It is to be
used to support those who speak the words of life to the people, and carry the
burden of the flock of God.”—Ellen G White, Manuscript 82, 1904.
Uang persepuluhan pengelolaan-nya bukan berada di
Jemaat. Pembiayaan perongkosan di Jemaat
sudah diatur meng-gunakan kas gereja demikian juga dengan departemen yang ada di
Jemaat. Persentasi keuangan terpadu
dibagi menurut porsi anggaran masing-masing depar-temen. Keuangan pembiayaan pendidikan / sekolah
disokong oleh uang sekolah, subsidi organisasi dan persembahan pendidikan. Itu sebabnya sejum-lah persembahan dan
persepu-luhan diatur untuk digunakan menurut aturan yang pengelo-laannya terdapat
di Konferens/Misi, Uni, Divisi dan GC.
Walaupun proyek evangelisasi menjadi kebutuhan
mendesak di Jemaat namun penggunaan uang persepuluhan wewenangnya berada di
“store house” – Rumah Perbendaharaan yaitu dikantor Konferens atau Kantor
Daerah. Adalah suatu kekeliruan bilamana
kita langsung membiayai proyek KKR ataupun membayar gaji PS/TSPM/Pendeta dari
uang perpuluhan yang seharusnya dikirim.
Banyak kali kita mendengar adanya pendeta muda yang dibiayai oleh jemaat
namun itu mutlak bukan dari uang perpuluhan.
Fondsnya boleh datang dari donasi maupun keuangan jemaat. Bendahara Jemaat / Jemaat tidak berada dalam
kapasitas untuk mengatur uang perpuluhan karena itu adalah wewenang Konferens/ Daerah. “Only
conference/ mission/ field organizations are authorized to make allocations from tithe
funds. The tithe is the Lord’s and should be returned to the storehouse, the
conference/ mission/field treasury. “Bring ye all the tithes into the
storehouse, that there may be meat in mine house, and prove me now herewith,
saith the Lord of hosts, if I will not open you the windows of heaven, and pour
you out a blessing, that there shall not be room enough to receive it” (Mal
3:10). “The tithe is sacred, reserved by God for Himself. It is to be brought
into His treasury to be used to sustain the gospel laborers in their
work.”—Gospel Workers,p 226.
Anggota gereja yang baru bergabung sangat perlu diman-tapkan mengenai
doktrin perse-puluhan. Dibanyak tempat
seseo-rang yang akan diterima menjadi anggota jemaat baik melalui pindahan
ataupun baptisan harus lebih dahulu menunjukkan kesetiaan dalam soal persepu-luhan. Walaupun Persepuluhan bukanlah sebuah ujian
untuk keanggotaan namun setiap pemimpin perlu menjadi teladan dalam
mengembalikan persepu-luhan. Sangat janggal
bilamana seorang yang menjadi tua-tua jemaat lalu tidak setia dalam soal
perpuluhan karena bagaimanakah dia akan menjadi panutan dijemaat? Seorang pemimpin jemaat yang melalaikan
persepuluhan maka ia akan kehilangan kuasa untuk berbicara mengenai
penatalayanan. Keadaan setiap anggota
jemaat harus diketahui dengan teliti oleh pendeta Jemaat untuk kepen-tingan pemilihan
pegawai Jemaat.
Banyak kali kita menerima surat maupun himbauan untuk
mengirimkan uang persepuluhan ke daerah tertentu yang lagi kekurangan
dana. Kadang pula yang memohon adalah
dari tempat asal kita dimana dulu kita
telah dibesarkan. Ketika dulu kita
sekolah di SD/SMP/SMA, jemaat setempat
yang memberi subsidy bersama daerah kepada gaji guru dan untuk kelangsungan institusi. Juga ketika di
Perguruan Tinggi dulu dari konferens/daerah pulalah yang menyokong dengan
berbagai cara agar semuanya berjalan maju.
Kemudian setelah tamat merantau kenegeri orang dan memberi persepuluhan
ditempat itu. Maaf kata, tempat baru
itulah yang mendapat buahnya padahal dulu tidak ikut menanam, memberi pupuk dan
membesarkan, ketika dulu kita berada sejak di pendidikan dasar dan selanjutnya
sampai selesai.
Namun policy dalam peraturan Jemaat mengatakan bahwa
“Persepuluhan adalah milik Tuhan dan harus dibawa sebagai suatu tindakan
perbaktian ke dalam perbendaharaan konferens/ daerah melalui jemaat di
mana keanggotaan seseorang berada. (Peraturan Jemaat hal. 164 – Edisi ke 17).
Walaupun ada banyak kebutuhan keuangan yang terjadi namun Tuhan mempunyai
banyak cara untuk mencukupkan kebu-tuhan ladang Nya.
Persembahan dan Persepuluhan adalah milik Tuhan yang
peng-gunaannya
sudah diatur melalui petunjuk Firman Tuhan dan Roh Nubuat. Melalui sarana pembe-rian ini maka berkat akan
dicurahkan dari tingkap-tingkap langit kepada seluruh anggota jemaat sehingga
kita akan berkelimpahan kekayaan badani terlebih rohani yang nanti akan disempurnakan dalam kerajaan Surga.
Bila kita sudah memberikan hati kita untuk Tuhan maka
waktu, uang dan talenta lainnya akan
mengikuti. Selanjutnya menda-pat berkat
seperti Perempuan janda yang telah lebih dahulu memberikan seluruh kehidupan-nya kepada Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar